KOMPAS.com/ MARKUS MAKURRemigius Tau (baju merah) sambil dan Rofinus Mba (13) saat hendak menjajakan pisang masak ke pegawai yang sedang menata Lapangan Motang Rua, tempat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan ceramah kepada 20.000 umat Katolik Manggarai pada perayaan 100 Gereja Katolik Manggarai.
Remigius Tau (10) dan Rofinus Mba (13) dari Desa Lalong, Kecamatan Wae Rii, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur ini terpaksa menjadi pedagang pisang keliling di Kota Ruteng. Kedua bocah ini sebenarnya ingin sekolah. Namun karena orang tuanya tidak punya biaya, keinginannya bersekolah terpaksa dipendam.
Remigius Tau warga Kampung Lalong, Desa Lalong setiap pagi membawa pisang ambon untuk dijual di Kota Ruteng. Ia berjalan kaki ke Kota Ruteng menjajakan pisang ke seluruh warga di Kota Ruteng.
Remigus Tau sudah enam tahun menekuni pekerjaan menjual pisang di Kota Ruteng. Dia tidak bisa bersekolah karena orangtuanya tidak mampu. Kini, putra kedua dari enam bersaudara pasangan Stefanus Darung dan Mama Genota Muel malah menjadi penopang hidup keluarga dengan menjual pisang.
"Saya tahu Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung di Kota Ruteng. Saya diberitahu oleh om saya bahwa ada kunjungan Presiden RI," tuturnya dengan polos kepadaKompas.com saat ditemui di bawah Pohon Beringin dekat Lapangan Motang Rua di depan Kantor Bupati Manggarai. Kebetulan kantor Bupati Manggarai akan menjadi tempat Presiden SBY memberikan ceramah kepada 20.000 umat Katolik dan umat lainnya pada Jumat (19/10/2012) mendatang.
Sambil memikul dua tandan pisang ambon yang sudah masak, Remigius Tau mencoba menjajakan pisang ke pegawai yang sedang menata panggung persiapan kunjungan Presiden SBY di depan Kantor Bupati Manggarai. Ternyata pisangnya laku. Beberapa pegawai menghampiri Remigius, lalu membeli pisangnya.
"Saya setiap hari datang dari Kampung Lalong untuk menjual pisang ke Kota Labuan Bajo, dan sore harinya saya pulang ke kampung sambil membawa uang hasil jualan saya. Tetapi, dalam hati saya, saya ingin sekolah," tuturnya sambil menunduk kepalanya.
Teman jualannya, Rofinus Mba dan Wihelmus yang juga dari Kampung Lalong tidak bisa bersekolah. Keduanya juga memilih berjualan pisang ambon.
"Kami ingin sekolah dan kami mohon dengan hormat perhatian dari Pak Presiden pada anak-anak yang tidak sekolah di Kabupaten Manggarai," ucap Rofinus diamini Remigius dan Wihelmus.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar