Featured Video

Jumat, 02 Desember 2011

BERUK MENTAWAI DAN BURUNG RONGKOK DIAMANKAN-Padang


PADANG,  Setelah sepekan menemukan dan menangkap penjual Beo Mentawai secara illegal, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar kembali menemukan dan menangkap hewan langka yang dipelihara warga di Mentawai, Selasa (29/11) kemarin.

Kali ini petugas menga­mankan tiga ekor beruk Menta­wai atau yang disebut dengan monyet Bokoi dan satu ekor burung Rongkong.  Ke empat hewan ini diangkut dari Men­tawai ke Padang dengan meng­gunakan Kapal KM Sejahtera.
Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Sumbar Candra Putra SP, mengatakan empat ekor binatang langka itu sampai di Pelabuhan Bungus sekitar pukul 06.00 WIB. “Rencananya Kita akan membawa empat hewan ini ke Pulau Marak Pesisir Selatan,” ungkap Chandra.
Katanya, hewan-hewan ini dijemput dari Kepulauan Men­tawai, karena pihaknya men­dapatkan laporan bahwa ada warga yang sengaja memelihara empat hewan langka tersebut. Karena ditakutkan  kelang­sungan hidupnya terancam, hewan hewan tersebut harus diamankan dan nanti akan dikembalikan kehabitatnya.
Candra menjelaskan, Beruk Mentawai ini dalam bahasa biologisnya disebut dengan Macaca Pagensis.  Binatang ini merupakan salah-satu monyet yang berada di Kepulauan Mentawai. Bagi masyarakat Mentawai,  beruk tersebut disebut monyet bokoi. Populasi Monyet boki saat ini juga sudah mulai terancam.
Beruk Mentawai (bokoi) memiliki beberapa ciri ciri seperti mempunyai panjang tubuh antara 45-55 (jantan) dan 40-45 (betina) dengan panjang ekor mencapai antara 10-16 sentimeter. Berat Macaca pagensis antara enam hingga Sembilan kilogram untuk jantan dan hanya 4,5 hingga enam kilogram untuk beruk betina.
Beruk Mentawai juga mem­punyai ciri lainnya menyerupai beruk-beruk lainnya. Perbe­daan­nya pada  rambut bagian pipi yang berwarna lebih gelap. Mahkota berwarna coklat dengan rambut pada dahi dan mantel lebih panjang.
Burung Rangkong, juga termasuk salah satu daftar burung yang terancam punah di In­donesia.
Kata Candra, penyebab punahnya jenis bu­rung ini,  akibat habitat mereka yang sudah mulai terganggu, seperti pene­bangan hutan secara sem­barangan. Selain di Sulawesi, burung ini juga ditemukan di Kepulauan Men­tawai.(h/wan)
HALUAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar