Featured Video

Rabu, 21 November 2012

Mayat Antek Israel Diseret di Jalanan Gaza


Mayat Antek Israel Diseret di Jalanan GazaREUTERS
Para pria bersenjata Palestina mengendarai sejumlah sepeda motor saat mereka menyeret sesosok mayat pria (tidak tampak dalam foto) yang dituduh sebagai antek Israel.


 Kelompok militan yang diyakini berasal dari Brigade Ezzedine al-Qassam secara terbuka mengeksekusi enam orang yang dituduh berkolaborasi dengan Israel, Selasa (20/11/2012), saat angkatan udara Israel meningkatkan pengeboman dalam salah satu hari paling mematikan dari aksi militernya di Gaza.

Mayat seorang kolaborator atau antek Israel itu diikat ke bagian belakang sebuah sepeda motor dan diseret melewati pusat Gaza City dalam sebuah konvoi sepeda motor. Celana orang itu dilorotkan ke bawah dan lengannya direntangkan ke belakang.

Sejumlah saksi mata mengatakan, enam pria sebelumnya telah dibawa ke sebuah jalan utama di kawasan Sheikh Radwan di Gaza City dan dipaksa untuk tiarap di tanah, di mana mereka akhirnya ditembak mati.

Sebuah pesan dilaporkan disematkan ke tubuh mereka. Bunyinya, "Brigade Al-Qassam mengumumkan eksekusi terhadap para pengkhianat" yang "berkontribusi pada kematian banyak pejuang dengan melaporkan posisi mereka... dan memberikan informasi tentang pergerakan para pejuang kepada musuh".

Kelompok hak asasi manusia masih menyelidiki insiden itu. Issam Yousef, Direktur Al Mezan Center untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan, ia tidak dapat memastikan siapa yang menangkap atau membunuh orang-orang itu. "Beberapa nama yang diberitahukan kepada saya malam ini (tentang para kolaborator yang tewas dibunuh) telah didakwa dan dijatuhi hukuman mati. Mereka bukannya diambil begitu saja dari jalanan hari ini dan ditembak," kata Yousef seperti dikutip Sydney Morning Herald, Rabu (21/11/2012).

"Para kolaborator merupakan masalah yang sangat serius dalam masyarakat Palestina. Berdasarkan ratusan kasus, ada kejahatan sangat serius yang dilakukan para kolaborator, terutama dalam situasi seperti ini."

Namun, bukan dengan langsung mengeksekusi, para kolaborator harus dituntut dan ditangani sesuai hukum, dan hak-hak hukum mereka dilindungi, kata Yousef. "Di sini Israel menyasar warga sipil dan pemimpin perlawanan, mereka melakukannya dengan drone (pesawat tanpa awak), tetapi mereka juga dengan menggunakan para kolaborator," kata Yousef.

Palestinian Centre for Human Rights (PCHR) mencatat bahwa para kolaborator Israel "merupakan bagian integral dari struktur pendudukan dan salah satu senjata paling efektif yang digunakan militer Israel dalam mempertahankan pendudukan ilegal itu".

"Para kolaborator bekerja sama dalam, dan bahkan melakukan, kejahatan militer Israel, jenis kejahatan yang sering merupakan kejahatan perang sebagaimana didefinisikan dalam hukum kemanusiaan internasional."

PCHR, yang juga vokal dalam menentang hukuman mati, mengatakan, para kolaborator harus ditangani secara ketat sesuai standar internasional tentang penangkapan, penahanan, dan hak atas pengadilan yang adil.

Eksekusi terhadap enam tertuduh antek Israel itu terjadi pada hari ketujuh serangan militer Israel yang telah menewaskan lebih dari 120 warga Palestina, baik militan maupun warga sipil, serta empat warga Israel, termasuk seorang prajurit yang meninggal pada Selasa. Eksekusi itu menyusul insiden serupa pada Jumat, di mana kaum militan Palestina secara terbuka mengeksekusi seorang pria yang dituduh menyediakan informasi intelijen kepada militer Israel. Sebuah pesan yang melekat pada tubuhnya menyatakan bahwa dia mengaku telah berpartisipasi dalam 15 operasi pembunuhan Israel.

September lalu, pengadilan di Gaza menghukum mati seorang pria atas tuduhan berkolaborasi dengan Israel, lapor kantor berita Maan


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar