Featured Video

Jumat, 07 Juni 2013

PERPISAHAN SEKOLAH DENGAN TRADISI BAJAMBA




Sudah mentradisi bahwa pada setiap akhir tahun pelajaran, sekolah-sekolah mengadakan acara perpisahan untuk melepas siswa kelas terakhir yang telah menamatkan pelajarannya di sekolah itu.

Dalam acara tersebut biasanya digelar berbagai kegiatan dan pertunjukan seni budaya sebagai hiburan. Acara tersebut biasa dihadiri oleh warga sekolah dan orang tua siswa.
Tetapi lain halnya di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Di sini, selain dihadiri oleh orang tua siswa, acara perpisahan sekolah juga dihadiri oleh masyarakat sekitar  dan diwarnai dengan tradisi “bajamba” yaitu makan bersama dengan makanan adat singgang ayam. Tradisi seperti itu berlangsung di semua sekolah yang ada di nagari-nagari dalam kecamatan tersebut, mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai tingkat sekolah mene­ngah atas (SMA).
Orang tua siswa yang hadir dalam perpisahan dan membawa jamba langkok dalam rantang, bukan saja orang tua dari siswa yang telah lulus UN. Namun, jambalangkok juga dibawa oleh orang tua yang anaknya belum tamat, seperti orang tua siswa kelas 1 dan 2 pada sekolah tingkat SMP/SMA.
Isi  jamba langkok yang mereka bawa  adalah nasi, singgang ayam, sambal lainnya dan kue-kue. Jika dinilai dengan uang, harganya sekitar Rp 50 ribu. Uniknya, orang tua siswa  tidak merasa keberatan. Malah mereka merasa bangga dan merasa ada kekurangan jika mereka tidak membawa jamba ke acara perpisahan sekolah.
“Hanya ini yang dapat kami bawa sebagai ucapan terima kasih kepada bapak dan ibu guru di sekolah yang telah mendidik anak-anak kami selama tiga tahun,” cetus salah seorang wali murid bernama Mini pada acara per­pisahan di SMPN 1 Palembayan, Rabu (5/6) lalu.
Sementara itu, menurut Camat Palembayan Aryati,S.Sos yang juga warga setempat, tradisi perpisahan sekolah dengan tradisi bajamba dan melibatkan warga masyarakat secara luas telah berlangsung sejak zaman dahulu atau saisuak dan ternyata masih tetap bertahan sampai sekarang.
“Tradisi perpisahan sekolah semacam ini khas Palembayan dan merupakan salah satu wujud kepedulian warga masyarakat terhadap dunia pendidikan. Tradisi ini juga berperan memberikan dorongan motivasi kepada generasi muda dalam meraih ilmu penge­tahuan sebagai modal dasar men­capai cita-cita. Dan tradisi seperti ini diharapkan dilestarikan, dila­kukan setiap tahun di sekolah-sekolah,” kata Aryati pada acara perpisahan di SMPN 1 Palembayan.
Pada perpisahan di sekolah tersebut, ratusan orang tua siswa membawa jamba langkok berisi singgang ayam. Setelah dimakan bersama, singgang ayam masih berlebih sabanyak 40 buah yang kemudian dilelang dengan harga Rp 50.000-Rp 100.000. Uang hasil lelang di­gunakan untuk biaya acara per­pisa­han seperti biaya orgen tunggal.
Uniknya lagi, pembeli singgang ayam yang dilelang banyak juga orang tua siswa yang membawa jamba, disamping para guru, pejabat dan warga masyarakat yang hadir.
Bagi warga, yang menjadi daya tarik bagi mereka untuk hadir pada perpisahan sekolah antara lain memang untuk ikut serta dalam lelang singgang ayam dan dapat menikmati hiburan persembahan para siswa.
Menurut Kepala SMPN 1 Pa­lem­bayan Zulfimar,S Pd, pada tahun 2013 ini dari 80-an orang siswa sekolahnya yang ikut ujian hanya 1 orang yang tidak lulus. 

s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar