Featured Video

Jumat, 30 Maret 2012

Dijadikan Budak, Ibu & Putrinya Diperkosa Berulang Kali


Foto: CNN
Nouakchott, Keji! Seorang ibu dan putrinya dijadikan budak sejak mereka lahir di Mauritania. Keduanya sering dipukul dan bahkan diperkosa oleh majikannya.

Adalah Moulkheir Mint Yarba yang berusia sekitar 40-an tahun dan putrinya Selek'ha yang kini berusia 18 tahun, berhasil lepas dari cengkeraman majikannya yang kejam. Mereka bebas dengan dibantu oleh organisasi kemanusiaan SOS Slaves. Organisasi ini didirikan oleh para bekas majikan dan bekas budak di Mauritania.

Moulkheir menceritakan kehidupannya yang sejak kecil telah menjadi budak. Ketika dirinya menginjak masa pubertas, sang majikan membawa Moulkheir ke lapangan dan kemudian memperkosanya untuk pertama kali. Beberapa tahun kemudian, Moulkheri pun melahirkan 5 anak dari majikannya tersebut.

"Saya seperti binatang yang hidup dengan binatang," tutur Moulkheri kepada wartawan CNN yang mengunjunginya, seperti dilansir oleh Daily Mail, Kamis (29/3/2012).

Kisah hidup keduanya ditayangkan oleh CNN dalam sebuah program berjudul 'Slavery’s Last Stronghold: A CNN Freedom Project Special Report'.

Moulkheri kian hancur ketika suatu sore, sepulang menggembala kambing, dirinya menemukan putri bungsunya yang baru bisa merangkak, terkapar tak bernyawa di depan rumah. Majikan Moulkheir, yang juga ayah anak tersebut, telah membuang bayi malang itu keluar rumah hingga tewas. Si majikan justru berkata agar Moulkheir bekerja lebih cepat sehingga bisa mengasuh anaknya.

Moulkheir meminta si majikan untuk menguburkan bayi tersebut, tapi dia menolak. Dengan terisak, Moulkheir pun hanya bisa membaringkan putrinya di kuburan yang dangkal tanpa ritual pemakaman apapun.

"Saya hanya bisa menangis. Saya terus menangis untuk anak saya dan situasi yang saya alami," tuturnya kepada aktivis anti perbudakan yang menyelamatkannya.

Moulkheir berhasil dibebaskan oleh kelompok aktivis pada tahun 2007 silam. Namun sayangnya, dia dan anak-anaknya harus kembali bekerja pada seorang mantan kolonel militer Mauritania. Tanpa pekerjaan yang pasti, Moulkheir dan anaknya pun kembali menjadi budak.

"Dia (majikan) ternyata lebih buruk (dari majikan sebelumnya). Dia sering memukuliku dan bahkan tidur dengan putriku. Dia sering menodongkan senjata ke kepala anakku," cerita Moulkheir.

Menurutnya, Selek'ha putrinya telah mengalami kekerasan sejak berusia 13 tahun dan kemudian diperkosa berulang kali oleh majikannya. Selek'ha pun hamil ketika berusia 15-16 tahun. Namun pada usia kandungan 9 bulan, sang majikan berusaha menggugurkan kandungan Selek'ha.

"Dia menempatkanku di dalam mobil dan mengemudikannya dengan sangat buruk. Dan si bayi akhirnya keluar dalam keadaan mati," tutur Selek'ha.

Namun semua hal-hal buruk tersebut telah mereka lewati. Kini, keduanya tinggal dengan damai di sebuah gubuk kecil di Nouakchott, Mauritania. Selek'ha bahkan telah bersekolah dan dia ingin belajar menjahit dan membuka toko kelak. Tapi keduanya tetap menginginkan keadilan dan berusaha menyeret 2 pria bekas majikannya ke pengadilan.

"Saya menginginkan keadilan -- keadilan untuk putri saya yang mereka bunuh, keadilan bagi setiap tindakan mereka memukul dan menyiksa saya. Saya ingin keadilan atas semua perbuatan mereka terhadap saya. Mereka harus bertanggungjawab. Saya sekarang tidak takut dengan siapapun," tegas Moulkheir.


(nvc/ita)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar