Featured Video

Kamis, 14 Februari 2013

“Mana Anak dan Istri Saya, Buk…?”



Sudah hampir 20 hari ia dirawat, tapi anak dan istrinya tak pernah membezuk. Lelaki ini belum diberitahu, orang-orang yang ia cintai itu, telah tiada.


“Mana anak dan istri saya Buk? Kenapa tidak pernah membezuk saya,” kata Sugianto (32) korban longsor Jorong Data Kampung Dadok, Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya. Ia dirawat di RSUP. M Djamil Padang.
Itulah kalimat yang sering terucap dari mulut pria berkulit hitam itu kepada perawat di ruangan tempat ia dirawat. Para perawat itu seakan tidak bisa bicara, melainkan menghibur Anto, dengan mengalihkan pembicaraan. Namun hati Anto selalu tidak tenang, sebab sudah hampir 20 hari ia dirawat,tak satu pun keluarganya yang datang.
Temannya hanya perawat dan pasien lain yang seruangannya.
“Hampir tiap hari Anto menanyakan istri dan anak-anaknya,” kata Kepala Instalasi Humas dan Pengaduan Masyarakat RSUP M Djamil Padang, Rita Prima Putri, kepada Singgalang, Rabu (13/2).
Menurut Rita, Anto sepertinya tidak mengetahui kondisi istri dan anak-anaknya. Selama dirawat ia hanya lihat oleh relawan yang mengantarnya dari lokasi bencana. Meski begitu pihak rumah sakit selalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Agam tentang kondisi Anto untuk menginformasikan kesehatannya.
Saat ini terang Rita, Anto sedang menjalani perbaikan keadaan secara umum. Jika sudah membaik diperbolehkan pulang.
“Selasa lalu Anto sudah tambah darah. Kini menunggu perbaikan fisik saja secara umum. Ini sebagai antisipasi untuk berbagai kemungkinan yang terjadi. Seperti infeksi dan lainnya,” ujar Rita.
Ketika diperbolehkan pulang nanti, Rita berharap keluarga Anto bisa memberitahukan kondisi istri dan anak-anaknya.
“Paling tidak walinagari tempat Anto tinggal yang menjelaskan, seperti apa kondisi istri dan anak-anaknya,” pinta Rita.
Sebagaiman diberitakan sebelumnya Anto masuk ke RSUP M. Djamil Minggu siang (27/1) sekitar pukul 11.00 WIB. Ia diantar relawan. Ia bisa selamat dari longsor besar itu karena ditolong tetangganya Sadri. Ketika itu Anto tengah terjebak dalam lumpur. Kepalanya hilang timbul dalam tanah bercampur air karena tak ada pegangan kuat.
Sadri berupaya menariknya. Ia melingkarkan sarungnya di leher Anto.
Ia memang selamat. Tapi istri dan anaknya, Julianti (26) dan Rani (8), tidak seberuntung dia. Mereka menghembuskan nafas terakhir dalam bencana tersebut. Sedang anak lelakinya, Mhd Riyan Pratama (12), selamat, karena malam itu ia tidur di rumah neneknya.
Akan halnya Riyan, seusai magrib, minta izin kepada ibunya untuk tidur di rumah nenek. Maut telah memisahkan ia dengan ibu dan adiknya.
Ayahnya kini dirawat di M Djamil, belum sempat ia bezuk. Hatinya luka. Luka hati anak kecil, tak bisa ditirukan oleh orang dewasa. 

s


Tidak ada komentar:

Posting Komentar