Featured Video

Sabtu, 18 Mei 2013

Uji Nyali, Adrenalin dan Solidaritas



Bagi yang suka memacu adrenalin, mungkin tepat dengan olahraga motor trail. Apalagi melintasi trackdengan tingkat kesulitan dan tantangan tinggi. Bagi penggila motor trail, jika sudah berada di tunggangan kuda besi, rasa jenuh, letih dan takut hilang seketika. 


Salah satunya komunitas Motrap (Motor Trail Adventure Padang). Yang mem­bedakan komunitas ini dengan komunitas sejenis lainnya, komunitas ini lebih suka memacu motor trailnya di hutan atau di alam bebas. “Setiap hari Minggu, kami selalu menyempatkan diri untuk terabas bersama,” kata Eka, anggota Komunitas Motrap kepada Padang Ekspres, kemarin.

Bermain motor trail, diakui Eka mengasyikan. Apalagi jika dimainkan di alam bebas, track-nya yang menantang serta me­macu adrenalin, akan membuat orang jadi ketagihan untuk mencoba dan men­coba­nya kem­bali. “Selain itu, kita juga bisa melihat peman­da­ngan yang indah,” kata Eka.

Komunitas ini sering men­jelajah beberapa kawasan hu­tan dan bukit di wilayah Ba­tubusuk, Lubuk Minturun dan Sungai Bangek. Motrap juga sering terabas bareng dengan komuni­tas lainnya di sejumlah daerah di Sumbar dan luar Sumbar. “Meski menye­nang­kan, namun mengandung risi­ko tinggi. Jatuh dari motor hal biasa,” sebut Eka.

Karena itu, tutur Eka, me­re­ka selalu menggunakan per­lengkapan pelindung saat men­jelajahi alam liar. Seperti helm, goog­le, sepatu motor, body pro­tektor, dan lain seba­gainya. “Ter­masuk mencek kesiapan motor trail sebelum terabas,” ujar Eka.

Motor trail yang digunakan komunitas Motrap kadang dira­kit sendiri. “Lebih mudah me­ngubah jenis motor Satria, Hon­da CB, Jupiter MX, RX King, men­jadi motor trail. Se­buah ke­banggaan bagi jika berhasil me­rakit sendiri motor trail itu,” tutur Eka.

Spirit kebersamaan di an­ta­ra anggota komunitas begitu kental, terlebih ketika sedang ma­in. Udin, anggota lain­nya, mengakui berpetualang dengan trail menumbuhkan rasa kebersamaan. Selama berpetua­lang nyaris tak ada perbedaan. “Manusia itu hidup tidak bisa sendiri-sendiri, tapi juga butuh bantuan orang lain,” ujarnya.

Tak hanya terabas bareng, se­but Syafrudin, mereka juga se­ring mengelar kegiatan so­sial. “Ke­tika gempa empat tahun lalu, ka­mi yang pertama me­nembus wi­layah Gunung­tigo, Padang­pa­riaman dan men­distribusikan ban­tuan,” ucap­nya sekadar mem­­beri contoh.

Bergabung dengan Motrap benar-benar memberikan pe­nga­laman dan kepuasan ter­sen­diri. Komunitas ini digan­drungi kaum muda hingga usia 50 tahunan.

s


Tidak ada komentar:

Posting Komentar