Featured Video

Jumat, 22 Juni 2012

Pariwisata Rusia, Jamrud Kutub Utara


KOMPAS/SIMON SARAGIHGedung Departemen Pertanian di Kazan, ibu kota Republik Tatarsan, Federasi Rusia. Foto diambil, Rabu (20/6/2012).



 "Sampai tiang-tiang pun dipotret," demikian celutukan seorang rekan wartawan melihat semua rombongan yang seperti tiada henti mengabadikan setiap sudut kota Moskwa. Serasa setiap bangunan seperti menarik dan memang terasa sayang diabaikan, sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas Simon Saragih, Kamis (21/6/2012).

Kazan memesona dengan keberadaan kremlin lain, yang artinya benteng. Di dalam benteng bertengger masjid yang bangunannya menawan, tempat ibadah berusia tua yang dengan jarak beberapa meter darinya bertengger pula bangunan gereja ortodoks.
Lapangan Merah dengan keberadaan eks Istana Tsar Nicholas II, menara unik katedral-katedral Katolik Ortodoks, menjadi keunikan Rusia. "Nanti kalian akan suka juga dengan Kazan," kata Dubes RI untuk Rusia Djauhari Oratmangun.
Kaza adalah ibu kota Republik Tatarstan, bagian dari Federasi Rusia. "Wau..., indahnya," demikian kata seorang anggota rombongan studi banding pluralisme ke Rusia yang diikuti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Kazan memesona dengan keberadaan kremlin lain, yang artinya benteng. Di dalam benteng bertengger masjid yang bangunannya menawan, tempat ibadah berusia tua yang dengan jarak beberapa meter darinya bertengger pula bangunan gereja ortodoks.
Panaroma di Krelim Kazan sungguh luar biasa dengan bangunan-bangunan masa lalu, sarat dengan sejarah yang menunjukkan salah satu republik di Rusia ini sebagai wilayah yang pernah mengundang minat Jengis Khan di masa lalu, hingga kedatangan pedagang dan misionaris Islam dan Ortodoks.
Dengan lahan Rusia yang sedemikian luas mulai dari Eropa hingga Asia di bagian tengah, lanskap-lanskap bangunan terasa lempang dan melegakan pemandangan.
Peran kota Kaza sebagai industri senjata termasuk helikopter, hub daerah pertanian gandum, juga perannya sebagai kota olah raga, serta kota pendidikan membuat Kazan berkembang pesat di era Perestroika. "Kami bisa (We can)," demikian moto pemerintahan Republik Tatarstan, dalam presentasi yang disampaikan di kantor pemerintahan Republik Tatarstan di Kazan, Selasa (20/6/2012) kemarin.
Marat I Gatin, Kepala Divisi Soal Keagamaan Kepresidenan Tatarstan berkali kali mengutarakan soal pluralisme dan keharmonisan hubungan umat beragama di Tatarstan, terutama antara Islam, Ortodoks, Buddha, dan Yahudi.
Sebagaimana juga diutarakan sebelumnya oleh Murod, seorang pemandu wisata, Gatin mengatakan bahwa pluralisme telah muncul secara alamiah dan berlangsung selama 1.000 tahun di Tatarstan. Akan tetapi ini hanya bagian dari keindahan Kazan, yang terletak di aliran Sungai Wolga (Volga), yang memanjang dari Moskwa hingga ke Laut Kaspia.
Perjalanan dilanjutkan ke Saint Petersburg, daerah asal Presiden Vladimir Putin. Ini adalah kota yang mirip suasana di kota-kota besar Eropa. Di musim panas di mana hari yang gelap gulita hampir tak pernah terjadi, membuat Saint Peterburg amat elok dalam pandangan mata, dengan sejarah kota yang juga sarat makna.


http://internasional.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar