Featured Video

Jumat, 10 Agustus 2012

Sidang 'ginjal tukar iPad' dimulai di Cina


iPad
Antrean orang membeli iPad di Beijing. Seperti di negara-negara lain, produk Apple populer di Cina
Lima orang diadili di Cina dalam kasus perdagangan organ ilegal dan 'melukai orang dengan sengaja' setelah seorang pelajar menjual ginjalnya untuk membeli iPad dan iPhone.

Para terdakwa meliputi seorang ahli bedah yang melakukan operasi pengambilan ginjal dari remaja berusia 17 tahun tersebut di provinsi Hunan.
Mereka menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun jika dinyatakan bersalah, menurut kantor berita resmi pemerintah Cina, Xinhua.
Remaja itu, yang menderita gagal ginjal pasca operasi, dinyatakan tidak dapat menghadiri sidang karena kondisinya terlalu lemah.
Pelajar yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarganya, Wang, direkrut melalui perbincangan online, menurut para jaksa.
Mereka menuduh salah satu terdakwa, He Wei yang mengatur transplantasi ginjal ilegal itu April lalu, untuk membayar utang judinya.
Kelompok itu dilaporkan menerima sekitar $35.000 sebagai bayaran transplantasi tersebut, sedangkan Wang hanya menerima $3.000 sebagai bayaran untuk ginjalnya.
Ia nyaris meninggal dunia setelah mengalami gagal ginjal pasca operasi dan kesehatannya kini asngat buruk.

'Harga di luar jangkauan'

He membantah semua tuduhan dan mengatakan pada majelis hakim bahwa korban menjalani operasi dengan sukarela.
Empat orang lainnya yang dituduh terlibat dalam kasus itu juga menghadapi denda.
Kasus itu terbongkar ketika ibu korban menanyakan darimana ia memperoleh uang untuk membeli berbagai peralatan elektronik barunya.
Ia akhirnya mengakui telah menjual ginjalnya.
Produk-produk Apple cukup populer di Cina, tetapi harganya jauh di luar jangkauan mayoritas pekerja urban.
Di sisi lain, jumlah donor organ di Cina sangat kurang.
Angka resmi dari kementerian kesehatan menunjukkan bahwa 1,5 juta orang membutuhkan transplantasi, tapi hanya ada 10.000 operasi transplantasi setiap tahun.
Terpidana mati kerap digunakan sebagai sumber organ, tetapi bulan lalu Cina menyatakan akan menghapus kebijakan tersebut dalam lima tahun mendatang
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar