Pesawat survei jenis Cessna yang dinyatakan hilang sejak Jumat pagi, akhirnya ditemukan Minggu malam (26/8) dalam kondisi hancur terbakar.
Seluruh penumpng tewas. Pesawat carteran ini jatuh setelah menabrak gunung. Penemuan pesawat Piper Navajo Chieftain PA 31 sekaligus ditemukan empat awak di dalam pesawat.
Setelah dikumpulkan tim DVI Mabes Polri di lokasi, seluruhnya dinyatakan tewas. “Korban seluruhnya tewas dalam kondisi terbakar,” kata Wakil Kepala Polda Kalimantan Timur, Brigadir Jendral Rusli Nasution di Posko di Bandara Temindung Samarinda, Kalimantan Timur, Ahad malam ( 26/8)
Jendral bintang satu ini menjelaskan seluruh korban sudah dimasukkan kantong mayat. Timnya juga sudah menelusuri anggota tubuh korban.
“Sampai diyakini tidak ada lagi anggota tubuh tertinggal,” katanya.
Keempat korban meninggal akan dievakuasi melalui jalur darat. Korban dirujuk ke Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie, Samarinda.
Pesawat PK-IWH dilaporkan pertama kali ditemukan pada 17.25 WITA. Pesawat dipastikan diketemukan pada pukul 20.45. Minggu malam. Pesawat ditemukan di lereng gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur dengan kemiringan hingga 80 derajat. Pesawat dalam kondisi berantakan diketinggian 1.300 kaki.
Awalnya, keberdaan pesawat tersebut terdeteksi citra satelit milik Singapura pada Jumat siang sekitar pukul 14.00 Wita. Tim SAR memulai pencarian pada titik koordinat terakhir berdasarkan hasil deteksi satelit Singapura tesebut.
Kesulitan menemukan titik koordinat pesawat pesawat akibat tidak berfungsinya ELT (Emergency Locator Transmiiter).
“Berdasarkan informasi yang kami terima dari Basarnas, memang ELT pesawat itu tidak berfungsi. Semestinya, dalam situasi darurat ELT itu memancarkan sinyal sehingga pihak Basarnas menduga alat itu kehabisan baterai,” ungkap Arief Prapto.
Pesawat milik PT Intan Angkasa jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain dengan nomor registrasi PK-IWH yang dicarter oleh Elliot Geophysics International untuk melakukan pemetaan di salah satu area perusahaan tambang batu bara di Kota Bontang, dilaporkan telah kehilangan kontak sejak Jumat sekitar pukul 08.04 Wita.
Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat sekitar pukul 07.51 Wita dan dipastikan hilang pada Jumat sekitar pukul 13. 51 Wita.
Pesawat ini direncanakan terbang selama empat jam dan diperkirakan akan kembali di Bandara Temindung sekitar pukul 12.00 Wita dengan pengisian bahan bakar untuk enam jam,.
Dari Bandara Temindung Samarinda, pesawat itu terbang dengan ketinggian 3.000 kaki selanjutnya saat mendekati area survei di Kota Bontang, pesawat tersebut akan terbang dengan ketinggian 500 kaki. Namun, hanya berselang beberapa menit sejak lepas landas di Bandara Temindung, pesawat tersebut hilang kontak, hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi hancur dan seluruh penumpang tewas.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar