Kejayaan Kota Bahgdad kini hanya bisa dikenang pascainvansi Amerika Serikat dan sekutu.
Di masa lalu, Kota Baghdad merupakan simbol kejayaan sebuah peradaban. Kini, ibu kota Irak itu bak pesakitan selepas invasi Amerika Serikat (AS) dan sekutu.
Baghdad dibangun pada masa Kekhalifahan Abbasiyah, Abu Jaafar Al-Mansur, sekitar medio 763 Hijriyah. Sejak itulah, Baghdad memainkan peranan penting dalam peradaban Islam dan Arab. "Titik awal Baghdad dimulai ketika Abbasiyah mencari satu titik pengontrol wilayah strategis," kata Professor Sejarah Politik, Universitas Mustansiriyah, Issam al-Faili seperti dikutip alarabiya.net, Jumat (10/8).
Faili menjelaskan Baghdad merupakan saksi kehebatan ilmuwan dan pemikir Islam yang sukses mengambil alih dominasi para pemikir Yahudi dan Kristen. Selanjutnya, para intelektual, penyair, ilmuwan dan lainnya dari seluruh dunia berbodong-bondong datang ke kota lahirnya kisah 1001 malam tersebut.
"Boleh dibilang, pada masa itu, Bahgdad sebagai ibukota dunia," ucap Faili.
Cerita manis itu berakhir tragis, ketika AS dan sekutu membombardir Baghdad dari segala penjuru, mirip apa yang dilakukan tentara Hulagu Khan dari Mongol. Tidak ada lagi penyair, tidak ada lagi kalangan intelektual, yang ada hanyalah kabar korban tewas akibat konflik dan pengeboman. Tak heran, pada 2010 sebuah perusahan konsultan asal Inggris, Mercer, memberikan rapor merah kepada Bahgdad yang disebut sebagai tempat terburuk di dunia.
Bahgdad hari ini, kata Faili, seperti era Abbasiyah. Kegemilangan Baghdad hanya dinikmati Khalifah dan keluarganya. Sementara, rakyat hidup dalam kesengsaraan. Korupsi meluas, pendapatan dari minyak habis untuk membayar utang.
Saat ini, Bahgdad ibarat Aladin yang membutuhkan bantuan jin dalam lampu ajaib guna mendapatkan materi berlimpah dalam sekejap, untuk merebut cinta putri Jasmin. Seperti diakui penulis dan wartawan Irak, Rifaat Mahmud. Ia mengatakan usaha mengembalikan Baghdad seperti sedia kala sulit dilakukan. "Kami membutuhkan keajaiban untuk melestarikan kejayaan masa lalu," kata dia.
Pemerintahan baru Irak dukungan AS telah melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan nadi kehidupan kota. Pertemuan pemimpin Arab, Maret lalu, menjadi awalan Baghdad untuk kembali berperan. Kota ini juga menjadi tempat mediasi Iran dan negara-negara kuat dunia soal program nuklir Iran.
Saat ini, Bahgdad ibarat Aladin yang membutuhkan bantuan jin dalam lampu ajaib guna mendapatkan materi berlimpah dalam sekejap, untuk merebut cinta putri Jasmin. Seperti diakui penulis dan wartawan Irak, Rifaat Mahmud. Ia mengatakan usaha mengembalikan Baghdad seperti sedia kala sulit dilakukan. "Kami membutuhkan keajaiban untuk melestarikan kejayaan masa lalu," kata dia.
Pemerintahan baru Irak dukungan AS telah melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan nadi kehidupan kota. Pertemuan pemimpin Arab, Maret lalu, menjadi awalan Baghdad untuk kembali berperan. Kota ini juga menjadi tempat mediasi Iran dan negara-negara kuat dunia soal program nuklir Iran.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar