Jenglot
Pagi itu, ruang panitera Pengadilan Negeri Sawahlunto disesaki warga. Disesaki warga bukan terkait masalah kasus atau warga unjuk rasa. Tetapi warga berkerumun ingin menyaksikan penemuan jenglot berbadan ular. Jenglot ini ditemukan di kawasan lokasi pembangunan PN Sawahlunto yang baru.
Dalam hitungan menit saja, jenglot berbadan ular dengan rambut panjang berwarna pirang itu, mampu mengumpulkan ratusan warga Sawahlunto. Warga Kota Sawahlunto pun buncah.
Karena begitu semangatnya warga melihat dari dekat jenglot tersebut, mereka pun harus rela memanjat jendela ruangan kantor panitera itu. Tapi, terkadang sang penemu jenglot menutupi sebagian tubuh jenglot dengan sehelai kain putih. Dan semakin membuat penasaran warga yang berbondong-bondong datang ke kantor yang selama ini terkait urusan sidang dan perkara.
“Kami penasaran. Katanya ada penemuan ular berkepala manusia. Jadi kami langsung datang untuk melihat. Tapi ternyata sulit untuk melihatnya secara langsung, karena begitu banyak warga yang berdesakan,” ujar Simon (32) salah seorang warga kepada Haluan, Senin (17/9).
Jenglot berbadan ular ditemukan di kawasan lokasi pembangunan kantor Pengadilan Negeri Sawahlunto, pada Kamis (13/9) atau malam Jumat lalu. Penemuan berawal dari informasi pekerja proyek pembangunan PN Sawahlunto.
Riki (36), penemu jenglot berbadan ular kepada Haluan mengatakan, penemuan berawal dari keluhan pekerja proyek yang berada di kawasan Kandih, yang mengaku alat berat yang digunakan sering mati mendadak. Padahal, kondisi alat berat tidak mengalami kerusakan.
Selidik punya selidik, dengan bantuan terawangan paranormal, ternyata kawasan Kantor Pengadilan Negeri Sawahlunto dihuni makhluk halus berupa ular. Keberadaan mahluk halus itulah yang dikhawatirkan menjadi penyebab seringnya mesin alat berat yang bekerja mati mendadak.
Menurut Riki yang menangkap jenglot bersama 8 rekannya itu, jenglot berbadan ular tersebut sudah berumur ratusan tahun. Ketika ditemukan, jenglot tersebut berukuran 8 meter. Namun, ketika dibakar, jenglot tiba-tiba mengecil.
“Rambutnya saja tidak terbakar. Ular ini hanya mengalami penyusutan. Awalnya kami menemukan dengan panjang 8 meter, setelah dibakar ukurannya menyusut,” terang Riki yang tidak mau menyebutkan bagaimana proses penangkapan dilakukan.
Riki yang seharinya bekerja sebagai polisi hutan itu mengatakan akan segera memusnahkan temuannya tersebut. Pasalnya, ia masih merasakan aura negatif yang muncul dari mahluk tersebut.
“Rencananya, tepat pukul 12.00 (kemarin), kami akan memusnahkan makhluk ini dengan membakarnya. Pemusnahan dilakukan untuk mencegah munculnya hal negatif bagi warga,” ujar Riki.
Penemuan jenglot berbadan ular itu ternyata juga mendatangkan rezeki bagi fotografer amatir. Usai difoto, gambar jenglot berbadan ular itu dicetak dan dijual kepada warga yang masih penasaran dengan penemuan tersebut.
Melihat foto jenglot, sebagian warga ada yang percaya. Jenglot dinilai digunakan sebagai pesugihan untuk mendapatkan kekayaan secara tidak halal. Namun ada juga yang mencurigai mahluk temuan itu hanyalah buatan semata alias palsu.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar