Penggalian bunker peninggalan Belanda di Komplek Balai Kota Solo
SOLO - Kesaksian mengejutkan diungkapkan seorang warga Kampung Baru RT 02 / RW 03 Pasar Kliwon Solo, Mujiyono Yuwono Saputro (82) yang mengisahkan bahwa di Kompleks Balai Kota Solo terdapat sebuah bunker peninggalan belanda.
Menurut kesaksian Mujiyono, bunker tersebut saat ini terkubur di bawah reruntuhan bekas bangunan gedung PKK yang kini telah dirobohkan.
Pada saat dirinya masih anak-anak, Mujiyono sering melihat tentara Jepang berlatih di bunker tersebut. "Dulu buat latihan tentara Jepang. Tapi bunker ini buatan Belanda," kisahnya kepada wartawan, Kamis (09/08/2012).
Kemudian pada tahun 1965, lanjut dia, bunker tersebut difungsikan sebagai penjara bagi anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menjadi tawanan.
Mujiyono pun sempat memberanikan diri masuk ke bunker tersebut untuk pertama kali pada sekitar tahun 1947, saat ia masih berusia 16 tahun.
"Dalamnya hanya ruangan kosong seperti aula dan sangat gelap," tuturnya.
Ruangan tersebut memiliki panjang dari timur ke barat sekitar 15 meter dan lebar dari utara ke selatan sekitar 10 meter dengan ketinggian 3 meter.
Dituturkan Mujiyono, bunker tersebut memiliki dua pintu di sebelah selatan bunker. "Kalau masuk masih ada trap (tangga) sekitar dua meter tingginya," sambungnya.
Dirinya meyakini bunker tersebut saat ini masih ada dan utuh karena tidak pernah dibongkar meski pembangunan gedung di sekitar bunker tersebut sudah dilakukan sebanyak dua kali.
Kesaksian lain diungkapkan seorang warga lain, Heru Basuki (56) yang juga pernah masuk ke bunker tersebut. "Terakhir saya lihat masih ada bunker itu sekitar tahun 1965 atau 1966," katanya.
Sebelumnya, bunker tersebut sempat dijadikan tempat berenang anak-anak kampung sekitar karena selalu tergenang air saat hujan turun.
Sama halnya dengan kesaksian Mujiyono, menurut Heru, bunker tersebut berukuran sekitar 15 x 10 meter. "Dinding dan langit-langitnya seingat saya sudah diplester, bangunannya permanen," ujarnya.
Selain bunker tersebut, terdapat satu bunker lain yang terbuat dari kayu, namun saat ini bunker tersebut sudah hancur.
Kabar keberadaan bunker tersebut menarik perhatian seorang Arkeolog, Muhammad Kawari untuk meneliti. Kawari bersama lima rekannya termasuk petugas dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah beniat melakukan penggalian bunker peninggalan Belanda tersebut.
"Langkah awal akan kita layout dulu sebelum kita lakukan penggalian," terangnya.
Sebagai langkah awal, timnya akan melakukan penjajakan medan selama lima hari dan menyusun laporan awal. Penggalian akan dilakukan dengan alat-alat tradisional dan tidak menggunakan alat berat agar tidak merusak keaslian bangunan bunker.
"Karena tanah yang menutup bunker sudah cukup tebal, kemungkinan penggalian akan membutuhkan waktu sangat lama," katanya. (*)
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar