Penduduk merupakan modal dasar pembangunan dan dewasa ini dan sentral dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan yang cepat serta dengan kualitas rendah mempersulit tercapainya tujuan pembangunan.
Hal tersebut dikatakan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno saat kegiatan Pentaloka Eksekutif Kebijakan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat, sekaligus Pengukuhan Pengurus Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (Fapsedu) Provinsi Sumatera Barat, Senin (13/8) di Pangeran Beach Hotel Padang.
Menurut hasil Sensus Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Sumatera Barat sebanyak 4.846.909 jiwa (diperkirakan jumlah penduduk tahun 2012 mencapai 4.911.857 jiwa) dengan kepadatan 115 jiwa/km2.
“Bila kita lihat dari laju pertumbuhan penduduk Sumatera Barat kita memang masih di bawah rata-rata nasional, yaitu 1,34 persen per tahun (nasional 1,49 persen). Namun angka fertilitas masih tinggi dimana TFR Sumatera Barat 2,9 sementara nasional 2,4 per 1.000 wanita,” kata Irwan Prayitno.
Maka, diperlukan upaya yang lebih keras lagi untuk menekan TFR ini karena struktur umur penduduk Sumatera Barat umur termasuk kategori menengah, median umur penduduk 2010 adalah 25,74 tahun. Sementara perkiraan rata-rata umur kawin pertama penduduk laki-laki sebesar 25,7 tahun dan perempuan 22,9 tahun (perhitungan Singulate Mean Age at Marriage/SMAM).
Menurutnya, sebesar 61,26 persen di antara penduduk Sumatera Barat bertempat tinggal di nagari-nagari, lebih tinggi dari nasional 50 persen. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam mengendalikan kuantitas penduduk. Karena diperlukan biaya yang lebih besar untuk dapat menjangkau masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan, apalagi di daerah tertinggal dan pulau-pulau kecil.
Sementara itu Kepala BKKBN Sumbar Ahmad Rozali Namursa mengatakan, Millennium Development Goals (MDG) juga semakin menegaskan keterkaitan antara kebijakan kependudukan dengan pembangunan ekonomi.
“Permasalahan kependudukan, seperti jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, maupun kualitas penduduk merupakan fokus utama bagi negara-negara berkembang, termasuk negara kita Indonesia, sehingga pendekatan pembangunan yang dijalankan di negara kita saat ini, pembangunan yang berwawasan kependudukan,” katanya.
Peserta dalam kegiatan ini sebanyak 130 orang yang terdiri dari Asisten II dan Kepala SKPD kabupaten/kota se-Provinsi Sumatera Barat, mitra provinsi terkait serta pengurus Fapsedu Sumatera Barat dan hadir pada acara pembukaan.
sumber
Justru TFR sumbar harus ditingkatkan tiga kali lipat lebih kalau bis, kemudian hasil generasi tersebut disebar ke seluruh nusantara sampai suku minang menjadi suku dominan mengalahkan suku jawa. !
BalasHapus