BBC IndonesiaPasukan keamanan Afganistan dianggap Karzai mampu membela negara sendiri.
Insiden pembunuhan oleh polisi Afganistan terhadap tentara asing, khususnya di Helmand, adalah kejadian kali ketiga dalam empat hari belakangan.
Tak terpikir oleh empat orang serdadu pasukan khusus AS kalau Jumat (10/8/2012) sekitar pukul 02.30 pagi adalah hari terakhir hidup mereka. Awalnya, keempatnya mendapat undangan makan sahur dari seorang polisi Afganistan di pos pengecekan Sangin, di provinsi selatan Afganistan, Helmand. Tentara asing dan polisi Afganistan memang bertugas bersama-sama saat ini.
Tanpa banyak basa-basi, polisi itu, Asadullah namanya, memberondongkan peluru ke arah keempat mitranya tadi. Maut pun menjemput nyawa keempatnya, catat warta AFP.
Insiden pembunuhan oleh polisi Afganistan terhadap tentara asing, khususnya di Helmand, adalah kejadian kali ketiga dalam empat hari belakangan. "Ini adalah pembunuhan yang dilakukan seorang Afganistan berseragam polisi," kata sumber di pos Sangin yang tak ingin disebut namanya.
Kepala Distrik Sangin Mohammad Sharif membenarkan insiden itu. Ternyata, hasil penyelidikan sementara menunjukkan kalau Asadullah melarikan diri setelah kejadian tersebut. Konfirmasi yang dilakukan terhadap pihak Taliban menunjukkan kalau Asadullah memang anggota Taliban. "Dia memang anggota Taliban," kata Juru Bicara Taliban Qari Yousuf Ahmadi.
Ahmadi juga mengatakan kalau pihaknya berada di belakang pembunuhan itu. Sejauh ini, sudah tujuh serdadu NATO yang tewas lantaran "pengkhianatan" mitra Afganistan mereka.
Pihak NATO, sampai kini masih belum mampu menjawab pertanyaan mengapa kejadian semacam itu makin sering terjadi. Padahal, selama ini, pasukan NATO yang melatih polisi Afganistan sebagai bentuk persiapan saat seluruh pasukan asing ditarik dari Afganistan pada akhir 2014.
Sejak awal 2012, sudah 33 serdadu asing yang tewas oleh polisi Afganistan pada 23 insiden penembakan.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar