Featured Video

Sabtu, 08 September 2012

Hep Ta Ti, Gampo Lari ka Nan Tinggi




Kok tibo gampo wak lari ka nan lapang, Kok tibo tsunami wak lari ka nan tinggih. Baitu pasan nan disampaikan dek LKAAM. Eh, indak itu pasan BNPB mah…



Ungkapan itu dikatakan dua dubalang, ketika berbincang serius menjelang rapat yang diikutinya bersama Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar malam, sebelumnya di balai-balai adat. Warga banyak hadir.
Percakapan itu jeda sebentar. Diikuti lagi suara deru galembong yang ditabuh bersamaan. Mereka anak muda semua, basaluk dan badeta. Kedumian disambut dengan teriakan hep ta, hep ta ti…
Tiba-tiba terdengar Rajo Supartora dan Puti Simase bertengkar hebat. Puti Simase tak mau dipersunting Rajo Supatora.
Rajo Supatora meminta dua dubalangnya membawa Puti Simase. Cerita terhenti, kembali terdengar tarian randai dengan suara galembong.
Cerita di atas merupakan penggalan penampilan grup randai Rindang Padang Saiyo di hadapan Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif Yang Dipatuan Rajo Maulana Paga Alam beserta rombongan dalam kunjungannya ke Sumbar di Gubernuran Kamis, (6/9) malam.
Pementasan randai tersebut, bagian dari sosialisasi mitigasi bencana ancaman tsunami. Guna menyampaikan ancaman, tidak hanya dengan kata-kata yang jelas. Tapi, perlu dititipkan dalam pesan kesenian. Sehingga kabar yang disampaikan pada masyarakat tidak menjadi kabar petakut.
“Ini upaya yang sangat baik dalam sosialisasi bahaya bencana tsunami, sehingga masyarakat dapat mengerti dengan halus,” sebut Syamsul Maarif.
Syamsul Maarif meminta diadakan lomba pementasan randai se-Sumbar. “Nanti pialanya atas nama Kepala BNPB,” sebutnya.
Diungkapkannya, langkah penyampaian bahaya bencana melalui kesenian daerah, seperti yang ditampilkan dalam randai tersebut akan diadopsi untuk diterapkan di daerah lain. Langkah itu, seiring dengan rencana BNPB untuk membuat master plant mitigasi bencana tsunami dari Aceh, Jawa, NTT dan Papua.
Diakuinya, berdasarkan kajian para ahli, masih ada energi yang tersandera (patahan Megathrust). Kapan energi itu lepas tidak jelas, semua warga hanya diminta mengetahui. Warga perlu tahu apa yang akan dilakukan jika bencana, paham jalur evakuasi dan tahu posisi shelter.
“Inilah gunanya sosialisasi. Biar masyarakat tahu apa yang akan dilakukan. Buat apa kita bangun jalur evakuasi, shelter dengan biaya besar, namun masyarakat tidak paham gunanya,” ujar Syamsul.
Ketua LKAAM, M Sayuti Dt Rajo Pangulu berharap jangan ada yang menghalangi pembangunan shelter di Sumbar. Shelter untuk kepentingan bersama.
“Jadi, kalau ada tanah anak kemenakan yang dipakai untuk pembangunan shelter, jangan dilarang pula. Ini untuk kebersamaan, bagian dari kegunaan tanah pusako,” pesan Sayuti.
Pertemuan Kepala BNPB dengan tokoh masyarakat dan unsur tigo tungku sajarangan di gubernuran tersebut dihadiri lima anggota DPR Australia.
Pejabat yang hadir, Gubernur Irwan Prayitno, Ketua DPRD Yulteknil, Bupati Tanah Datar, Shadiq Pasadique, Bupati Agam Indra Catri, Walikota Padang Fauzi Bahar dan sejumlah pejabat lainnya. 

sumber




Tidak ada komentar:

Posting Komentar