AFP PHOTO/ATTA KENAREPenduduk dan tim penolong Iran mencari orang-orang yang masih para korban gempa yang diperkirakan masih hidup di bawah reruntuhan rumah di Desa Baje-Baj, di kota Varaqan, Minggu (12/8/2012). Laporan resmi pemerintah mengatakan, jumlah korban jiwa mencapai 306 orang dan 3.037 orang terluka akibat dua gempa yang terjadi pada Sabtu (11/8/2012).
Jumlah korban tewas akibat dua gempa yang terjadi di Iran akhir pekan kemarin menjadi 306 orang, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, Menteri Kesehatan Iran Marzieh Vahid Dastjerdi mengatakan, Senin (13/8/2012).
Dalam laporan yang disampaikan ke parlemen itu, Dastjerdi mengatakan, jumlah korban luka mencapai 3.037 orang. Dari jumlah itu, 2.011 di antaranya mendapat pertolongan pertama di lokasi, sementara sisanya dirawat di rumah sakit. Sekitar 700 korban menjalani operasi, paparnya dalam laporan yang dirilis situs web parlemen.
"Kami terus mencari korban," kata Vahid Dastjerdi.
Sementara itu Wakil Menteri Dalam Negeri Hassan Ghadami, mengatakan, "Banyak korban tewas pada jam-jam pertama (setelah gempa) karena reruntuhan berlumpur... dan struktur bangunan rumah-rumah yang sudah tua di wilayah itu."
Dua gempa, masing-masing berkekuatan 6,4 dan 6,3, menghancurkan desa-desa di wilayah timur laut di Kota Tabriz. Kuatnya goncangan gempa menghancurkan rumah-rumah di kawasan itu.
Pemimpin Bulan Sabit Merah Iran, Abdolhossein Faghih mengatakan pada acara dengar pendapat yang sama, bahwa 230 desa rusak berat, sementara sejumlah desa lainnya hancur total.
Pemerintah Iran langsung mengeluarkan dana untuk pembangunan segera rumah-rumah di wilayah pegunungan itu, mengingat musim dingin yang segera datang. Bantuan pemerintah senilai hampir 1.000 dollar AS per keluarga sudah disetujui. Itu ditambah dengan pinjaman lunak hingga 6.000 dollar AS.
Faghih mengatakan, Bulan Sabit Merah hingga kini sudah membantu lebih dari 16.000 orang yang kini tidak memiliki rumah. Bantuan itu berupa ribuan tenda dan selimut, serta makanan dan minuman.
Iran menolak bantuan dari sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Turki, Taiwan, Singapura, dan Rusia, dengan alasan negara itu mampu mengatasi dampak bencana alam tersebut.
"Kita menerima tawaran bantuan dari sejumlah negara... namun karena kita memiliki cukup tenaga dan sumber daya, kita tidak memerlukan bantuan asing. Kami berterima kasih pada tawaran itu," ujar Faghih.
Pihak berwenang menghentikan semua upaya penyelamatan pada Minggu (12/8/2012) karena semua orang yang masih hidup sudah ditemukan.
sumber
Dalam laporan yang disampaikan ke parlemen itu, Dastjerdi mengatakan, jumlah korban luka mencapai 3.037 orang. Dari jumlah itu, 2.011 di antaranya mendapat pertolongan pertama di lokasi, sementara sisanya dirawat di rumah sakit. Sekitar 700 korban menjalani operasi, paparnya dalam laporan yang dirilis situs web parlemen.
"Kami terus mencari korban," kata Vahid Dastjerdi.
Sementara itu Wakil Menteri Dalam Negeri Hassan Ghadami, mengatakan, "Banyak korban tewas pada jam-jam pertama (setelah gempa) karena reruntuhan berlumpur... dan struktur bangunan rumah-rumah yang sudah tua di wilayah itu."
Dua gempa, masing-masing berkekuatan 6,4 dan 6,3, menghancurkan desa-desa di wilayah timur laut di Kota Tabriz. Kuatnya goncangan gempa menghancurkan rumah-rumah di kawasan itu.
Pemimpin Bulan Sabit Merah Iran, Abdolhossein Faghih mengatakan pada acara dengar pendapat yang sama, bahwa 230 desa rusak berat, sementara sejumlah desa lainnya hancur total.
Pemerintah Iran langsung mengeluarkan dana untuk pembangunan segera rumah-rumah di wilayah pegunungan itu, mengingat musim dingin yang segera datang. Bantuan pemerintah senilai hampir 1.000 dollar AS per keluarga sudah disetujui. Itu ditambah dengan pinjaman lunak hingga 6.000 dollar AS.
Faghih mengatakan, Bulan Sabit Merah hingga kini sudah membantu lebih dari 16.000 orang yang kini tidak memiliki rumah. Bantuan itu berupa ribuan tenda dan selimut, serta makanan dan minuman.
Iran menolak bantuan dari sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Turki, Taiwan, Singapura, dan Rusia, dengan alasan negara itu mampu mengatasi dampak bencana alam tersebut.
"Kita menerima tawaran bantuan dari sejumlah negara... namun karena kita memiliki cukup tenaga dan sumber daya, kita tidak memerlukan bantuan asing. Kami berterima kasih pada tawaran itu," ujar Faghih.
Pihak berwenang menghentikan semua upaya penyelamatan pada Minggu (12/8/2012) karena semua orang yang masih hidup sudah ditemukan.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar