Featured Video

Kamis, 15 September 2011

KELUARGA MANUSIA DAGING KEKURANGAN BIAYA


Isal (41), lelaki yang di sekujur tubuhnya dipenuhi kutil yang dijuluki juga manusia daging, sulit  disembuhkan secara total. Menurut dokter Spesialis Bedah RS M Djamil Padang Azamris, disebabkan karena penyakit yang dideritanya merupakan penyakit bawaan.
“Saat ini juga tidak ada anggota badan korban yang sehat, semuanya telah dipenuhi oleh benjolan daging,” ujarnya Rabu (14/9).

Menurut Azamris, benjolan sebesar ke­lereng dan bola pimpong yang tumbuh hampir di seluruh badan dan wajah itu merupakan tumor jinak.
Namun, katanya, bila dibiarkan bisa menjadi ganas (neuro fig­romatosis), bahkan bisa menye­babkan kematian.
“Untuk mengangkat semua benjolan di tubuh korban juga tidak memungkinkan, karena juga bisa berdampak kematian,” ujar Azamris.
Kendati Isal sudah dioperasi dan sudah diangkat sebagian dagingnya, namun kini, keluarga Isal yang menjaganya, tak punya uang lagi. Uang yang tak seberapa dibawa dari kampung, kini sudah habis untuk memenuhi kebutuhan selama di Padang.
Maka untuk itu pula, ketiadaan biaya itu juga yang membuat Aris Zamri, kakak Isal, berniat membawa adiknya pulang.
“Hasilnya (oleh tim dokter) masih lama. Saya tidak memiliki uang bila terus menunggu. Sekarang uang tinggal lima ribu rupiah,” tuturnya.
Sehari-hari Aris Zamri bekerja petani. Dari hasil kerjanya, ia peroleh uang Rp40 ribu per hari. Tapi, katanya, ia lebih sering tidak bekerja karena merawat adiknya.
Di Lengayang, katanya, Isal dijaga oleh ibunya Aras (60). Ia bekerja untuk membiayai keluarganya dan adiknya. Bila terus-terusan di Padang, ia tak memiliki cukup uang. Saat wawancara ini dilakukan, ia memper­lihatkan uangnya yang hanya tinggal Rp5 ribu.
Menurut tim dokter, tindakan medis yang bisa dilakukan adalah mengangkat benjolan daging yang mengganggu korban dan benjolan yang dirasakan sakit atau nyeri. Jika benjolan mengganggu di kaki, maka benjolan itu diangkat pada bagian kaki, begitu juga jika ada yang mengganggu di tempat lainnya.
Tim dokter telah melakukan tindakan operasi pada Senin (11/9) di bagian pinggul. Operasi tersebut berhasil mengangkat 3 kilo daging yang tumbuh. Namun, kata Azamris, walaupun telah dibuang, kemungkinan tumbuh kembali tetap ada. Untuk diagnosa secara keselu­ruhan, tim dokter membutuhkan waktu tiga minggu untuk menelitinya di laboratarium.
Lelaki yang berasal dari Nagari Kambang Lakitan, Seberang Tarok, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan ini dibawa ke RS M.Djamil pada Senin (5/9). Kakak kandungnya Aris Zamri menyebut­kan, sebelumnya pengobatan yang dilakukan hanya pengobatan alterna­tif. Ini disebabkan karena ketiadaan biaya. Padahal, penyakit itu telah terlihat sejak Isal berusia 20 tahun.
“Tampak bintik-bintik di sekujur tubuhnya yang terus membesar,” kenangnya. Bintik itu juga pernah dilihat pada tubuh adiknya sejak kecil. Namun mulai membesar sejak usia 20 itu. Setelah membesar, pelbagai aktivitas Isal menjadi terganggu. “Terlebih, ia juga malu untuk keluar bergaul dengan masyarakat,” ujarnya.
Sebelum dirawat di RS M Djamil, sambungnya, ia dan adiknya telah sampai sebelum lebaran. Isal tidak langsung dirawat karena mesti mengurus surat-surat.
“Saya dan Isal bermalam di masjid (masjid di RS M.Djamil),” katanya. (h/adk/wan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar