Featured Video

Selasa, 13 September 2011

Anak Yatim dari Solok itu, Lumpuh





















WINDA 


Luka berlubang di empat titik yang menyerang Arrahman, 15, membuatnya tak bisa lagi menjalani aktivitas sebagaimana teman sebayanya.
Siswa kelas 3 di SMP 4 Solok itu sudah hampir satu tahun lumpuh. Bagian tubuhnya dari pinggang ke bawah mengalami mati rasa. Hal tersebut diduga dipicu empat luka menganga berdiameter 12-15 cm di seputaran paha dan tulang ekornya.

“Kata dokter, diagnosa sementara kanker,” ujar Surya Harmi, 47, sang ibu, di Ruangan Syaraf RSUP M. Djamil Padang, Senin (12/9).
Awalnya, anak yatim itu hanya mengalami pusing-pusing sehabis bermain bersama teman-temannya. Tak lama, nyeri menjalar ke bagian pinggangnya naik kemudian ke leher. Saat itulah dia kemudian mengalami kelumpuhan pada bagian pinggang hingga kaki. Lehernya pun sempat tak bisa digerakkan.
“Rahman sempat dirawat di RSUD Solok Januari lalu, namun setelah 10 hari dia tak kunjung sembuh, biaya RS pun sudah membengkak. Jadi kami bawa saja pulang,” terang sang ibu.
Ketika itu, keluarga Arrahman memang tak lagi memiliki biaya. Dana Rp12 juta yang dikeluarkan untuk perawatan di RSUD Solok selama 10 hari itu begitu memberatkan. Uang dipinjam ke sana-ke mari. Seharusnya, waktu itu Arrahman langsung dirujuk ke Padang.
“Dokter memperkirakan besarnya biaya yang harus ditanggung jika Rahman dirujuk ke Padang, karena merasa tak sanggup, kami pun memutuskan untuk merawat Rahman di rumah saja,” katanya tak kuasa membendung haru.
Sembilan bulan dirawat di rumah membuat empat luka di seputaran paha dan tulang ekornya membesar. Revanol dan betadine yang dijadikan obat tentu saja tak kuat menyembuhkan penyakit Arrahman. Sampai akhirnya, Lili, seorang perempuan yang kebetulan tak sengaja melihat foto borok luka Arrahman menjemputnya. Lili membantu keluarga untuk membawa Arrahman ke RSUP M. Djamil.
Sekarang, Arrahman mengalami kesulitan makan. Setiap makanan yang masuk selalu keluar kembali. Dia mengalami mual. Rencana dia akan segera melakukan cek ke RS Siti Rahmah untuk menjalani Magnetic Resonance Imaging (MRI). Untuk kepastian penyakitnya.
Ditemui Dompet Dhuafa Singgalang (DDS) kemarin, Arrahman sedang muntah-muntah. Meski begitu dia tetap berbinar menyambut orang-orang yang mengunjunginya.
“Saya mau jadi menteri kesehatan Kak, biar tidak ada orang sakit yang terlantar,” ujarnya berbinar.
Branch Manager Dompet Dhuafa Singgalang, Musfi Yendra, mengatakan salah seorang donatur yang tidak mau disebutkan namanya telah bersedia menyalurkan bantuan sebesar Rp5 juta melalui Dompet Dhuafa Singgalang.
“Rp2,7 juta akan langsung digunakan Arrahman untuk pemeriksaan MRI di RS Siti Rahmah. Dia harus dibawa ke RS Siti Rahmah karena alat MRI RSUP M.Djamil sedang tidak bisa digunakan,” jelas Musfi.
Dikatakannya, pihak Dompet Dhuafa Singgalang mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan wartawan yang telah membantu menginformasikan masyarakat yang membutuhkan bantuan.
“Dengan adanya pemeberitaan yang cepat dari rekan-rekan wartawan, hal ini sangat membantu bagi kita untuk dapat memberikan pelayanan terbaik bagi saudara kita yang membutuhkan bantuan. Kita berharap kerja sama seperti ini dapat terus terjalin demi menebar manfaat untuk sesama,” lanjut Musfi.
“Bagi donatur yang ingin menyalurkan bantuan untuk Arahman, Dompet Dhuafa Singgalang membuka rekening bantuan di Bank Mandiri, dengan nomor rekening 111.000.500.5000. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar