Featured Video

Kamis, 16 Agustus 2012

Kelok 9 Siap Layani Pemudik





Polemik peng­­gunaan jembatan layang (fly over) Ke­lok Sembilan untuk arus mudik ber­akhir. Pe­merintah Provinsi Sumbar akhirnya me­mutuskan jembatan layang di perba­tasan Sumbar-Riau itu dibuka untuk mengurai ke­padatan arus lalu lintas selama musim mu­dik di kawasan tersebut. 


Hari ini (15/8), sekitar pukul 16.00, Gu­bernur Sumbar Irwan Prayitno meres­mi­kan penggunaan jembatan layang Kelok Sem­­­bilan yang berlokasi di Jorong Aie­pu­tiah, Nagari Sarilamak, Kecamatan Ha­rau, Ka­bupaten Limapuluh Kota. Pem­bu­kaan ja­lan dan jembatan Kelok Sem­bilan ini d­i­pre­diksi mampu mem­percepat arus mu­dik dan balik Lebaran tahun ini.

Untuk memastikan kesiapan penggu­naan Kelok Sembilan, Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Tata Per­mu­kiman (Prasjal Tar­kim) Sum­bar,­ Suprapto dan Kepala Di­nas Per­hubungan Kominfo Mu­dri­ka, ber­sama Bupati Lim­apuluh Ko­ta Alis Marajo, serta Kapolres Li­mapuluh Kota AKBP Pratomo Iri­a­­nanto meninjau lokasi de­ngan melintasi jembatan terse­but, kemarin (14/8). 

Iring-iringan mobil rom­bo­ngan melintas mulus di sepan­jang jembatan. Seperti dike­ta­hui, peresmian peng­gunaan jem­batan ini sempat terundur tiga kali akibat beberapa per­so­alan, terutama per­timbangan ke­se­lamatan pengguna jem­batan. 

Suprapto kepada Padang Ekspres saat uji coba jembatan me­ngatakan, jalan dan jembatan ini sudah layak secara teknis d­i­gunakan saat arus mudik dan ba­lik Lebaran. Sebab, sudah me­miliki tembok pembatas se­tinggi 1,5 meter, terpasang rambu-ram­bu dilarang berhenti, dan su­dah ada lampu penerangan se­pan­jang Kelok Sembilan, mes­ki ma­sih sementara dengan lam­pu-lampu kecil.

”Hanya saja, pengamanan ja­lan harus diwaspadai kepo­li­sian. Seperti pengguna jalan yang berhenti di atas jembatan, bisa memicu kecelakaan lalu lin­tas. Begitupun Pemkab Lima­pu­luh Kota, harus menertibkan pe­da­gang yang berjualan di ger­bang jalan,” harap Suprapto.

Namun begitu, tambah Su­prap­to, pembukaan jembatan Ke­lok Sembilan ini sifatnya ha­nya sementara. Hanya melayani arus mudik dari Pekanbaru ke Sum­bar. Sebelum Lebaran, jem­batan ini hanya dibuka un­tuk arus kendaraan dari arah Pekan­baru ke Payakumbuh, sedang­kan kendaraan dari Paya­kum­buh ke Pekanbaru masih me­nem­puh jalan biasa.

Begitu sebaliknya, pasca-Le­ba­ran, giliran arus dari arah Pa­ya­kumbuh-Pekanbaru di­buka. “Ini bentuk ucapan selamat da­tang kita kepada perantau. Se­hing­ga, kita akan membuka jalur sa­at mudik dan balik bagi pe­ran­tau,” kata Suprapto. 

Meski sudah layak secara tek­nis, Suprapto mengingatkan pe­ngendara perlu berhati-hati me­lewati jembatan. Misalnya, ke­cepatan maksimun hanya 40 kilo­meter per jam. Selain itu, ada ja­lur penyempitan di atas jem­batan guna menghindari benda jatuh dari atas tebing.

”Kita juga akan menge­rah­kan petugas Dishub Kominfo be­ker­ja sama dengan kepolisian un­­tuk pengamanan di atas jem­ba­­tan. Khusus penertiban peda­gang di pinggir pintu ma­suk, me­mang harus dipin­dahkan paling lambat pukul 00.00 malam ini (di­ni hari tadi, red),” ucap Ka­dis­hub Kominfo Sumba Mu­dri­ka kepada wartawan.  

Mudrika yakin keberadaan jem­batan ini bisa mengurai ke­ma­cetan. “Sebab, selama ini yang menjadi titik macet adalah di kawasan ini. Ke depan, kelan­ca­ran arus lalu lintas mudik dan wi­sata akan lebih baik dan tidak lagi terganggu,” tambah­nya.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jembatan Kelok Sem­bi­lan, Rina Komalasasi di­dam­pi­ngi Kasatker Dahler me­nye­but­kan, penerangan jalan umum menggunakan solar cell (lam­pu de­ngan arus listrik dari cahaya ma­­tahari). “Ke depan, kita akan me­lengkapi pemasangan ram­bu-rambu lalu lintas yang seka­rang belum sepenuhnya leng­kap,” katanya.

Bupati Limapuluh Kota Alis M­a­rajo berjanji melakukan pe­ner­tiban terhadap pedagang di se­kitar jembatan Kelok Sem­bi­lan. “Penertiban dan pe­minda­han pedagang akan kita lakukan di rest area sekitar 500 dari ka­wasan ini, tepatnya ke arah Hu­luaia, Nagari Sarilamak,” ungkap Alis Marajo kepada wartawan didampingi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Nasriyanto.

Kapolres Limapuluh Kota, Pra­tomo Iriananto menyatakan ke­siapan jajarannya menga­man­kan arus mudik di kawasan Ke­lok Sembilan. “Kita telah mem­buat posko pengamanan di ka­wa­san Kelok Sembilan ber­ope­rasi 24 jam. Petugas juga akan melakukan patroli untuk me­ngantisipasi kemungkinan tak di­inginkan,” ungkapnya.

Jembatan Kelok Sembilan yang dibangun sejak 2003 ini, te­lah menghabiskan anggaran Rp 351 miliar. Untuk menahan ke­mungkinan banjir bandang, Pem­­­prov Sumbar meng­anggar­kan dana melalui APBD untuk mem­buat cek dam, yang ditar­get­kan selesai tahun 2013 de­ngan dana Rp 9,3 miliar. Cek dam selebar 30 meter dan pan­jang 400 meter ini, mampu me­nam­pung 120 ribu kubik sedi­men.

Data Kementerian Peker­jaan Umum, total panjang jem­batan Kelok Sembilan 2.537 me­ter, terdiri dari 980 meter jem­batan terbagi dalam enam ba­gian, serta 1.557 meter jalan peng­­hubung. Jembatan ini di­tar­get­kan mam­pu menam­pung la­lu lintas harian rata-rata 6.800 unit kendaraan pa­da hari biasa, dan 11.350 unit ken­daraan pada hari libur.

 Selain kesiapan jembatan Ke­lok Sembilan, rombongan juga meninjau jalan lintas Pa­dang-Bukittinggi. Hasil pe­nin­jauan ini tertungkap bah­wa men­desaknya perbaikan salah sat­u pangkal jembatan di Ka­yutanam akibat terban. Me­nga­tasi itu, PPK Jalan Nasional Yah­ya menargetkan pengerjaan per­baikan tuntas Kamis (16/8).

Rombongan juga meninjau kesiapan jalan alternatif Sicin­cin-Malalak. Khusus jalur alter­natif ini, PPK Nasional Desman didampingi Kasatkernya M Ra­dhi Kasim, menyampaikan bah­wa masih ada tujuh jem­batan be­lum permanen, serta bebe­ra­pa ruas jalan masih sem­pit. Ini aki­bat masih ada tanah mas­yara­kat di beberapa titik belum di­bebaskan Pemkab Agam.

Ide (Alm) Mustasir

Pembangunan jembatan la­yang Kelok Sembilan berawal dari ide (alm) Mustasir, pakar jem­batan di Kementerian Peker­jaan Umum (PU)? Semua itu berawal tahun 2001 lalu, Mus­tasir dalam satu kesem­patan berhenti di Kelok Sembilan. Ia begitu mengagumi keindahan alam sekitar Kelok Sembilan. Na­mun, Mustasir prihatin meli­hat sempitnya ruas jalan mele­wati Kelok Sembilan.

Akibat jalan sempit itu, me­nu­rut Mustasir, jelas tidak me­mungkinkan dilewati truk-truk ber­ukuran besar pengan­g­kut ko­moditi perda­gangan dari Sum­bar. Apalagi pemerintah juga su­dah meneken kerja sama dengan ne­gara tetangga, yang akrab di­sebut Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT GT).

Beranjak dari kondisi itulah, Mus­tasir berkeinginan mem­buat jembatan layang Kelok Sem­bilan. Ide petinggi Kemen­terian PU itu disambut baik Gubernur Sumbar (alm) Zainal Ba­kar ketika itu, dan menjadi ba­han kajian jajaran pimpinan Di­nas Bina Marga (sekarang Di­nas Prasarana Jalan dan Tata Per­mukiman/Prasjal Tarkim) He­diyanto, Dody Ruswandi, dan Su­prapto (sekarang Kadis Pras­jal Tarkim Sumbar, red). Berkat kerja keras meyakinkan petinggi Bina Marga (pemerintah pusat, red), akhirnya usulan pemba­ngu­nan jembatan Kelok Sem­bilan mendapat perse­tujuan.

Berbekal persetujuan, maka dimulailah sosialisasi kepada mas­yarakat sekitar sehubungan akan dibangunnya Fly Over Ke­lok Sembilan. Beberapa de­sain pun bermunculan, dan akhirnya di­seminarkan oleh Dinas Bina Mar­ga bekerja sama dengan per­guruan tinggi dan balai ter­kait.

Tahun ini, pembangunan ta­hap 1 tahap 2 fly over Kelok Sem­bilan rampung. Sampai se­karang, pembangunan fly over Ke­lok Sembilan ini mene­lan dana le­bih kurang Rp 350 miliar. Un­tuk menuntaskan pro­yek jem­batan sepanjang 3 km de­ngan le­bar 15 me­ter meng­gu­nakan be­ton ber­tu­­lang ini sam­pai tun­tas, setidak­nya meng­ha­bis­kan dana Rp 550 miliar. Di­jadwalkan hari (15/8), Gu­bernur Sumbar Irwan Prayit­no meresmikan penggunaan jem­batan tersebut. (*)


sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar