Featured Video

Selasa, 07 Mei 2013

PAPUA MILIK KITA


PDFCetakSurel
Ditulis oleh Teguh   
Selasa, 07 May 2013 01:58
Negeri Papua, okelah kita setuju nama Irian Jaya yang menurut lafaz Melayu amat indah itu diganti dengan Papua. Dan kini pun sudah terbelah menjadi Papua dan Papua Barat. Bung Karno dengan nasionalisme yang tidak kepalangtanggung sampai mengorbankan kepentingan ekonomi dan habis-habisan untuk merebut Irian Barat dari Belanda tahun 1963.

Dengan satu operasi yang disandikan dengan Mandala, maka pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Oleh Presiden Soekarno ditunjuklah Mayjen TNI Soeharto untuk memimpin pasukan membebaskan Irian Barat atau Papua bagian Barat. Tak kurang dari dua tahun lamanya Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat), juga disebut Pembebasan Irian Barat itu berlangsung.
Dalam sepuluh tahun terakhir ini teramat banyak gangguan keamanan yang terjadi di sana yang intinya hendak memisahkan kembali Irian Jaya yang kini bernama Papua itu dari Republik Indonesia.
Mungkin Timor Timur bisa lepas karena tekanan in ternasional yang amat besar dan tidak terlalu banyak bisa diharap dari Timor Timur. Tetapi Papua? Oh beda. Ia adalah tanah yang kaya dan makmur, hanya belum tersentuh saja.
Kini eskalasi menuju Papua Merdeka semakin tinggi di sana. Pembukaan kantor Free West Papua di Oxford Inggris adalah buktinya.
Pembukaan kantor perwakilan OPM di Inggris dan akan lanjut di Jerman adalah bentuk eskalasi perjuangan politik menuju Papua merdeka. Dan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Pemerintah terutama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus menunjukkan sikap tegasnya. Pemerintah harus tegas menyikapi masalah ini dengan mendesak pemerintah setempat untuk tidak memfasilitasi dalam bentuk apapun. Karena hal itu bisa dinilai sebagai dukungan terhadap gerakan separatisme di Indonesia.
Sikap Inggris yang membiarkan pendirian kantor West Papua Merdeka, bisa mengganggu hubungan kedua negara. Juga bisa berimplikasi pada rusaknya hubungan diplomatik.
Sejak lama parlemen Indonesia sudah memperingatkan pemerintah untuk cepat-cepat menyelesaikan persoalan Papua. Sayangnya pemerintah terkesan terlalu lembek, hingga korban berjatuhan. Lalu kini secara politis, kaum separatis atas dukungan Inggris malah membuka kantornya di Oxford.
Apalagi, Wali Kota Oxford Mohammed Abbasi langsung memberi sambutan dan pemotongan pita pembukaan kantor Papua Merdeka ini. Ini adalah hal yang berbahaya.
Keberpihakan  Smith tersebut merupakan yang kesekian kalinya ditunjukkan kepada publik terhadap Papua Merdeka. Smith adalah pendiri sekaligus Ketua Forum Anggota Parlemen Internasional untuk Papua Barat (IPWP).
Kantor di Oxford tersebut, sebagaimana dirilis freewest­papua.org, diresmikan pada 28 April 2013 lalu. Disebutkan, keberadaan kantor itu akan semakin memperkuat upaya kampanye kemerdekaan Papua.
Sebab, dengan adanya kantor berarti akan bertambah pula staf yang bekerja di sana. Dari kantor inilah, mereka akan meng­koordinasikan gerakan dengan kantor pusat mereka di Port Moresby, Papua Nugini.
Dalam peresmian tersebut, Andrew Smith menyatakan komitmennya untuk mendukung gerakan Papua Merdeka. Wali Kota Oxford juga menyatakan hal serupa saat menggunting pita. Peresmian juga dihadiri oleh perwakilan dari Papua, Jennifer Robinson and Charles Foster dari International Lawyers for West Papua (ILWP), mahasiswa Oxford University, serta pendukung Papua Merdeka yang ada di Inggris dan Belanda.
Inggris disebutkan sebagai salah satu negara yang banyak berkontribusi untuk ekonomi Indonesia. Investasinya terbilang besar di negeri ini. Bahkan belakangan Presiden SBY mendapat darjah (bintang) dari Kerajaan Inggris.
Apakah lantaran itu kita terlena dan menjadi permisif atas sikap Inggris yang mendukung gerakan separatis ini?
Kita meminta Pemerintah Indonesia untuk tidak begitu saja percaya dengan statement pemerintah Inggris. Walau melalui kedubesnya menyatakan bahwa Inggris mendukung Indonesia. Sebeba statement Kedubes Inggris belum tentu menunjukkan komitmen penuh pemerintah Inggris.
Kita perlu ingat kasus Timor Timur, dimana banyak pernyataan-pernyataan resmi dari pemerintahan (kedubes) dari berbagai negara, yang akhirnya terbukti tidak konsisten, hanya pernyataan yang relevan secara sesaat saja.
Timor Timur lepas, beberapa pulau juga lepas di perbatasan Malaysia. Sekarang Tanah Papua yang diperjuangkan sangat heroik oleh para pahlawan Trikora, kini akan dilepas pula? Ntar dulu!

s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar