Featured Video

Senin, 04 Februari 2013

Kisah Peternak Sapi AS yang Merana Akibat RI Hentikan Impor Daging


Washington - Tahun lalu, Indonesia menghentikan impor daging dari AS setelah merebak kasus sapi gila di California. Kondisi ini membuat penjualan daging di AS ke Indonesia langsung terjun bebas.

Untuk memperjuangkan kepentingan para peternak sapi di AS seperti di California dan Texas, pemerintah AS melawan tindakan pemerintah Indonesia ini. Cara terakhir yang dilakukan sebelum menggugat ke badan perdagangan dunia (WTO), pemerintahan Obama tahun lalu pernah menekan pemerintah Indonesia untuk mencoba membuka pasar daging impornya. Apalagi AS melihat, 240 juta penduduk Indonesia merupakan pasar yang menggiurkan untuk ekspor daging.

"Tidak ada dasar ilmiah untuk menghindari daging AS," ujar John Haris, seorang pemilik peternakan bernama Harrus Ranch Beef Co. di California seperti dikutip dari star-telegram, Senin (4/2/2013).

Para peternak di AS memang kesal dengan kebijakan pemerintah Indonesia ini, dan mereka menyebutkan tindakan Indonesia sebagai 'knee-jerk political action.' Karena para peternak di AS ini memang cukup bergantung kepada pasar ekspor.

Industri daging di AS sangat penting untuk perekonomian negara tersebut, karena industri ini berhasil menciptakan 1,4 juta lapangan pekerjaan. Di 2011, industri peternakan menyumbang sekitar US$ 44 miliar atau sekitar Rp 400 triliun dalam perekonomian AS.

Kedutaan Besar Indonesia di AS tidak mau berdiskusi terkait hal ini, namun berjanji akan merespons protes AS. "Pemerintah Indonesia tidak bertujuan melarang masuknya barang impor, namun untuk meyakinkan bahwa semua barang yang diimpor aman untuk dikonsumsi dan aman bagi lingkungan," demikian bunyi pernyataan pihak Indonesia.

Meskipun Indonesia dilihat sebagai negara dengan perekonomian terbesar, namun jumlah ekspor daging AS ke Idnonesia cuma 0,6% atau senilai US$ 17 juta.

Pemerintah AS dikatakan juga kesal dengan sikap pemerintah Indonesia yang memperketat aturan impor produk agrikultur seperti buah sayur, jus, dan bunga. Selama ini, Indonesia masuk 5 besar negara tujuan ekspor apel asal AS, dan juga buah ceri dan pir. Sejak adanya pengetatan syarat impor ini, nilai ekspor apel Washington turun 67% sejak November 2012.

Kembali ke penghentian impor daging AS oleh Indonesia, sebuah peternakan di Minnesota yaitu Cargill, telah merumahkan 2.000 pegawainya karena penurunan permintaan.

Sebuah peternakan di California yaitu Monterey County juga menurun bisnisnya dan mengurangi jumlah pekerjanya.

"Semakin sulit bagi para peternak dan petani untuk bertahan di bisnis ini karena tingginya biaya dan juga harga tanah di negara ini, terutama di California. Karena itu jumlah pekerja kami semakin sedikit dan produksi akhirnya menurun,: ujar pemilik Monterey yaitu Kester.

Di 2011 lalu, angka ekspor daging AS menyentuh US$ 5,4 miliar dan awalnya ditargetkan bisa naik di 2012. Namun ternyata angka ekspor ke Indonesia turun 91% dari Januari hingga November 2012.

Asosiasi Peternak Nasional AS mengatakan hanya ada dua negara, yaitu Indonesia dan Thailand yang menghentikan impor daging dari AS karena masalah sapi gila di California.

Indonesia memang memperketat kuota dan persyaratan bagi para eksportir AS yang ingin memasukkan barangnya. Para peternak AS saat ini menghadapi risiko dan ketidakpastian penjualan daging ke Indonesia.

Selain soal pengetatan kuota, para eksportir daging AS juga menghadapi persoalan sulit untuk menjual daging ke Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim.

Indonesia memberi syarat agar daging yang diimpor disembelih sesuai dengan cara Islam. Ini membuat eksportir daging AS harus menyesuaikan diri

Menurut pejabat pemerintahan AS, kebijakan penghentian impor daging dan produk agrikultur asal AS oleh pemerintah Indonesia telah menghancurkan peraturan perdagangan global. Jika kedua negara ini belum menemukan kata sepakat, pemerintah AS mengancam untuk menuntut Indonesia ke markas WTOdi Jenewa pada Maret 2013 nanti.

s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar