Featured Video

Jumat, 16 September 2011

Bocah Papua Raih Emas di London


KOMPAS/TIMBUKTU HARTANAZakariaz Benny Nuboba, pesenam muda dari Papua Barat yang berhasil menjadi juara di London, Inggris pada keikutsertaannya yang pertama kali.
MANOKWARI, KOMPAS.com — Bukan hanya pada cabang olahraga atletik, ternyata Papua Barat juga menyimpan bibit unggul pesenam. Terbukti, pesenam junior dari provinsi ini berjaya dalam ajang Heathrow Aerobic International Club Championship yang digelar di London, Inggris Raya, awal September lalu.
Zakariaz Benny Nuboba (13), siswa SMP Negeri 5 Kwawi, Manokwari, Papua Barat, pulang dengan senyum lebar. Di lehernya dikalungkan sebuah medali emas hasil kerja kerasnya selama tiga bulan berlatih intensif senam aerobik di Manokwari dan Jakarta.
"Rasanya senang, apalagi tahu kalau saya menang," ujar Nando, panggilan akrabnya, saat ditemui, Kamis (15/9/2011).
Bocah kelas III SMP ini seminggu lalu baru saja memenangi kejuaraan dunia senam aerobik perorangan untuk usia anak-anak. Prestasinya membawa nama Indonesia sekaligus Papua Barat harum di pentas dunia olahraga aerobik. Dia telah mengalahkan 21 peserta dari 12 negara yang ambil bagian.
Kejuaraan ini, ujar Fahmy Fachrezzy, pelatih Zakariaz, baru pertama kali diikuti Zakariaz, bahkan baru kali pertama diikuti oleh pesenam dari tanah Papua. Namun, dalam penampilan perdananya di sana, dia mampu memukau para juri sehingga didapuk sebagai pemenang. Bahkan, dia diminta mempertontonkan sekali lagi performanya di hadapan para peserta kelas remaja dan dewasa.
"Tidak ada kesalahan sama sekali. Sempurna dan rapi. Banyak pelatih yang tertarik setelah melihat penampilannya. Saya juga tak menyangka karena dia baru pertama kali ikut kejuaraan," kata Fahmy.
Pelatih dari Club Estafet Indonesia di Jakarta ini menjelaskan, prestasi Zakariaz adalah contoh sekaligus perangsang bagi atlet senam yunior di Papua Barat dan Indonesia. Masalah regenerasi dan pencarian bibit pesenam relatif sulit. Dia sudah berkeliling Tanah Air, tetapi mencari pesenam yunior yang memilikiskill, konsentrasi, dan motivasi besar itu susah.
Umumnya, pemerintah memasang target yang tinggi, tetapi dukungan dan fasilitas yang disediakan terbatas. Yang sangat minim adalah fasilitas pencarian bibit pesenam muda.
Selama ini, kata Fahmy, tak ada kejuaraan nasional sehingga pelatih kesulitan mencari dan mengembangkan bibit pesenam muda tersebut. Siapa sangka ada bibit unggul senam aerobik dari tanah Papua. Jika regenerasi dan pencarian bakat ini dilakukan, akan selamanya prestasi senam di Tanah Air tertinggal jauh dengan negara-negara lain.
Diakui Ketua KONI Papua Barat Yan Renwarin, prestasi olahraga akan diraih dengan dukungan tiga hal, manajemen pengurus olahraga, pelatih, dan atletnya. Dia tak mengelak bahwa keberangkatan Zakariaz ke London tidak mendapat dukungan penuh. Namun, hasil yang diperoleh di luar dugaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar