Featured Video

Jumat, 16 September 2011

Industri Mikro Cocok di Sumatra Barat



Jakarta, Singgalang
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengatakan strategi dan kebijakan yang tepat untuk mengentaskan kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat di Sumbar bukan dengan industrialisasi, melainkan dengan mengembangkan industri mikro, kecil dan menengah, pertanian, perikanan, dan peternakan.
Sumbar Expo Dibuka
Hal ini diungkapnya saat membuka Sumatra Barat Expo 2011 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (15/9).
“Program padat karya seperti pembangunan pabrik dengan skala besar tidak cocok untuk dikembangkan di Sumbar. Karena karakter masyarakatnya bukan yang senang menjadi buruh, tetapi masyarakat yang mandiri,” jelas Irwan.
Saat ini di Sumbar hanya PT Semen Padang yang padat karya dan itu sudah jadi BUMN pula.
“Itu perbedaan Sumbar dengan daerah lainnya, yang gampang untuk membuat industri padat karya,” jelas Irwan.
Irwan menambahkan jika ada investor yang akan masuk ke Sumbar maka yang cocok digarap yaitu sektor tambang, pariwisata, dan energi.
Karena itu, Irwan harapkan Sumbar Expo mampu menjadi momentum untuk kebangkitan ekonomi Sumbar kedepan. Menurutnya, saat ini perekonomian masyarakat masih jauh dari yang diharapkan dan perlu digenjot lebih baik lagi.
“Sumbar Expo kita harapkan bisa menjadi momentum kebangkitan ekonomi Sumbar, karena ajang ini bisa menjadi promosi,” katanya.
Dijelaskannya, perekonomian Sumbar didominasi ekonomi kerajinan dan makanan kecil. Sehingga butuh promosi yang lebih, agar hasil produk mereka dapat dikenal banyak orang.
“Dengan adanya promosi ini, akan membuka mata banyak orang bahwa melihat hasil karya pengrajin di Sumbar,” lanjut Irwan.
Salah satu hasil kerajinan yang ditampilkan dalam Sum bar expo adalah tenun Pandai Sikek, sedangkan makanan adalah rendang dan sanjai.
Ternyata, di antara produk kerajinan dan makanan, juga ditampilkan bahan tambang. Seperti yang ditampilkan Kabupaten Pasaman.
Gubernur juga mengajak pengunjung saat pembukaan untuk memberitahu tentang Sumbar Expo ini kepada pihak lain, agar makin banyak orang yang melihat makin besar kemungkinan masuknya investasi.

Dana jadi kendala
Akibat keterbatasan dana, 10 kabupaten/kota tidak bisa mengikuti Sumbar Expo.
Dengan tidak ikut sertanya 10 kabupaten/kota itu, hanya ada sembilan kabupaten/kota yang ikut andil dengan mendirikan standnya di ruang pameran.
“Bupati dan walikota beberapa daerah mengaku tidak bisa ikut, karena keterbatasan dana yang dimiliki, sehingga mereka minta maaf,”jelas Gubernur.
Dikatakannya, acara ini berawal dari ide beberapa orang di rantau yang ingin membuat terobosan. Gubernur mengaku acara ini zero cost, dan tidak ada dalam APBD daerah Sumbar tahun 2011.
“Acara ini dicetuskan dalam pertengahan anggaran, sehingga tidak ada didalam APBD tahun ini. Untuk itu patut salut sama panitia yang bekerja keras mengusahakan pameran ini,” jelas mantan anggota DPR RI periode 2004-2009 ini.
Daerah yang ikut dalam Sumbar expo seperti Kota Padang, Padang Panjang, Pasaman, Tanah Datar dan beberapa daerah lainnya.
Rencananya, Sumbar expo ini akan menjadi agenda tahunan dengan memasukkan anggaran pada APBD tahun 2012.
Turut hadir dalam acara Sumbar Expo ini, tokoh masyarakat minang sekaligus Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar. (Ags)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar