Featured Video

Selasa, 29 November 2011

MASAKAN MINANG LAYAK GO INTERNASIONAL


PADANG, Pengakuan CNN me­lalui survei yang me­reka lakukan atas ma­sakan rendang sebagai masakan terlezat di dunia sebenarnya bu­kan sebuah hal yang mengejutkan. Sebab tak hanya rendang, hampir semua masakan Minang terkenal dengan kele­zatannya. Secara umum, masakan-masakan Ranahminang tersebut telah layak go internasional.

Dengan konsep pengelolaan dan pengolahan yang lebih profesional, maka masakan-masakan Sumatera Barat akan bisa secepatnya dikenal masyarakat internasional. Apalagi, hampir semua masakan tersebut mudah sekali disukai masyarakat.
“Masakan Minang itu sangat easy to like (mudah disuka), sehingga saya sangat yakin masakan-masakan itu akan bisa diterima dunia internasional. Dengan adanya pengakuan dari CNN, maka seluruh masakan Minang tersebut sudah layak untuk go internasional,” kata praktisi kuliner, Bondan Winarno di Redaksi Haluan, Senin (28/11).
Mantan wartawan ini menye­butkan, sebenarnya tak hanya rendang yang layak mendapatkan apresiasi. Seandainya ada perang­kingan hingga 20, dia yakin masakan Minang akan bertengger di jajaran tersebut secara beriringan.
Menyikapi potensi yang besar tersebut, Bondan Gunawan bersama mantan Menteri Negara Perumahan Rakyat pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993) dan mantan Menteri Transmigrasi pada Kabinet Pem­bangunan VI (1993-1998). Siswono Yudohusodo membangun sebuah pusat kuliner di kawasan wisata Lembah Anai.
“Pusat kuliner tersebut dinamai Puskul (pusat kuliner) Mak Nyus. Mudah-mudahan sesuai namanya, pusat kuliner itu mendapat tempat di masyarakat,” katanya dengan mimik serius.
Di pusat kuliner tersebut, Bondan Winarno tak hanya menyediakan rendang sebagai masakan unggulan. Namun juga menyediakan dendeng racik khas Kabupaten Solok dan gulai itiak ijau khas Bukittinggi. Masakan lainnya adalah sate Danguang-Danguang, martabak Malabar, es durian dan sebagainya.
Bondan yang pernah tinggal di Kota Padang pada 1953-1958 ini mengatakan prospek kuliner Ranah Minang sangat bagus sekali. Apalagi dengan produk tersebut, Ranah Minang lebih cepat menasionalnya.
“Seandainya saja di bulan ada simpang tiga atau simpang empat, saya pastikan kuliner Minang juga akan ada di sana,” kata Bondan tertawa lepas.
Dengan cita rasa yang khas dan rasa yang sulit dicari bandingnya, masakan-masakan tersebut sudah tak layak lagi berada di arena jajajan kaki lima, namun sudah pantas menjadi konsumsi utama masyarakat kelas atas.
Pengusaha rumah makan Padang yang berkembang di hampir semua daerah di nusantara kata Bondan telah mampu menunjukkan eksiten­sinya. Di mana tanpa bantuan dari pemerintah melalui APBD, mereka bisa bertahan dan survive. Dan itu menurutnya sebuah contoh pem­berdayaan ekonomi masyarakat yang sangat pantas diapresiasi.
“Tanpa pemerintah saja mereka bisa sukses, apalagi kalau ada pembinaan yang jelas. Tentu pengu­saha masakan Minang akan semakin makmur. Ini menurut saya perlu menjadi perhatian pemerintah,” katanya mengakhiri. (h/ted)
HALUAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar