Featured Video

Kamis, 15 September 2011

Kasubag Rumah Tangga Diduga Berbuat Asusila



NSPEKTORAT KOTA BUKITTINGGI SIBUK CARI BUKTI DAN SAKSI
BUKITTINGI, HALUAN — Sejak Senin hingga Rabu (14/9), selama tiga hari, Tim Ins­pektorat Kota Bukittingggi bekerja mengum­pulkan data dan saksi-saksi atas dugaan perbuatan asusila yang dilakukan oleh “Ndr”, salah seorang Kasubag di Pemko Bukit­tinggi, bersama seorang wanita yang diduga bekerja di Balaikota Bukittinggi sebagai pegawai kontrak.

Kejadian yang menggemparkan Kota Bukittinggi Jumat (9/9) malam di bawah sebatang pohon rindang di pintu masuk gerbang Balai Kota Gulai Bancah, sekitar pukul 21.30 WIB. Info ini dike­tahui wartawan dan masyarakat di Bukittinggi karena beberapa orang petugas Inspektorat mela­kukan pengecekan terhadap sejumlah pemuda Luak Anyia yang melakukan pengerebekan terha­dap Ndr dan pasanganya pada malam itu.
“Saya sudah didatangi dan ditanya oleh dua orang pegawai Inspektorat dua hari lalu tentang penggerebekan pada Jumat malam di pintu gerbang masuk Balai Kota. Maka saya paparkan sesuai dengan fakta kejadian sebenarnya. Bahkan, saya siap jadi saksi jika persoalan ini di usut sesuai hukum,” kata seorang pemuda yang enggan ditulis namanya, kepada Haluan, Rabu (14/9) siang di Luak Anyia.
Kepada Haluan, pemuda yang menggerebek tersebut menceri­takan, Jumat malam itu, sekitar pukul 21.30 WIB, dua insane lain jenis datang dengan motor Supra Fit plat merah yang tidak diketa­hui persis nomor polisinya. Mereka lalu parkir di dekat sebatang pohon di jalan pintu masuk gerbang kantor Balai Kota.
“Kami, para pemuda yang biasa nongkrong di sekitar Balai Kota menaruh curiga karena lamanya motor berplat merah itu parkir di tempat yang gelap. Maka kamipun berpencar. Dan saya melewati jalan RW 5, kemudian naik ke pohon dekat Kantor Pengadilan Agama. Saya melihat, sepasang lelaki dan wanita ini sedang berbuat tidak senonoh dengan baju wanitanya setengah terbuka,” papar pemuda itu.
Setelah beberapa menit dibiar­kan dan memastikan pasangan tersebut berbuat tak senonoh, maka pemuda tersebut langsung menuju TKP dan menyetop perbuatan mereka.
“Manga di siko malam-malam Pak?” tanya pemuda.
Bukan pertanyaan itu yang dijawab Ndr. Ia malah menarik krah baju pemuda tersebut dan berkata, “Aden pegawai di ateh mah. Aden Datuak lo. Lai tau waang? Nah ka ateh wak!” kata pemuda tadi menirukan ucapan “Ndr” malam itu.
Cekcok mulutpun tak bisa dihindari. Lalu para pemuda tadi memegang motor yang dikendarai “Ndr”. Karena kunci motor diambil oleh “Ndr”, lalu ia menyuruh pasangan wanitanya pergi dengan motor itu seraya berkata: “Pai lah uni dulu. Beko wak susul.”
Tak lama kemudian, datanglah petugas Satpol PP dan menye­lesaikan persoalan itu antara Ndr dan pemuda.
Namun demikian, ketika dikonfirmasi Haluan, Ndr yang mengaku sedang berada di Solok, membantah keras bahwa perem­puan yang dibawanya itu adalah orang lain dan menyatakan bahwa perempuan yang dibawanya malam itu adalah istrinya sendiri. Sedangkan keperluannya ke pintu gerbang Balai Kota untuk menge­cek aliran air karena sudah 3 bulan mati.
“Iya, saya digerebek pemuda malam itu. Tapi perempuan yang saya bawa bukan orang lain, tapi istri saya,” kata Ndr.
Kepala Inspektorat Kota Bukittinggi, Herry Rusli mem­be­narkan bahwa stafnya sedang mengumpulkan bukti dan ketera­ngan saksi atas du­gaan perbuatana asusila yang dilakukan “Ndr”.
“Jika terbukti, kita akan berikan tindakan tegas. Bisa-bisa ia dicopot dari jabatannya atau diberhentikan sebagai PNS,” kata Herry Rusli. (h/jon)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar