Featured Video

Senin, 04 Februari 2013

MINTA RP50 JUTA UNTUK MASUK AKPOL

Seorang pe­muda mengaku anggota Mabes Polri dengan pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) diamankan jajaran Reskrim Polresta Padang, di rumah korban Mardamsyah (41), di Jalan Andalas Makmur No. 13, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Jumat (1/2) sekitar pukul 17.30 WIB.

Pemuda itu bernama Wendri Harefa (29), warga Mega Permai Blok H7, Kecamatan Koto Tangah, Padang. Kecurigaan korban Mardamsyah terhadap pemuda asal Nias itu, setelah uang yang telah dikirim korban tidak ada informasinya. Korban bermohon agar adiknya bisa masuk Akademi Kepolisian (Akpol). Korban pun mela­porkan kejadian tersebut ke Mapolresta Padang tanpa sepengetahuan pelaku  yang bekerja sebagai sales barang elektronik.
Menurut korban, dia pertama kali mengenal pelaku dari kemenakannya bernama Delfa (26). Pengakuan Delfa, dia mengenal anggota polri yang dinas di Mabes Polri dengan nama AKBP A. Bastian di jajaran Intel Mabes Polri.  Setelah itu, mereka bertemu dengan pelaku, dan terjadilah kata sepakat antara pelaku dengan korban.
“Pelaku meminta uang sebanyak Rp50 juta untuk bisa masuk ke Akpol. Uang itu, saya bayarkan bertahap sebanyak tiga kali bayar,” kata korban kepada penyidik di Mapolresta Padang.
Setelah uang diberikan, pelaku menjanjikan kepada korban bisa memasukan adiknya yang berdomisili di Pekanbaru itu. Namun, setelah lama uang ditangan pelaku, kecurigaan korban timbul. Sebab, perawakan pelaku yang masih muda tidak mungkin dengan pangkat setinggi itu.
“Dia mengaku kepada saya dinas di Jajaran Intel Mabes Polri, dan datang ke Padang untuk mengambil uang sisa pembayaran untuk masuk Akpol. Saya membayar tiga kali, pertama kali saya membayar uang Rp6,5 juta, pembayaran kedua Rp28,5 juta, dan pembayaran terakhir Rp15 juta, pelaku menjemput uang itu ke rumah. Uang yang saya bayar itu semuanya tunai,” katanya.
Sebelum pelaku datang ke rumah, korban telah melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Padang. Jajaran Polresta Padang telah siaga di rumah­nya untuk memastikan pelaku polisi atau tidak. Namun saat pelaku tiba di rumahnya, ternyata pelaku bukan polisi alias polisi gadungan. Pelaku sempat mencoba melarikan diri dari kejaran petugas.
“Saya sempat kewalahan membujuk pelaku, saat dia mau diperiksa,” ujar seorang polisi.
Sementara pengakuan pemuda asal Nias itu kepada penyidik, dia men­dapatkan seragam dan atribut tersebut di salah satu toko di Pasar Raya. Ide gila dia itu, terbesit saat kemenakan kor­ban meminta dirinya dicarikan polisi, agar saudaranya bisa menjadi anggota polisi.
Mendengar itu, dia langsung menga­ku sebagai anggota kepolisian dinas di Mabes Polri. Setelah itu, kemenakan korban langsung membawa pelaku ke rumah korban. “Saya membeli seragam serta atributnya seharga Rp200 ribu. Setelah membeli seragam itu, saya memakainya dan menyusul korban ke rumahnya, dimana dengan seragam itu, korban yakin dan percaya kepada saya,” kata pelaku. 

s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar