Featured Video

Senin, 10 Oktober 2011

KONFERENSI MEMBANGUN BUDAYA SADAR BENCANA


Sejumlah pihak di Indonesia bekerja sama mengadakan konferensi bertema “Mem­bangun Budaya Aman dari Bencana” untuk memperingati Bulan Pengurangan Risiko Bencana Sedunia.

“Oktober dicanangkan sebagai Bulan Pengurangan Risiko Bencana di seluruh dunia. Indonesia berencana untuk menye­lenggarakan serangkaian kegiatan, salah satunya adalah konferensi Membangun Budaya Sadar Bencana’ pada 12 Oktober 2011,” kata penanggung jawab konferensi Trinirmalaningrum di Jakarta, Minggu (9/10).
Sejumlah pihak yang berinisiatif menga­dakan konferensi itu yakni Perkumpulan Kerlip, Perkumpulan Skala, dan Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia.
Ia menjelaskan, kegiatan itu dilatar­belakangi kondisi Indonesia yang dikenal sebagai negara “supermarket bencana”.
“Bagaimana tidak, ada sejumlah jenis bencana yang melanda negeri ini, mulai dari bencana alam, bencana sosial, hingga kecelakaan transportasi dan kecelakaan industri,” katanya.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kata dia, ada 741 kejadian bencana yang menyebabkan kerusakan pada fasilitas pendidikan di daerah.
Menurut dia, dengan merujuk data di http://dibi.bnpb.go.id/Des­Inven­tar/statistics.jsp, ada sebanyak 1.201 fasilitas pendidikan yang rusak mulai dari ringan, sedang sampai berat.
Karena itu, berbagai lembaga terus melakukan upaya untuk mengu­rangi risiko bencana dengan mening­katkan upaya koordinatif antar para pemangku kepentingan.
Dalam tahun-tahun terakhir, berbagai produk hukum, inisiatif kegiatan dan pelaksanaan program dilakukan dalam upaya penguatan kapasitas masyarakat baik dari sisi pemerintah maupun masyarakat madani termasuk dunia usaha.
Ia mengatakan, 2010 juga ditan­dai dengan peluncuran Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2010-2014 serta Rencana Aksi Nasional Pengurangan Bencana 2010-2012 yang menjadi pegangan bagi para pemangku kepentingan dalam melaksanakan kegiatannya.
Di tingkat global, kampanye terus dilakukan untuk membangun keta­hanan bangsa dan ketangguhan masyarakat. Kampanye Pengurangan Risiko Bencana Dunia yang digelar UN ISDR untuk 2010-2011 berfokus pada pembangunan lingkungan perkotaan dengan tema “Membangun Kota yang Tangguh, Menyasar Risiko Perkotaan” di mana salah satu kegiatan yang dilaksanakan berte­makan “Kampanye Satu Juta Sekolah dan Rumah Sakit yang Aman”.
Pascapeluncuran kampanye satu juta sekolah dan rumah sakit aman, kata dia, beberapa lembaga mengam­bil inisiatif untuk lebih membumikan gagasan tersebut.
Plan International menggelar konferensi sekolah aman yang diharapkan dapat menjaring berbagai gagasan dan mempertemukan para pemangku kepentingan dalam men­cip­takan sekolah aman di Indonesia.
Ada berbagai catatan penting dari hasil konperensi tersebut yang kemudian dijadikan acuan untuk pembangunan sekolah-sekolah di Indonesia pada masa yang akan datang. Di dalam konperensi ini pula Diknas akan mengalokasikan dana khusus untuk pembangunan sekolah-sekolah yang aman dari bencana, khususnya di wilayah rawan bencana.
Ia mengatakan, di Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menegaskan pentingnya pendidikan dan perlindungan secara khusus bagi anak-anak.
“Menjadi kewajiban pemerintah dan pihak-pihak yang berwenang serta lembaga-lembaga yang berkom­petensi dan berkepedulian untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan pendidikan dan perlindungan khusus tersebut. Di dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan bencana di Indonesia, sekolah sebagai ruang publik memiliki peran nyata dalam membangun ketahanan masyarakat,” katanya.
Menurut dia, sekolah sebagai satuan pendidikan juga memiliki tanggung jawab untuk menye­lenggarakan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewu­judkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Hal itu penting dalam upaya menggali informasi dan kebijakan untuk mendorong terwujudnya budaya dan sekolah yang aman untuk anak bangsa dari berbagai pemangku keperintangan agar bisa bersinergi, demikian Trinirmalaningrum. (h/ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar