Featured Video

Senin, 26 November 2012

Semua Laki-laki Dewasa Ditangkap-Sumbar

DITANGKAP


DHARMASRAYA — Jorong Aur Jaya, Sitiung V, Kecamatan Koto Baru, Dharmasraya mencekam. Semua lelaki dewasa diangkut ke markas kepolisian. Isak tangis kaum ibu dan anak-anak memilukan hati saat mereka melepas suami mereka diangkut aparat.

Memang dari penyisiran yang dilakukan, seluruh kaum laki-laki dewasa diangkut. Mereka dibawa ke Mapolres Dharmasraya. Penumpang bus dan tas bawaan mereka diperiksa. Dari bus  saja, 12 orang diarak ke Mapolres.

Kapolres AKBP Chairul Aziz menemukan satu dari puluhan orang yang diduga memukulnya.
“Kau yang memukul saya kemarin,” kata Kapolres pada si tersangka, sebagaimana ditirukan sejumlah polisi pada wartawan. Selebihnya masih diperiksa secara intensif. Kapolres menyatakan, pihaknya akan menegakkan hukum sebagaimana mestinya.
Penangkapan semua lelaki dewasa itu berdimensi banyak. Pertama inilah akibatnya, jika bertindak melawan hukum apalagi menyandera aparat kepolisian, yang disandera itu Kapolres pula. Kedua, pelajaran bagi polisi, berurusan dengan rakyat pekerja kasar melakukan pendekatan khusus sehingga insiden seperti di Dharmasraya bisa dihindari.
Ketiga, urusan tambang emas, pemerintah harus membuat regulasi yang bisa melindungi rakyat, investor dan membuat rambu yang jelas, sehingga aparat bisa bertindak dengan baik di lapangan. Keempat, di balik selubung, ada bisnis menggiurkan, juga pungutan liar.
Dikeroyok
Sebuah rekaman video beredar luas. Isinya saat Briptu Marjulis dihajar massa. Melihat adegan video tersebut, tak masuk akal, seorang anggota polisi dihajar sedemikian rupa. Beramai-ramai, tanpa ampun. Polisi tersebut saat ini masih dirawat di Padang.
Video tersebut diedarkan di telepon genggam, berpindah dari seseorang ke orang lain. Para wartawan berebut menyaksikan dan menyalin vodeo tersebut.
“Mengerikan,” kata sejumlah wartawan.
Buntut
Penangkapan semua lelaki dewasa merupakan buntut dari peristiwa Sabtu (24/11) saat Kapolres Dharmasraya AKBP Chairul Aziz dan empat anggotanya disandera warga yang melakukan aktivitas menambang emas tanpa izin di Batang Hari, sungai yang melintas di kampung mereka.
Sekitar 19.30 WIB tadi malam terdengar lagi raungan sirene mobil polisi. Mobil itu bergerak cepat dengan puluhan polisi di atasnya menuju lokasi kejadian. Sebelumnya ber-truk-truk polisi telah datang dari Padang dan Polres terdekat. Melihat jumlah polisi yang banyak, warga ketakutan.
Berkisar 500 personil, tergabung dari jajaran anggota Polda Sumbar, Brimob, dan anggota Polres Dharmasraya, Polres Sijunjung, Sawahlunto dan Solok, terjun langsung ke Jorong Aur Jaya, kenagarian Koto Padang Kecamatan Koto Baru, untuk mencari pelaku.
Bukan saja itu, penggeledahan juga dilakukan terhadap penumpang bus Budi Jaya, dan bus Sari Mustika. Kedua Bus tersebut diduga membawa pendompeng, alias pekerja illegal mining, menuju ke Pulau Jawa.
“Dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap penumpang kedua bus tersebut ditemukan 12 orang, diduga keras pekerja dompeng, karena di dalam tas bawaannya telah didapatkan beberapa barang bukti berupa air raksa (mercury) dan serbuk emas,” ungkap Chairul Aziz. menjawab Singgalang di Mapolres Dharmasraya, Minggu (25/11).
Menurut Chairul Aziz, ini tindakan nyata dalam penyisiran terhadap pelaku illegal mining di wilayah Dharmasraya. Selain itu, juga dilaksanakan penyisiran terhadap warga pendompeng yang berada di wilayah Jorong Aur Jaya.
Dari informasi yang dihimpun di lokasi, sampai berita ini diturunkan situasi Jorong Aur Jaya, masih dalam keadaan mencekam.
Mengerikan
Ini buntut paling mengerikan dari aktivitas tambang emas tanpa izin yang pernah terjadi di Sumbar. Setelah ini, jika tak pandai meniti buih, alamat Solok Selatan, akan seperti ini pula. Apalagi di ada yang ikut bermain. Polda Sumbar, diminta jeli membaca situasi, sehingga Ranah Minang tidak tenggelam dalam bisnis emas yang mematikan.
Sejumlah sumber menyebutkan, tambang emas tanpa izin atau pakai izin selalu saja menimbulkan konflik.
Saat penertiban di Dharmasraya itu, Kapolres  Chairul Aziz dengan empat anggotanya disandera warga di Jorong Aur Jaya, Sitiung V, Kecamatan Koto Baru. Tidak saja disandera, malah anggota kepolisian daerah itu, juga dilukai warga yang merasa tak senang dengan penertiban tersebut.
Informasi dirangkum Singgalang menyebutkan, Kapolres bersama anggotanya disandera sekitar lima jam. Peristiwa itu, bermula dari jajaran Polsek Koto Baru dengan beberapa anggotanya melakukan razia  yang akhir-akhir ini marak di bumi mekar. Hasil penertiban siang itu, Polsek Koto Baru berhasil mengamankan 2 pekerja tambang tersebut.
Kemudian, Kapolsek Koto Baru, AKP. Yana Widia, berencana mengamankan barang bukti (BB) dari lokasi praktik tambang emas. Belum jadi barang bukti diamankan, tiba-tiba ratusan warga bergabung dengan pekerja tambang emas menghadang Kapolsek Koto Baru. Melihat kondisi yang tak karuan itu, akhirnya AKP Yana Widia, berusaha menyelamatkan diri sekaligus, minta bantuan pada Kapolres Dharmasraya.
Mendapat laporan itu, Kapolres Chairul Aziz, langsung meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 16.00 WIB. Kapolres berangkat ke Jorong Aur Jaya, bersama anggota lainnya.
Namun, melihat Kapolres datang dengan anggotanya, warga malah menghadang. Bahkan, warga yang berjumlah ratusan itu, melakukan perlawanan. Akibatnya, empat anggota kepolisian masing-masing Briptu Marjulis, Ipda Tedi, Briptu Robi Sanekal Purta dan Briptu Roni Asbudi, mengalami korban luka-luka. Tak saja itu, Kapolres Chairul Aziz pun disandera warga dengan anggotanya dari sekitar pukul 16.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB.
Ada sekitar lima jam Kapolres disandera warga. Akhirnya, negosiasi dilakukan. Wakapolres melakukan negosiasi dengan warga. Yakni, dua penambang yang siangnya diamankan aparat kepolisian, dibebaskan, barulah Kapolres  dibebaskan pula. Sehingga, Kapolres pun dibebaskan dari sandera warga setempat.
Chairul Aziz kepada membenarkan kalau kronologis peristiwa penertiban itu dilakukan Polsek Koto Baru, sekitar  pukul 15.30 WIB. Penertiban itu merupakan razia rutin terhadap praktik illegal mining.
“Laporan kami terima Kapolsek Koto Baru, bersama anggotanya dikepung warga. Kemudian, mengumpulkan anggota guna melakukan evakuasi. Akhirnya, kami sampai ke lokasi sekitar pukul 16:00 WIB,kami pun  dihadang oleh ratusan warga serta perkerja tambang,” tutur Kapolres Chairul lagi.
Kondisi itu, sambungnya, tidak bisa membuat keluar dan akhirnya terjadi anarkisme terhadap anggota kepolisian. “Yang cukup parah diderita Briptu Marjulis, dan langsung dilarikan di RSUD Sungai Dareh. Briptu Marjulis alami luka pada bagian kepalanya. Rencana dirujuk ke Rumah Sakit Polda Sumbar guna perawatan lanjut,” ucapnya lagi.
Atas peristiwa itu, beberapa bantuan datang dari Dalmas Polda Sumbar, jajaran Polres Sawahlunto dan Polres Sijunjung. Kata Kapolres Chairul Aziz, pihaknya terus melakukan penertiban. Tidak ada istilah takut, karena praktik illegal mining harus ditertibkan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar