Featured Video

Selasa, 13 September 2011

Provokator Rusuh di Ambon Pakai Pola Lama


VIVAnews -- Berawal dari kematian Darfin Saimen, seorang tukang ojek asal Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe -- meletuplah rusuh di sebagian Kota Ambon, Minggu 11 September 2011. Pesan pendek (SMS) berantai yang menyebut ia dibunuh diduga menjadi salah satu pemicu. 

Apa yang terjadi di Ambon Minggu kemarin diduga mirip provokasi lama pada tahun 1999.


Padahal, polisi menegaskan, tewasnya tukang ojek itu murni kecelakaan lalu lintas. Sosiolog dari Universitas Indonesia, Tamrin Amal Tomagola, menilai apa yang terjadi di Ambon adalah mencoba cara provokasi lama. "Selalu dilakukan di sekitar Idul Fitri," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com, Senin 12 September 2011.

Ini mirip dengan kerusuhan yang meletup tahun 1999 lalu. "Saat itu, dimulai penyebaran isu, dulu lewat telepon umum," kata dia. Saat ini, tambah dia, kondisi sudah terkendali. "Ini hanya di Kota Ambon, itupun tidak seluruhnya."

Tamrin menduga, yang jadi sasaran provokasi adalah kelompok muslim. Namun, itu tidak terjadi. "Akar rumput tidak terprovokasi. Ada pemuda muslim terjebak di wilayah Kristen diantar pulang. begitupun sebaliknya. Mereka sadar yang dulu diadu domba."

Ia mengharapkan, masyarakat tidak mudah terpancing isu provokatif dan saling melindungi. Polisi juga diminta mempebahi diri, tidak berbasis di kantor tapi di komunitas.

Polisi seharusnya juga menekankan pencegahan dini dengan  polisi komunitas dan penajaman intelejen poisi di lapangan. "Pendekatan kepolisian terlalu pendekatan TKP," kata Thamnrin. "Polri sebenarnya punya alat canggih. (Namun) sesudah Malino, lupa membangun polisi komunitas."

Sebelumnya, Ketua Pemuda Maluku Indonesia Bersatu (PMIB) Ronald A Syuta menyatakan, pihaknya mengimbau seluruh masyarakat Maluku, baik yang berada di Maluku maupun di luar Maluku agar bisa menahan diri dan tidak mudah terprovokasi situasi yang berkembang dan memecah belah persatuan warga.

"Kami mengharapkan Gubernur, para bupati, tokoh agama, tokoh masyarakat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar bisa menahan diri tidak mudah terprovokasi," ujarnya saat ditemui di Senayan, Jakarta Pusat. Minggu, 11 Agustus 2011.

Ia meminta agar aparat mengusut kejadian di Ambon dan mengantisipasi kejadian serupa. Pihaknya juga mendesak agar presiden tetap menjaga kondisi Maluku yang damai dan aman.
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar