Featured Video

Senin, 31 Desember 2012

Masalah TKI di Timteng, dari Izin Hingga Hubungan Sesama Jenis


Jakarta - Tim Satgas Penanggulangan TKI baru saja menyelesaikan kunjungan kerja di kawasan Timur Tengah. Sejumlah masalah pun ditemui, di antaranya urusan perizinan hingga temuan hubungan sesama jenis di penampungan TKI.

Juru Bicara Satgas TKI Humphrey Djemat, menjelaskan tim telah mengunjungi KBRI di Cairo, Amman, Muscat (Oman) dan Manama (Bahrain) beberapa waktu yang lalu. Hasilnya ada sejumlah masalah yang ditemukan dan perlu penyelesaian segera.

Berikut temuan-temuan mereka seperti dalam rilis kepada detikcom:

1. Mesir bukanlah negara tujuan penempatan TKI karena merupakan negara yang tidak menerima tenaga kerja asing infomal (unskill), namun menurut informasi terdapat sekitar 1.200 orang TKI di Mesir.

2. Saat ini terdapat 20 orang TKI di shelter (penampungan) KBRI Cairo, dan setiap tahunnya KBRI Cairo telah memulangkan tidak kurang dari 80 orang TKI, namun jumlah TKI baru yang masuk ke shelter (penampungan) jumlhanya selalu bertambah sesuai dengan jumlah yang telah dipulangkan.

3. Moratorium telah diberlakukan di Yordania namun keberlakuan visa on arrival (working visa) cukup mengganggu efektivitas moratorium tersebut karena TKI tetap berdatangan ke Yordania dan seluruhnya menjadi ilegal.

4. Saat ini di shelter (penampungan) KBRI Amman terdapat 340 orang TKI yang bermasalah antara lain mayoritas dikarenakan masalah penyiksaan dan Gaji Tidak Dibayar. Jumlah ini sangat banyak sehingga menimbulkan masalah baru di shelter (penampungan) itu sendiri antara lain tekanan psikis maupun fisik, penyakit seperti hepatitis, TBC bahkan HIV, timbulnya hubungan sesama jenis, isu- isu dari penyusup yang menimbulkan keresahan bagi TKI, bahkan pernah terjadi kematian akibat terjatuh/bunuh diri.

5. Tidak dapat dipastikan jumlah TKI di Yordania namun diperkirakan terdapat sekitar 30.000 orang TKI, untuk itu akan dilakukan sensus oleh KBRI Amman pada tanggal 17 Agustus 2012 mendatang. 

6. Para agen lokal yang menyalurkan TKI di Yordania memiliki hubungan baik dengan Pemerintah Yordania khususnya di Kementerian Dalam Negeri dan Kedutaan Besar Yordania di Jakarta, sehingga masuknya TKI di Yordania sulit dihentikan.

7. TKI yang terdapat di Oman saat ini berjumlah sekitar 29.000 orang, KBRI Muscat telah memulangkan 162 orang TKI dan saat ini yang berada di shelter (penampungan) sejumlah 37 orang. 

8. Serupa seperti negara Timur Tengah lainnya, tidak ada regulasi perlindungan hukum terhadap domestic worker di Oman, namun sejauh ini tidak pernah ada WNI/TKI yang terancam hukuman mati di Oman.

9. Kebanyakan TKI yang masuk ke Oman dilakukan melalui Uni Emirat Arab, dan KBRI Muscat telah mencoba melakukan komunikasi penanganan masalah ini dengan pihak Uni Emirat Arab namun tidak berhasil dan cenderung terjadi human trafficking terhadap TKI di pinggiran Oman. 

10. Jumlah WNI di Bahrain saat ini adalah sebanyak 12.395 orang, ini merupakan peningkatan dari tahun lalu yang hanya berjumlah sekitar 9.000 orang. Peningkatan jumlah TKI di Bahrain antara lain akibat dari berlakunya moratorium di Arab Saudi, namun regulasi yang berlaku di Bahrain memudahkan KBRI dikarenakan setiap Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing di Bahrain harus didaftar di Kedutaan Besar masing-masing, sehingga saat ini terdaftar 3.000 Perjanjian Kerja bagi TKI di Bahrain.

11. Dampak lain dari moratorium Arab Saudi adalah TKI yang hendak menuju ke Arab Saudi masuk melalui Bahrain, dan keimigrasian Bahrain tidak dapat mencegah hal ini selama sponsor TKI tersebut telah memenuhi peraturan yang berlaku di Bahrain.

12. Saat ini shelter (penampungan) di KBRI Manama tengah menampung 27 orang TKI bermasalah, yang mana sumber masalahnya adalah Gaji Tidak Dibayar dan ketidak-siapan mental para TKI tersebut sehingga kabur dari rumah majikan.



s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar