Featured Video

Rabu, 14 Desember 2011

Briptu Erik Ditembak karena Melawan


SURABAYA - Kronologi penembakan terhadap Briptu Erik terungkap. Kabid Humas Polda Jatim Komisaris Besar Rachmat Mulyana menuturkan, Aiptu Sunarto terpaksa menembak karena ada perlawanan dari Briptu Erik.

Rachmat mengatakan, awalnya Aiptu Sunarto mengamati gerak-gerik Briptu Erik Setyo Widodo yang baru saja menilang seorang pelajar. Dalam pengamatan Sunarto saat itu, Briptu Erik melakukan pelanggaran dinas, yaitu menerima uang damai dari pelajar itu.
Karena itu Aiptu Sunarto menghentikan kendaraan Briptu Erik di jalan Raya Tol Suramadu. Sayangnya ketika Aiptu Sunarto hendak melakukan pemeriksaan, Briptu Erik menolaknya. Alasannya, Briptu Erik belum ijin pimpinannya lebih dulu. Tak hanya itu, penolakan ini juga disertai sikap Briptu Erik yang menodongkan pistol pada Sunarto.
“Karena itu dia (Sunarto) merebut pistol korban (Erik) lalu menembakkannya ke kepala korban,” kata Rachmat di Mapolda Jatim, Senin.
Saat itu Arif Wahyu Budi Setiyawan (23), anak kedua Sunarto, tak menyangka ayahnya akan bertindak senekat ini. Karena takut, akhirnya lokasi penembakan dibersihkan dan jasad Erik dibuang ke Gunung Gigir, Kec Blega Bangkalan. Untuk menyamarkan aksi mereka, pakaian Erik kemudian dilucuti dan senjatanya juga dirampas.
“Mobil rental yang mereka pakai yaitu Toyota Avanza warna hitam L 1791 WE, kemudian dicuci di dekat lokasi penembakan,” tuturnya.
Perlu diketahui saat melakukan aksi ini, Arif menggunakan pakaian safari dan bertugas mengendarai mobil itu. Saat beraksi plat nomor Mobil itu juga diganti diganti dengan plat mobil dinas palsu 4523 X.
Lebih dari empat bulan aksi keji Sunarto ini behasil ditutupi. Bahkan Sunarto juga sempat melakukan tindak pemerasan kembali. Tapi begitu melakukan pemerasan terhadap mobil pengangkut uang milik PT Gas, Sunarto kena batunya.
“Dia (Sunarto) ditangkap dari tempat tinggalnya di Aspol Bangkingan, Jumat (9/12) pagi,” tutur Rachmat lagi.

Editor: Anwar Sadat Guna  |  Sumber: Surya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar