Tokoh masyarakat Minang di Jakarta merasa kecewa dengan sikap Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang dinilai tidak menghargai pituo Minang di Jakarta Harun Zain. Karena itu, Gubernur Sumbar dituntut untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
“Saya tidak bisa menerima orang yang sudah berjasa mengangkat harkat dan martabat orang Minang diperlakukan seperti itu. “Saya pribadi menuntut Gubernur Sumbar meminta maaf secara terbuka,” tegas Syahrul Ujud kepada Haluan, Minggu (23/9).
Peristiwa yang mengecewakan tokoh-tokoh masyarakat Minang di Jakarta, termasuk Harun Zain sendiri adalah pada acara halalbihalal yang sekaligus sosialisasi dan hasil pembangunan Sumbar yang disampaikan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, di Kantor Penghubung Sumbar, Sabtu (22/9).
Sesuai undangan yang langsung ditandatangani Gubernur Sumbar Irwan Prayitno itu, acara dimulai pukul 09.00 WIB. Namun hampir menunggu dua jam, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno belum hadir. Karena sudah merasa lama menunggu, Harun Zain dan Yanuar Muin meninggalkan tempat acara dengan penuh rasa kecewa.
“Sebenarnya beliau (Harun Zain –red) itu dalam kondisi sakit. Tapi karena gubernur yang mengundang maka beliau hadir. Demi cinta beliau dengan Sumbar maka beliau datang meski dalam keadaan kondisi sakit,” kata Syahrul Ujud.
Ketika diminta tanggapannya, Syahrul Ujud dengan nada tinggi mengatakan tidak bisa menerima orang yang sudah begitu besar jasa dalam membangun Sumbar diperlakukan seperti itu oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno. “Saya betul-betul kecewa dan tidak menerima Pak Harun diperlakukan seperti itu. Apapun alasannya, Pak Harun tidak bisa diperlakukan seperti itu,” kata Syahrul Ujud dengan nada tinggi.
Ditegaskan mantan Walikota Padang itu, Harun Zain adalah tokoh Minang yang tidak boleh dilupakan jasa besarnya dalam membangun Sumbar. “Beliau datang ke kampung dalam kondisi Sumbar betul-betul sedang terpuruk. Beliau lah yang membangkitkan kembali harga diri orang Minang,” tegas Syahrul.
Sebelumnya, kata Syahrul, Harun Zain juga pernah merasa kecewa dengan Gubernur Irwan Prayitno. Waktu itu ketika Harun Zain mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Andalas (Unand) Padang September 2010 lalu. Waktu itu Irwan Prayitno juga tidak hadir.
“Anak muda yang diharapkan bisa membangun Sumbar betul-betul mengecewakan,” ujar Syahrul Ujud dengan nada kecewa.
Syahrul juga mengungkapkan, dia terus berkomunikasi dengan Harun Zain sampai Minggu siang kemarin, dan tidak ada atensi sama sekali dari Gubernur Irwan Prayitno. “Tidak ada sama sekali. Setidaknya kan dia bisa menelepon Pak Harun dan menyampaikan permintaan maaf,” ungkap Syahrul.
Karena itu, Syahrul mendesak Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyampaikan permintaan maaf secara terbuka biar masyarakat mengetahuinya. “Saya pribadi menuntut gubernur minta maaf secara terbuka. Saya sangat tersinggung dengan perlakuannya terhadap Pak Harun,” tegas Syahrul Ujud.
Syahrul juga mengatakan bahwa kegiatan halalbihalal tidak perlu gubernur yang langsung mengundang. “Kan ada organisasi perantau yang bisa memfasilitasi untuk kegiatan seperti halalbihalal itu. Tidak harus gubernur yang langsung mengundang,” kata Syahrul Ujud yang mendapat informasi bahwa acara halalbihalal tersebut lebih banyak dihadiri birokrat Kantor Gubernur.
Secara terpisah, Ketua Badan Koordinasi Kemasyarakatan dan Kebudayaan Alam Minangkabau (BK3AM) Zulfahmi Burhan Dt. Rajo Bagagar yang dihubungi Haluan juga menyesalkan terjadinya peristiwa yang mengecewakan tokoh masyarakat Minang itu oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.
”Seharusnya ini tidak terjadi kalau gubernurnya bijak. Mengapa saya katakan tidak bijak, karena gubernur yang sekarang inilah jika ada pertemuan dengan masyarakat Minang langsung gubernur yang mengundang,” kata Zulfahmi Burhan.
Selama ini kata Zulfahmi, jika ada pertemuan gubernur dengan tokoh masyarakat Minang di Jakarta maka selalu diserahkan kepada organisasi Minang di Jakarta. “BK3AM ini adalah induk organisasi masyarakat Minang di Jakarta yang berjumlah lebih dari 30 organisasi. Gubernur sekarang hanya mau dengan Bakor IKK Padang,” jelas Zulfahmi.
Seperti Rapat Kerja
Hal senada juga diungkapkan Ketua DPRD Sumbar Yultekhnil. Selain menyampaikan kekecewaan beberapa tokoh Minang karena acara terlambat, halalbihalal itu menurut Yultekhnil tidak berjalan seperti harapan dan tujuan.
“Mungkin sudah terlalu terlambat, maka Pak Harun Zain pulang saja. Ini pelajaran untuk kita semua, agar lebih menghargai kegiatan yang akan dilaksanakan,” kata Yultekhnil.
Selain kegiatannya terlambat, sebagian besar undangan yang hadir berasal dari Padang. Bahkan lebih dari 50 persen, merupakan orang atau pegawai dari Padang.
“Makanya saya katakan, seperti mau melakukan rapat kerja saja. Karena yang hadir kepala dinas semua. Sementara tokoh masyarakat yang diharapkan hadir tidak kelihatan. Hanya sebagian kecil yang hadir,” ujarnya kemarin via telepon ketika dikonfirmasi soal kekecewaan orang rantau dengan kegiatan halalbihalal tersebut.
Ia juga mengkritisi dengan tidak adanya dialog, yang dibangun antara perantau dengan pemerintah. Seolah-seolah hanya sekedar menyampaikan informasi dan itu didengar semua kepala dinas. “Mestinya kan tidak seperti rapat koordinasi,” ulangnya.
Potensi perantau katanya cukup besar, terutama dari aspek sumber daya manusia (SDM). Semua itu dapat dimaksimalkan untuk pembangunan Sumbar, karena dari segi SDA Sumbar jelas amat terbatas. “Banyak juga SDM dari Sumbar itu berada di departemen. Itu harus dimaksimalkan untuk pembangunan,” katanya.
Memaksimalkan peran perantau itu, menurutnya, dapat dilakukan saat halalbihalal. “Namun sayangnya tidak banyak perantau yang hadir,” tuturnya.
Sementara Taslim, anggota DPR RI memberi apresiasi atas keinginan Pemprov Sumbar, untuk melakukan halalbihalal. Karena kegiatannya cukup bermanfaat, memberitahukan program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
“Terlepas dari segala kekurangan saat kegiatan, keinginan menyampaikan program pembangunan pada perantau sudah cukup baik. Saya apresiasilah itu. Soal banyaknya peserta dari Padang, itu kan masalah teknis. Lagi pula isi ruangan cukup penuh dan ramai,” ujar Taslim, yang saat halalbihalal didaulat menyampaikan kata sambutan perwakilan dari perantau.
Sambut Kontingen PON
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang dikonfirmasi tadi malam mengatakan, keterlambatannya menghadiri acara halalbihalal di Jakarta bukanlah disengaja atau tidak menghargai perantau Minang. Pukul 06.00 WIB pagi Sabtu itu dia menyambut kontingen Pekan Olahraga Nasional (PON) Sumbar yang baru saja kembali dari Pekanbaru di gubernuran.
“Saya sudah ceritakan bagaimana saya harus pontang-panting dari Padang ke Jakarta untuk tidak mengecewakan para perantau dan tokoh Minang di Jakarta,” katanya.
Pada awal acara hahalbihalal itu, kata Irwan, dia sudah menyampaikan permohonan maaf kepada para perantau Minang atas keterlambatannya .
sh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar