Featured Video

Jumat, 30 Maret 2012

PKS dan Golkar, Penentu Nasib Harga BBM di DPR


Ilustrasi (Dok. Detikcom)
Jakarta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggelar sidang paripurna membahas Rancangan Undang-Undang APBP Perubahan (APBNP) 2012 hari ini. Dua pokok pembahasan yang diprediksi berjalan alot yakni terkait besaran subsidi energi dan usulan penambahan pasal yang memberi keleluasaan pemerintah menyesuaikan harga BBM bersubsidi.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto menyebut ada tiga skenario peta sembilan fraksi di DPR bila dilakukan voting menyangkut kenaikan harga BBM.

Skenario pertama, parpol koalisi solid mendukung kenaikan harga BBM. Jumlah suara mereka mencapai 423, terdiri dari Fraksi Demokrat (148), Golkar (106), PKS (57), PAN (46), PPP (38), PKB (28).

Kekuatan mereka mengungguli jumlah suara penolak kenaikan harga BBM yakni PDIP (94), Gerindra (26) dan Hanura (17) dengan total suara hanya 137.

Skenario kedua, PKS ikut menolak kenaikan harga BBM. Meski menyebrang ke tiga fraksi kontra kenaikan harga, namun tetap kubu ini akan kalah karena hanya memiliki 194 suara. "Dengan demikian kelompok yang pro kenaikan tetap akan melenggang," kata Gun-Gun kepada detikcom, Kamis (29/3/2012) malam.

Skenario ketiga, PKS dan Golkar balik badan dari koalisi untuk menolak kenaikan harga BBM. Dengan tambahan suara dari PKS dan Golkar, maka ada lima fraksi yang menolak kebijakan pemerintah terkait BBM.

"Jika kedua partai ini menyeberang ke mereka yang kontra kenaikan, maka akan ada 300 suara yang tidak pro dan 260 suara yang pro. Artinya, Demokrat cs yang pro kenaikan akan kalah. Maka yang menentukan adalah sikap PKS dan Golkar. " terangnya

(fdn/fdn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar