Featured Video

Selasa, 11 Juni 2013

Banyak PNS Pemko Main Games

Ilustrasi (Net. ist)

Pelayanan birok­rasi di Indonesia khususnya di Kota Padang dinilai masih rendah diban­ding­kan negara lain yang lebih maju. Salah satu penyebab pelayanan publik tidak berjalan baik, adalah akibat kebanyakan aparatur tidak memiliki keahlian sehingga sering tidak tahu apa yang harus diker­jakan.


“Ini bukan lagi rahasia umum. Tidak hanya istirahat, tapi justru di dalam jam kerja main games. Mung­kin karena sedang tidak ada kerja, atau mungkin tidak bisa kerja lain malah dimanfaatkan fasilitas negara untuk main games,” ungkap Kepala Inspektorat Padang, Yosefriawan, kepada wartawan, usai Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) Tek­nis Teknologi informasi di Edotel Minangkabau SMKN 6 Padang, kemarin (10/6).

Sebenarnya, kata Yosefriawan, kalau aparatur itu mau, silakan gunakan milik sendiri, tapi tetap tidak di waktu jam kerja. “Mindset seperti itu yang harus diubah,” kata Yosefriawan.

Dia mengingatkan, agar tidak menggunakan teknologi informasi itu hanya untuk bermain games. “Gunakan sarana dan prasarana itu dengan baik. Jangan hanya untuk main games,” tegasnya.

Yosefriawan mengatakan penga­wasan PNS ini, tidak bisa diserahkan langsung kepada inspektorat. Yang bisa dilakukan pengawasan internal dari masing-masing pimpinan sa­tu­an kerja perangkat daerah (SKPD). “Mereka punya pengawasan mele­kat. Tidak bisa langsung ke inspek­torat. Atasan bisa menegur bawa­hannya dengan teknik tersendiri,” ujarnya.

Di sisi lain, Yosefriawan juga mengatakan penerapan teknologi informasi di Pemko Padang atau e-government, diakuinya kini masih minim. Birokrasi di Pemko masih baku. Ini hendaknya menjadi tan­tangan bagi Pemko Padang, karena daerah lain sudah lebih baik dalam penerapan e-government.

“Padang ditetapkan sebagai pilot project pelaksanaan reformasi birokrasi. Salah satu yang men­dukung itu adalah penerapan e-government yang baik. Kalau e-government tidak jalan sama juga bohong,” tuturnya.

Yosefriawan menegaskan, jika diaplikasikan dengan baik, e-government dapat mendu­kung penyelenggaraan peme­rintahan yang baik dan pening­katan layanan publik yang efektif. Hal senada disam­paikan Kepala Dinas Perhu­bungan Komunikasi dan Infor­masi (Dishubkominfo) Pa­dang, Raju M Chaniago. “Pem­ko Padang belum menerapkan e-government atau electronic government dengan baik. Se­perti contoh website www.pa­dang.go.id saja, saat ini belum memuat informasi up to date tiap hari. Website tersebut belum mampu menyediakan in­formasi yang dibutuhkan ma­syarakat, dan belum mam­pu menjembatani komunikasi ma­syarakat dan pemko,” ujarnya.

e-government merupakan penyelenggaraan pemerin­tahan melalui teknologi infor­masi. Manfaatnya, dapat mem­per­singkat waktu kerja diban­ding­kan dikerjakan secara manual. “Inilah konsep impelementasi e-government itu,” ujarnya. 

Sanksi Bukan Solusi

Terpisah, Pengamat Kebi­jakan Publik dari Universitas Negeri Padang (UNP) Eka Vidya Putra melihat pem­berian sanksi bagi PNS yang suka main games dalam jam kerja, bukanlah solusi tepat. “Mengapa PNS itu bisa main games, sebetulnya ada budaya kerja tidak benar. Mereka bermain games bisa jadi, saat itu memang waktu luang dan tidak ada lagi pekerjaan teknis yang dilakukan.

Demikian pula bagi yang perempuan, kita bisa lihat mereka akan menggunakan waktunya untuk gerumpi di kantor. Apakah karena main games dan ngerumpi ini me­reka diberi sanksi. Apakah ini pantas,” tanya Eka.

Karena hal itu berkaitan erat dengan budaya kerja, maka yang harus dilakukan adalah per­baikan budaya kerja itu sendiri. “Karena bisa jadi sanksi tidak menjadi solusi,” tuturnya.

Terpenting, pemimpin ha­rus mampu memberikan con­toh yang baik dan memberi motivasi serta inisiatif pada bawahannya. “Pembinaan itu yang harus dijalankan.

PNS juga harus meng-up da­te pengetahuan pribadi. Itu ha­­rus diselesaikan dalam re­for­ma­­si birokrasi kita,” ucap Eka. 

s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar