Featured Video

Jumat, 21 September 2012

PON, SUMBAR MEMBANGGAKAN


Semalam, api di koldron yang menyala sejak 11 September lalu perlahan meredup dan akhirnya padam. Ini menandai berakhirnya pesta olahraga multi-iven sekali empat tahun ini. Kota Pekanbaru menjadi kota ketiga di Sumatera yang pernah menjadi tuan rumah PON. Kota lainnya adalah Medan dan Palembang.

Tempik sorak memang membahana dalam acara penutupan, tetapi tempik sorak menandai kemenangan sebagai puncak sebuah perjuangan dalam olahraha sudah berakhir. Yang ada hanya saling rangkul dan salaman sesama atlet, pelatih, oficial, wasit dan panitia.
Apapun, sebagai bagian dari upaya mendaerahkan PON, Riau sudah membuktikan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Jika pun ada yang masih perlu jadi sorotan setelah PON perlalu, cukuplah soal-soal yang menyangkut non-olahraga, misalnya kasus-kasus hukum yang masih membayangi PON XVIII ini.
Sedangkan bagi Sumatera Barat, ini adalah PON yang membanggakan juga, sebab dari target yang dibuat oleh KONI Sumbar, 12 medali emas memang bisa dicapai persis. Hingga penutupan, DKI Jakarta makin kokoh di puncak klasemen dengan menembus lebih 100 keping emas. Peringkat kedua Jabar dengan 94 emas, 77 perak dan 99 perunggu disusul Jatim dengan 83 emas, 80 perak, 84 perunggu. Tuan rumah Riau ada di posisi lima dengan koleksi 42 emas, 37 perak dan 50 perunggu.
Lalu bagaimana dengan Sumatera Barat? Sumbar sendiri ada di posisi 11 dengan raihan 12 emas, 12 perak dan 25 perunggu. Kita rasa itu merupakan usaha yang maksimal sesuai dengan target. Prestasi Sumbar itu sudah sangat bagus menurut kita, karena empat tahun sebelumnya posisi Sumbar ada di urutan ke 16, sekarang naik ke posisi 11. Delapan tahun sebelumnya posisi Sumbar ada di urutan 21.
Maka yang terpenting sekarang adalah bagaimana membuat status di posisi 11 itu sebagai tempat bersitumpu untuk berlari lebih cepat lagi mengejar prestasi di berbagai iven olahraga selepas PON.
Setidak-tidaknya prestasi olahraga Sumbar dapat memberikan kontribusi bagi pemupukan prestasi nasional yang akan diperlagakan di tingkat internasional. Selang beberapa tahun terakhir ini sangat terasa melorotnya prestasi olahraga Indonesia di berbagai iven internasional. Terakhir kali di pesta olahraga antarbangsa Olimpiade London, cabang bulutangkis yang selama ini menjadi tambang emas, justru gagal dan kena diskualifikasi pula oleh IOC.
Kemerosotan prestasi itu tidak boleh membuat masyarakat olahraga jadi kehilangan semangat untuk mengasah pedang lagi membina atlet-atlet mereka. Meski Menpora Andi Mallarangeng membantah anggapan terjadi penurunan prestasi olahraga Tanah Air di sejumlah pesta olahraga nasional dan internasional. Tapi biarlah rakyat saja yang melihat kenyataannya.
Jika Menpora berkilah bahwa dalam SEA Games kita kembali jadi juara umum setelah 14 tahun, kemudian Asian Games kita juga prestasinya meningkat, jumlah emas dan medalinya meningkat tapi semua itu belum membuat torehan prestasi yang memuaskan kita sebagai bangsa yang besar.
Cara membina atlet hendaknya kita perbaiki. Baik Sumbar maupun secara nasional, jangan lagi gantungkan harapan hanya pada satu cabang saja. Misalnya kalau selama ini terlalu bergantung pada bulutangkis, akibatnya ketika bulutangkis anjlok semua jadi berantakan.
enangani olahraga saat ini di daerah-daerah tentu jauh lebih mudah dibanding pada delapan tahun silam.
Sekarang dengan dilindungi Undang-Undang Keolahragaan, di tiap daerah Provinsi sudah ada dinas teknis yang menangani olahraga. Meskipun Dinas Olahraga itu kadang dikaitkan dengan pemuda, tetapi tetap masih relevan dan sangat menolong  untuk melakukan pembinaan yang lebih terarah dan terukur.
Kalau dulu pembinaan olahraga masih berharap pada kerelaan waktu dari tokoh-tokoh pencinta olahraga, sekarang dalam tiap rencana strategis pemerintah di daerah dicantumkan program olahraga.
Maka tinggal kita harapkan empat tahun mendatang dalam iven yang sama, Sumatera Barat akan terus meroket ke posisi papan atas dalam perolehan medali. Kecuali itu, selama empat tahun ke depan tentu banyak Kejurnas yang dapat diikuti oleh masing-masing cabang olahraga untuk menuai prestasi dan mengasah kemampuan menjelang PON berikutnya. Bravo, olahraga Sumbar!***

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar