Samsung, produsen perangkat Android terbesar di dunia, merasa telah memiliki posisi kuat di pasar smartphone sehingga berencana melakukan ekspansi dengan merilis ponsel dengan sistem operasi Tizen.
Dikutip dari ArsTechnica, langkah Samsung ini disinyalir merupakan reaksi dari akuisisi Google atas Motorola Mobility pada 2011 lalu.
Seperti Android, Tizen adalah sistem operasi open-source yang sudah digunakan di perangkat tablet, ponsel, sistem hiburan di kendaraan, dan Smart TV. Pangsa pasarnya memang masih jauh dibandingkan Android ataupun iOS, tapi sistem operasi ini bersaing dengan platform open-sourcelain seperti Sailfish dan Ubuntu untuk smartphone yang baru diperkenalkan.
Keadaan Tizen tersebut bisa berubah banyak dengan sokongan Samsung, yang merupakan salah satu produsen smartphone dengan laba paling besar di dunia. Kuartal ketiga 2012 lalu, Samsung memiliki penguasaan pasar sebesar 35 persen dan mengapalkan 56,9 juta unit smartphone.
Meski meraih suskes besar dengan Android, Samsung agaknya tak pernah merasa puas dengan sistem operasi tersebut. Produsen asal Korea Selatan ini , misalnya, selalu menerapkan skin interface TouchWiz UI di semua perangkat Android miliknya, kecuali seri Nexus yang dibuat melalui kerjasama dengan Google.
Dengan Tizen, yang dibentuk oleh eksekutif dari Intel, Vodafone, dan Samsung sendiri, kemungkinan akan menawarkan fleksibilitas lebih tinggi untuk Samsung ketimbang Android yang dimiliki oleh Google.
Samsung berencana merilis beberapa model ponsel Tizen sekaligus pada 2013, tetapi produk-produk tersebut akan dijual terbatas di pasar negara-negara Timur. Apabila sukses, penjualan produk Tizen dari Samsung baru akan dilebarkan ke pasar negara-negara Barat.
DoCoMo, operator seluler Jepang yang menjadi partner keempat Tizen, kemungkinan akan menjadi operator pertama yang menerima produk-produk berbasis Tizen dari Samsung.
Langkah Samsung mengambil jarak dari Google mungkin kurang menyenangkan buat raksasa internet pemilik Android tersebut. Akan tetapi, bisa jadi ini merupakan kesempatan bagi Google untuk bangkit dengan perangkat yang dibuat oleh Motorola, seperti misalnya X Phone yang rumornya beredar belakangan ini.
Google sendiri sejak pertama kali mengakusisi Motorola menekankan bahwa produsen perangkat tersebut tak akan dianakemaskan di antara vendor Android lainnya. Selama ini Motorola belum pernah menjadi partner ponsel flagship Android (Nexus).
Menjauhnya Samsung yang pernah menjadi rekanan Google dalam menelurkan dua model Nexus justru berpotensi memberikan kesempatan bagi Motorola untuk tampil dengan XPhone yang disebut-sebut ditujukan sebagai lawan iPhone dari Apple.
Apakah hal ini akan benar terjadi? Kalaupun menjadi kenyataan, bisakah kolaborasi Google dan Motorola mengekor kesuksesan Samsung dengan seri Galaxy S miliknya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar