PAINAN -  Stok beras untuk korban banjir di Pessel habis. Di gudang logistik hanya tersisa beberapa karton mi instan. Sementara itu, dapur tak pula berasap karena tak ada kayu kering dan pasokan minyak tanah putus. 
“Di gudang hanya ada beberapa karton mi, bisa disebut kosonglah, sebab 30 ton beras telah dibagi,” kata Asisten II Pessel, Desri pada Singgalang, Senin sore (7/11). Menurut dia, banyak titik bencana yang belum tersentuh bantuan, sementara stok yang ada sudah didistribusikan.  
Bupati Nasrul Abit mengerahkan semua pejabat di Pessel membawa mobil plat merahnya masing-masing untuk mendistribusikan berbagai bantuan. Meski begitu, baru sebagian kecil yang bisa dibantu 
“Sekarang yang mendesak sekali pasokan minyak tanah, meski sudah ada 5.000 liter kalau tak salah dari Pertamina,” tambah Desri. 
Minyak tanah diperlukan, karena korban banjir tidak bisa memakai kayu. 
“Semua basah, dari baju, kasur, selimut, sampai pada kayu dan tungku, tak bisa dipakai lagi,” katanya. 
 
30 ton 
Bupati Nasrul Abit mengancam relawan, jika tak piawai membagi bantuan, maka semua akan diambilalih Pemkab. 
“Jika relawan tidak sanggup mendistribusikan bantuan sampai ke korban di lapangan, kita siap untuk mendistribusikannya. Kita bisa melakukan secara langsung tanpa melibatkan mereka (relawan),” kata dia pada Antara. 
Masyarakat korban banjir di kabupaten itu masih saja mengeluhkan bantuan yang belum sampai kepada mereka. Menurut Nasrul Abit, penyaluran bantuan beras dari posko banjir kabupaten sudah mencapai 30 ton dan mencukupi rata-rata pendistribusian per hari. 
“Kita merasa pendistribusian rata-rata per hari sudah mencukupi, tetapi kenyataannya masih ada korban yang mengeluhkan belum dapat bantuan. Ini perlu kita telusuri kembali, mengapa masih ada warga yang mengaku belum mendapatkan bantuan,” ujar dia. 
Anggota DPR RI, Darizal Basyir menilai pendistribusian bantuan, untuk korban masih belum merata. Untuk itu ia mendesak pemerintah baik pusat maupun daerah tidak terlalu berbelit-belit dalam birokrasi, karena dalam kondisi tanggap darurat. 
“Pendistribusian belum merata, diharapkan bantuan jangan terkendala birokrasi. Jangan sampai ada penumpukan bantuan, korban sangat mengharapkan bantuan itu,” ujar Darizal seusai mengunjungi korban bencana di Lengayang, Pessel, Senin (7/11) siang. 
Dijelaskannya, dari kunjungan yang dilakukan di beberapa lokasi, tampak jelas bantuan belum menyentuh semua korban. Mantan bupati Pessel ini selain menampung aspirasi juga menyerahkan bantuan bagi korban, bantuan yang diserahkan berupa kebutuhan yang mendesak bagi korban. 
Ia juga mengatakan pemerintah daerah Pessel untuk selalu menjaga pintu muara agar tetap terbuka, karena salah satu faktor yang menyebabkan banjir mengenangi rumah penduduk karena pintu muara tertutup. 
 
Dua korban ditemukan 
Korban hanyut masih terus dicari. Mereka yang hanyut berjumlah enam orang. Empat sudah ditemukan, dua di antaranya ditemukan lagi kemarin. 
Keduanya Kidit, 65 dan Azil, 9 bln (nenek & cucu), warga Rantau Simalenang, Kecamatan Linggo Sari Baganti. Keduanya ditemukan warga, Senin (7/11) pukul 15.00 WIB di ladang korban dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Kondisinya amat mengenaskan. 
(214/003/601) 
 
 
 
Data Kerusakan 
Akibat banjir Pessel 
No. Kerusakan Volume 
1. Jalan Negara 
Badan Jalan Terban 350 Meter 
Bahu Jalan Terban  400 Meter 
2. Jembatan  10 Unit 
3. Irigasi  10 Unit 
4. Sekolah Terendam  37 Unit 
Rusak Berat  3 Unit 
Rusak Ringan  34 Unit 
5. Puskesmas 2 Unit 
6. Rumah Rakyat 
Hanyut  146 Unit 
Rusak Berat  1.260 Unit 
Rusak Ringan  8.813 Unit 
7. Rumah Ibadah 
Rusak Berat  24 Unit 
Rusak Sedang 43 Unit 
8. Lahan Pertanian  1.500 Hektare 
Sumber : Asisten II Setda Pessel | 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar