Featured Video

Sabtu, 16 Juni 2012

Peneliti "Sulap" Rumput Laut Jadi Bungkus Makanan


KOMPAS/HERPIN DEWANTO PUTROMade Giri (45), seorang petani rumput laut di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, sedang membersihkan rumput laut yang baru saja dipanen, Jumat (4/2/2011). Ketika musim hujan, proses pengeringan menjadi lebih lama, yaitu dari tiga hari menjadi satu minggu. Meski lama, kualitas rumput laut tidak menurun.


Para peneliti Indonesia terus mengembangkan produk-produk olahan dari rumput laut. Inovasi terbaru, peneliti mengubah rumput laut menjadi kemasan atau bungkus makanan ramah lingkungan.
Saat ini peneliti dari Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2B-KP) telah berhasil mengembangkan kemasan ramah lingkungan untuk mi instan menggunakan ekstrak rumput laut berupa karaginan dan tapioka.
Kemasan bumbu di mi instan--makanan yang banyak dikonsumsi di Indonesia--selama ini memakai plastik. Bekas kemasan ini kemudian menjadi persoalan karena plastik tidak bisa didaur ulang secara cepat.
Kemasan bumbu mi instan dengan rumput laut temuan peneliti BBRP2B-KP ini berupa film, lembaran tipis transparan yang bisa dimakan (edible).
Sebagai kemasan bumbu mi instan, seluruh kantung bumbu bisa langsung dicelupkan dan diseduh bersamaan dengan mi instan, sehingga penyajiannya pun lebih praktis, bersih, dan tidak mengubah citarasa.
Selain cocok digunakan sebagai kemasan bumbu mi instan, telah diketahui rumput laut juga potensial sebagai kemasan makan an ringan lainnya dan obat-obatan.

http://sains.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar