Featured Video

Jumat, 24 Agustus 2012

Lebaran, Bukittinggi Sesak


Hanya hari per­tama saja sepi. Namun memasuki hari kedua le­baran Idul Fitri 1433H Senin (20/8) hingga Ka­mis (23/8), Kota Bukittinggi berubah sesak.

Tidak hanya menjadi lau­tan manusia, tapi juga men­jadi lautan  kendaraan roda dua dan roda empat berbagai jenis, yang datang dari tiga pintu masuk,yakni Simpang Padang Luar, Kecamatan Banuhampu, Simpang Gadut Kecamatan Tilatang Kamang dan Simpang Tanjung Alam Kecamatan Ampek Angkek, Agam.
Kepadatan arus lalu lintas dari dan ke Bukittinggi diban­ding lebaran tahun lalu jauh meningkat, sehingga kema­cetan panjang kendaraan tak terelakkan.Dari informasi yang diperoleh Haluan, jalur Pa­dang–Bukittinggi yang biasa ditempuh dalam waktu 2 jam meningkat jadi 9 jam.
Payakumbuh – Bukittinggi dari setengah jam berubah jadi lima jam. Demikian juga Solok – Bukittinggi dari satu setengah jam berubah jadi tujuh jam, lantaran selama menempuh perjalanan ken­daraan terpaksa berjalan beringsut-ingsut.
“Situasi diperparah lagi oleh  sopir kendaraan yang suka nyalip lantaran tidak sabaran. Maksud hatinya hendak cepat mendahului kendaraan lain, malah bikin suasana tambah runyam, akibatnya kami yang be­rangkat pukul 17.00 WIB dari Padang, baru nyampai di Bukittinggi pukul 03 dinihari,” ungkap perantau Syamsul Kamal  kepadaHaluan di Bukittingi Kamis (23/8).
Hal serupa juga diung­kapkan Zulfikar pendatang dari Solok. Berangkat pukul 14.00 WIB baru sampai pukul 20.30 WIB di Bukittinggi. Selama dalam  perjalanan ungkapnya, kemacetan luar biasa selain disebabkan ada­nya kendaraan pribadi maupun angkutan umum yang suka nyalip, me­nga­kibatkan ken­daraan dari arah berlawanan tersumbat, juga terjadi dise­tiap per­simpangan dan rumah makan.
“Ternyata kemacetan ti­dak hanya milik Jakarta, tapi kini juga milik kota Bukit­tinggi. Syukur alhamdulillah, ternyata semua urang awak telah pada makmur,” ungkap Isman perantau Jakarta yang pulang kampung bersama keluarganya ditengah desakan kendaraan yang merayap bersama  pejalan kaki dan sepeda motor.
Selepas macet menempuh perjalanan, setiba dalam kota Bukittinggi suasana tampak bertambah parah. Banyaknya kendaraan warga yang melin­tas di perempatan Stasiun dari arah Aur Kuning dan perempatan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) arah objek wisata Panorama.
”Meski susah-susah hingga sampai ketujuan, tapi ini menurut saya adalah rah­mat,” tambah Isman.
Seorang pengemudi ken­daraan, Sawirman, menye­butkan, akibat arus ken­daraan padat merayap waktu tempuh menuju pusat kota bertambah lebih dari 10 menit dari waktu normal hanya sekitar 20 menit.
Meski ada petugas lalu lintas mengatur arus ken­daraan, tambahnya, padat merayap di jalan menuju pusat kota tetap tak tere­lakkan karena volume ken­daraan jauh meningkat.
Volume kendaraan yang meningkat didominasi roda empat yang berasal dari berbagai daerah di dalam dan luar Sumatera Barat. Kepa­datan ini, dipicu pemudik lokal masih banyak ber­sila­turahim dan wisatawan lokal mulai berdatangan ke se­jumlah objek wisata di kota tersebut.
Kapolres Bukittinggi Eko Nugrohadi didampingi Kasat Lantas AKP Yusep Dwi Pra­setiya, menyebutkan, pihak­nya telah mendirikan pos pengamanan Lebaran, di Simpang Stasiun dan ka­wasan Taman Jam Gadang.
Pendirian pos pengamanan Lebaran di Simpang Stasiun tersebut guna mengantisipasi kemacetan kendaraan dari arah Padang menuju pusat Kota Bukittinggi.
“Kita sudah menurunkan petugas lalu lintas pada titik potensi terjadi kemacetan di kawasan jalur menuju Kota Bukittinggi. Diminta peng­guna jalan untuk mentaati rambu-rambu lalu lintas,” harapnya.

sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar