Setelah ditunggu-tunggu oleh berbagai pihak, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya angkat bicara atas banjir besar yang menimpa di hampir seluruh wilayah Ibu Kota, termasuk di jalan protokol pada Sabtu (22/12/2012) lalu.
Jokowi mengaku pada Minggu (23/12/2012) kemarin telah bertemu dengan Dinas Pekerjaan Umum DKI (Dinas PU DKI) untuk menanyakan laporan terkait banjir di Jakarta. Jokowi mempertanyakan efektivitas penggunaan pompa-pompa yang telah dipasang di beberapa titik di kawasan Sudirman-Thamrin.
"Tapi, fakta kemarin kan genangan seperti itu tingginya. Pasti ada yang salah sehingga saya suruh cek, kontrol di lapangan di bawahnya problemnya apa," kata Jokowi, saat ditemui seusai menghadiri ulang tahun politisi PDI-P, Ara Sirait, di Gedung Galeri Seni Kunstkring, Jakarta, Minggu malam.
Jokowi pun mengharapkan, minggu depan setelah Tahun Baru 2013, Dinas PU sudah dapat menyelesaikan segala macam permasalahan yang menjadi penyebab terjadinya banjir.
"Ya, penginnya dalam minggu depan setelah tahun baru itu diselesaikan. Ya, mungkin gorong-gorongnya, sedimennya sudah tinggi; enggak dikeruk, ya keruk. Kalau pompanya masih kurang, tambah pompa," kata Jokowi.
Selain meminta Dinas PU untuk segera menyelesaikan permasalahan banjir tersebut, Jokowi juga berjanji untuk segera turun ke lapangan. Bahkan, ia akan meminta kawalan dari personel marinir saat ia turun ke bawah.
"Saya mau minta dikawal marinir karena memang di bawah baru sekali. Kita pengin mengerti lapangannya seperti apa karena kan titiknya tidak di Bundaran HI saja, tapi di dekat Trisakti juga. Meskipun saya kira juga tahun-tahun lalu seperti itu, tapi saya ingin masalah-masalah itu terselesaikan," kata Jokowi.
Jokowi ingin agar permasalahan banjir ini dapat segera terselesaikan karena harapan masyarakat Ibu Kota kepada Jokowi pun sangat tinggi untuk dapat bisa membuat Jakarta Baru yang bisa terbebas dari dua permasalahan utama Jakarta, yaitu banjir dan macet. Namun, Jokowi kembali meminta kepada masyarakat DKI untuk lebih bersabar karena penyelesaian dua masalah ini memang membutuhkan waktu yang tidak singkat.
"Ya, ini sudah berpuluh-puluh tahun masalah banjir belum terselesaikan; dan itu memang kalau sudahkayak kemarin, sudah betul-betul kayak neraka. Macet total, stuck total; dan penyelesaiannya memang perlu waktu; dan itu yang menjadi prioritas sangat utama," kata Jokowi.
Jokowi pun mengatakan sudah mengetahui keadaan Bendungan Katulampa yang sudah naik status menjadi Siaga 2. Namun, ia mengaku masih belum bisa berbicara banyak terkait debit air yang sudah makin meninggi dan kembali mengancam Ibu Kota.
"Saya belum bisa ngomong banyak. Sebenarnya saya ndak mau ngomong banyak," kata Jokowi.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo mengatakan, penyebab banjir pada Sabtu lalu bukanlah karena kesalahan drainase. Pasalnya, semua pompa yang telah dipasang berjalan dengan baik. Ia mengatakan, penyebab utama banjir di hampir seluruh wilayah Ibu Kota, terutama jalan protokol, akibat intensitas curah hujan yang tinggi.
"Ini karena curah hujan yang sangat tinggi. Kemarin curah hujan sudah masuk tahap sangat lebat," kata Ery.
Hujan lebat yang melanda Jakarta saat itu, kata dia, memang di luar dugaan. Hujan rata-rata di Jakarta, katanya, sekitar 300 milimeter dalam setiap bulan, sementara yang melanda Jakarta kemarin 150 mm per jam.
"Untuk di Waduk Melati saja, curah hujannya kemarin 141 mm per jam (sangat lebat). BMKG bilang satu bulan dinyatakan musim hujan kalau 300 mm per bulan. Ini saja sejam sudah 141 mm," ujarnya.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar