Featured Video

Senin, 20 Agustus 2012

Takbir Idul Fitri 1433 H Juga Bergema di Kota Bern Swiss


Suasan Lebaran di Bern, Swiss (Foto: Budiman)
Bern "Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu Akbar walillaahil hamd" suara takbir terus bergema sejak pagi di Wisma Duta Guemligen, tempat kediaman Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechten. Hari itu, tempat tersebut dijadikan lokasi Salat Id bagi masyarakat muslim di Kota Bern, Swiss.

Matahari pagi belum lagi menyinari secara merata halaman Wisma Duta yang terletak dipinggiran kota Bern. Namun, warga muslim Indonesia dan keluarganya yang datang dari berbagai kota di Swiss seperti Zurich, Baden, St Gallen, Fribourg dan Jenewa sudah mulai memadati lapangan rumput tempat dilakukannya Salat Id. Selain muslim Indonesia, lokasi salat ini juga dihadiri umat Islam dari Swiss, Bosnia, Marokko yang bermukim di Bern.

Hari raya Idul Fitri tahun ini di Swiss jatuh pada hari Minggu 19 Agustus 2012. Hal itu memudahkan warga Indonesia untuk beramai-ramai menghadiri acara perayaan Idul Fitri 1433 H. 

Dengan menggunakan kendaraan umum dan pribadi, warga Indonesia yang bermukim di Swiss rela untuk berangkat pagi-pagi bahkan ada yang sudah berangkat jam 5 pagi dari kota mereka untuk merayakan hari Raya Idul Fitri tahun ini di Bern.

Bertindak selaku Imam sekaligus Khatib salat adalah Muslich, seorang hakim Pengadilan Agama di Lombok yang memang diundang untuk mengisi kegiatan bulan Ramadan di Swiss. Selain menjadi imam dan khatib Salat Id, Muslich juga mengisi kegiatan Salat Tarawih, ceramah dan tadarusan selama Ramadan yang dilakukan dengan mengambil tempat secara bergantian di Wisma Duta dan ruang serba guna KBRI Bern.

Usai Salat Id, warga yang hadir memberikan ucapan selamat lebaran kepada Duta Besar RI, Djoko Susilo. Suasana haru dan uraian airmata tampak diwajah para hadirin, apalagi untuk mereka yang merantau jauh dari sanak keluarga di Indonesia.

Tepat pukul 11.00 waktu setempat, Dubes RI mengadakan acara Halal Bihalal bagi seluruh Masyarakat Indonesia. Acara dibuka dengan gema Salawat Badr yang disampaikan oleh anak-anak Indonesia yang tergabung dalam Pengajian An-Nuur.

Semakin siang acara semakin meriah, warga Indonesia nampak antusias untuk ikut berpartisipasi bernyanyi lagu dangdut dalam acara yang sudah halal bihalal tersebut. Puncaknya adalah penampilan tarian Jaipong dari warga Indonesia yang bermukim di Veves.

Tak terasa hari pun semakin sore, seakan warga Indonesia enggan untuk meninggalkan halaman Wisma Duta, akhirnya seorang warga mempersembahkan tari Bali untuk menutup acara halal bihalal.

Bulan Ramadan di Swiss kali ini memang dirasakan agak berat mengingat jatuh pada musim panas dimana puasa dilakukan selama sekitar 18 jam. Namun antusiasme warga Indonesia tetap tinggi, terbukti dengan penuhnya acara-acara pengajian, tarawih, ceramah dan buka puasa bersama yang hampir selalu ramai dihadiri oleh Warga Muslim Indonesia di Swiss 

Dengan bergotong royong mereka membagi tugas untuk membawa takjil dan makanan untuk berbuka puasa bersama, yang penyelenggaraannya untuk tahun ini KBRI Bern menggandeng Pengajian An-Nuur Bern, yang merupakan salah satu wadah silaturahmi Masyarakat Muslim Indonesia di Swiss

Acara halal bihalal yang merupakan tradisi khas Indonesia ini berakhir pada pukul 14.00 waktu setempat setelah mencicipi makanan makan khas lebaran seperti Opor ayam, Rendang, Lontong Sayur dan kue-kue khas lebaran lainnya seperti nastar, kastengels dan kue sagu.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar