Jokowi kunjungi TMC Polda Metro Jaya
Jika marka diaktifkan, disiplin berlalulintas akan timbul sendiri.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, melakukan kunjungan ke Polda Metro Jaya. Dalam kunjungan tersebut, Jokowi disambut langsung oleh Kapolda, Inspektur Jenderal, Untung Suharsono Rajab, beserta pejabat utama Polda. Dalam pertemuan hari ini, dibahas soal kemacetan dan keamanan di Jakarta.
Jokowi panggilan akrab Gubernur DKI, memberi usulan jangka pendek ke Polda Metro Jaya untuk mengatasi kemacetan, antara lain dengan mengefektifkan kembali marka jalan di kawasan rawan macet.
"Marka jalan memang sepele tetapi bisa mengurangi 30 persen kemacetan. Ini secara serius yang kami bicarakan. Masalah kemacetan tidak hanya menyiapkan transportasi massal seperti monorail, MRT dan busway, tetapi masalah manajemen lalulintas di lapangan," kata Jokowi di Polda Metro Jaya, Senin, 22 Oktober 2012.
Dengan mengefektifkan marka jalan, kata Jokowi, disiplin berlalulintas akan timbul secara sendiri. Misalnya, angkutan umum tidak akan berhenti selain di halte dan angkutan umum tak berani lagi 'ngetem'. "Yang mau berhenti sembarangan pasti mikir yang ngetem juga pasti mikir-mikir," jelas dia.
Namun, Jokowi tidak menjelaskan secara rinci usulan atau program apa saja yang akan diterapkan nantinya dalam sistem mengatasi kemacetan dan keamanan. Ia juga akan memberikan dukungan kepada Polda Metro dengan cara menerjunkan aparatnya untuk bersama-sama mengurai kemacetan.
Selain membicarakan mengenai dua hal tersebut, Jokowi juga mendatangi gedung Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya. Jokowi didampingi Wakapolda Metro Jaya, Brigadir Jenderal Sudjarno, serta Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Dwi Sigit Nurmantyas.
Dalam kesempatan itu, Jokowi melihat langsung sistem kerja TMC. Banyak hal yang ditanyakannya, seperti bagaimana masyarakat bisa mengetahui kerja TMC, bagaimana masyarakat mendapatkan informasi kemacetan melalui TMC dan informasi apa saja yang diberikan.
Koordinator TMC, Komisaris Iwan Saktiadi, menjelaskan bahwa masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi kemacetan melalui jejaring sosial yang tersedia serta menghubungi telepon TMC.
"Kalau macet, ada Twitter yang langsung memberi informasi. Selain Twitter kami juga akan memberitahu melalui radio. Seperti unjuk rasa juga akan kami beritahu titik-titik mana saja yang terjadi kepadatan," kata Iwan.
Selain kemacetan, TMC, lanjut Iwan, juga akan memberikan informasi tentang banjir di pemukiman. Ini untuk menghindari agar pengguna jalan tidak terjebak kemacetan saat banjir ataupun genangan air.
"Marka jalan memang sepele tetapi bisa mengurangi 30 persen kemacetan. Ini secara serius yang kami bicarakan. Masalah kemacetan tidak hanya menyiapkan transportasi massal seperti monorail, MRT dan busway, tetapi masalah manajemen lalulintas di lapangan," kata Jokowi di Polda Metro Jaya, Senin, 22 Oktober 2012.
Dengan mengefektifkan marka jalan, kata Jokowi, disiplin berlalulintas akan timbul secara sendiri. Misalnya, angkutan umum tidak akan berhenti selain di halte dan angkutan umum tak berani lagi 'ngetem'. "Yang mau berhenti sembarangan pasti mikir yang ngetem juga pasti mikir-mikir," jelas dia.
Namun, Jokowi tidak menjelaskan secara rinci usulan atau program apa saja yang akan diterapkan nantinya dalam sistem mengatasi kemacetan dan keamanan. Ia juga akan memberikan dukungan kepada Polda Metro dengan cara menerjunkan aparatnya untuk bersama-sama mengurai kemacetan.
Selain membicarakan mengenai dua hal tersebut, Jokowi juga mendatangi gedung Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya. Jokowi didampingi Wakapolda Metro Jaya, Brigadir Jenderal Sudjarno, serta Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Dwi Sigit Nurmantyas.
Dalam kesempatan itu, Jokowi melihat langsung sistem kerja TMC. Banyak hal yang ditanyakannya, seperti bagaimana masyarakat bisa mengetahui kerja TMC, bagaimana masyarakat mendapatkan informasi kemacetan melalui TMC dan informasi apa saja yang diberikan.
Koordinator TMC, Komisaris Iwan Saktiadi, menjelaskan bahwa masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi kemacetan melalui jejaring sosial yang tersedia serta menghubungi telepon TMC.
"Kalau macet, ada Twitter yang langsung memberi informasi. Selain Twitter kami juga akan memberitahu melalui radio. Seperti unjuk rasa juga akan kami beritahu titik-titik mana saja yang terjadi kepadatan," kata Iwan.
Selain kemacetan, TMC, lanjut Iwan, juga akan memberikan informasi tentang banjir di pemukiman. Ini untuk menghindari agar pengguna jalan tidak terjebak kemacetan saat banjir ataupun genangan air.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar