Featured Video

Senin, 02 April 2012

Kondisi Maninjau Kritis


 Kondisi Danau Maninjau memang sudah kritis.
Hal itu diungkapkan Ke­tua Tim Komisi VII DPR RI, Azwir Dainy Tara, kepada wartawan di Taman Muko-Muko, setelah meninjau kon­disi danau, dengan menggu­nakan bis air Bujang Sam­bian, bersama rombongan, Minggu (1/4).
Menurutnya, ada 15 buah danau di Indonesia yang membutuhkan perhatian se­rius, karena kondisinya sudah begitu memburuk. Untuk itu diharapkan pemerintah mela­kukan upaya untuk memper­baiki kondisi tersebut. Misal­nya, dengan menanami kemba­li hutan dan lingkungan yang rusak di sekeliling danau.
Kerusakan lingkungan di sekitar danau, termasuk Danau Maninjau, disebabkan hutan di sekeliling danau dirusak. Kerusakan hutan adalah ulah manusia, yang kurang memperhatikan kese­lamatan lingkungan.
Ia menerima laporan dari pihak PLN, kalau permukaan air Danau Maninjau sudah turun pada tingkat yang mengkhawatirkan. Bahkan, saat ini permukaan air danau sudah turun sekitar 2 meter. Akibatnya, tidak semua turbin PLTA Maninjau bisa difun­gsikan. Kondisi demikian tidak bisa dibiarkan, karena akan berdampak buruk bagi daerah, dan juga nasional.
Untuk memperbaiki kon­disi danau yang telah kritis tersebut, Azwir Dainy Tara mengaku akan memper­juang­kan dana. Dana tersebut cukup besar, karena yang akan diperbaiki adalah kon­disi 15 danau di Indo­nesia. Biayanya akan diperjuangkan pada APBN-P 2012.
Kepada Pemkab Agam, Azwir meminta untuk melaku­kan upaya yang bisa dilaku­kan daerah. Bila terbentur masalah biaya, silakan meng­ajukan permintaan, melalui proposal kepada pemerintah pusat. Komisi VII akan ikut memperjuangkannya.
Rombongan Komisi VII DPR-RI tersebut sengaja berkunjung ke Kabupaten Agam untuk menjemput aspi­rasi warga, khususnya dalam upaya memperbaiki kondisi   perairan Danau Maninjau. Rombongan diteri­ma Bupati Agam H. Indra Catri Dt. Malako Nan Putiah di rumah dinasnya, bersama dengan pejabat teras Pemkab Agam.
Pada kesempatan itu, Indra Catri melaporkan kondi­si Danau Maninjau, dengan segenap fungsi dan masalah yang timbul. Seperti masalah pencemaran perairan, kian menyusutnya debit air danau, berkurangnya wisatawan yang berkunjung ke objek wista Maninjau, dan masalah terka­it dengan semakin kritisnya Danau Maninjau.
Azwir dan rombongan berkesempatan menanam bibit pohon penghijauan, secara simbolis, di Taman Muko-Muko. Penanaman pohon tersebut, menurut Kepala Dinas Kehutanan dan Perke­bunan Agam, Ir. Yulnasri, MM, akan dilanjutkan pada per­bukitan sekitar Danau Ma­ninjau.
Pemuka masyarakat Tan­jung Raya, Idham Rajo Bin­tang, yang ditemui di Taman Muko-Muko, mengaku sangat berharap perbaikan kondisi Danau Maninjau dan ling­kungannya mendapat perha­tian pemerintah ke depan. Karena Danau Maninjau merupakan “sawah-ladang” warga salingka danau. Bila kondisi danau semakin kritis, dikhawaatirkan warga akan kehilangan sawah-la­dang mereka. Bila itu terjadi, warga akan semakin melarat.
Hal senada disampaikan Wali Nagari Koto Malintang, N. Dt. Palimo. Menurutnya, anak nagari Koto Malintang sangat berharap bantuan dari Komisi VII DPRD-RI mem­perjuangkan upaya perbaikan kondisi Danau Maninjau.
“Bila air danau kembali bersih, ikan warga dalam KJA bisa tumbuh dengan baik. Wisatawan pun akan kembali berkunjung ke Maninjau. PLTA Maninjau pun bisa menghasilkan enerji listrik secara optimal, dan kami tidak lagi menderita akibat seringnya listrik pudur,” ujarnya. (h/msm)
http://www.harianhaluan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar