iga kawanan bandit bersenjata api (bersenpi) laras panjang dan pistol merampok toko mas. Satu saksi mata tewas ditembak. Kawanan ini berhasil membawa 4 Kg emas dan uang Rp150 juta. Diduga ada sindikat.
Tiga orang tak dikenal merampok Toko Mas Mulia milik Haji Yan di siang bolong. Aksi pencurian dan kekerasan dengan menggunakan senjata api itu, menewaskan Khairuddin (57). Peristiwa ini terjadi, Kamis (20/9) sekitar pukul 15.00 WIB di Pasar Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan.
Akibat kejadian itu, Khairuddin yang menyaksikan peristiwa dan berniat menolong akhirnya tewas ditembak pelaku. Emas seberat 4 kg dan uang tunai sebesar Rp150 juta berhasil dilarikan perampok. Saat itu pengunjung pasar sedang ramai.
Bak aksi film perampokan ala Hollywood, tiga bandit ini bereaksi dengan gagahnya di tengah pasar yang memang sedang hari pasar benar. Senjata di tangan ditembakan berkali-kali ke udara.
Menurut penuturan adik korban, Gindo Baro, saat terjadi aksi rampok di Toko Mas Mulia milik H Yan tidak ada warga yang berani mencegah dan mendekat. Haji Yan sendiri hanya bisa pasrah karena pelaku menggunakan senjata api laras panjang dan laras pendek.
Usai merampok emas itu, kebetulan korban Khairuddin sedang melewati tempat kejadian. Ia mencoba untuk menolong dengan cara mengambil batu untuk melempar pelaku. Namun belum sempat batu yang diambilnya itu digunakan, timah panas keluar dari senjata laras panjang pelaku.
Khairuddin tersungkur berlumur darah di depan toko mas itu. Masyarakat yang ada di lokasi menjadi buncah. Akan tetapi, masyarakat yang banyak tidak bisa berbuat banyak karena pelaku meletuskan senjata berkali-kali ke udara. Untung saja masyarakat tidak melakukan perlawanan sehingga tidak menambah jumlah korban.
Gindo Baso menambahkan, sebelum Khairuddin tertembak, ia bersama kakaknya baru selesai sarapan di rumahnya. Khairuddin berencana akan berangkat ke Muara Labuah melihat keluarganya yang sakit.
Saat melewati Toko Mas H Yan (Muliadi) itulah ia memergoki aksi perampokan bersenjata api. Tapi, bagi Khairuddin senjata yang digenggam bandit itu, ia anggap senjata mainan. Lalu, ia mengambil batu untuk melempar kawanan perampok itu. Belum sempat mengayunkan tangannya, senjata laras panjang yang ia duga senjata mainan anak-anak itu menyalak dan peluru langsung mene rusuk kirinya.
Mendengar letusan senjata di siang tegak itu, ratusan masyarakat di pakan itu ketakutan. Sembari melepaskan senjatanya, tiga bandit itu kabur ke arah perkebunan sawit di Magek.
Melihat Khairuddin tergeletak di jalan, Gindo Baro langsung mengangkat korban dan membawanya ke rumah sakit. Namun sesampai di rumah sakit, lelaki pemberani ini sudah menghembuskan napas terakhirnya. Ia luka parah. Timah panas melesat ke rusuk kiri tembus kerus ke arah rusuk kanan.
Semua itu pupus di ujung senjata laras pelaku curas yang biadab. Selain itu, anak korban yang sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi di Padang juga sontak kaget. Ia tidak menduga ayahnya yang ditinggalkan di rumah, sudah meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Diburu
Ketika dikonfirmasikan kejadian ini dengan aparat kepolisian, Kapolres Solok Selatan AKBP Djoko Trisulo membenarkan kejadian itu.
“Pelaku berjumlah tiga orang datang dari arah Magek dengan menggunakan motor vision warna hitam. Setelah merampok, tiga kawanan itu melarikan diri ke arah Magek di perkebunan sawit,” urai Djoko Trisulo.
Ia mengatakan, kini polisi sedang melakukan pengejaran. Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Polres Dharmasraya karena kemungkinan pelaku akan keluar melalui daerah tetangga itu. Akan tetapi, seluruh pintu keluar dari perkebunan sudah dikepung.
Aparat kepolisian di bawah naungan Polres Solsel menyusuri lokasi lari pelaku. Selain itu, pihak aparat juga menemukan kode di pangkal selongsong peluru bertulisan PIN 5.56 00. Jenis senjata belum diketahui karena masih dipegang pelaku. Akan tetapi, analisis kepolisian menyebutkan senjata yang digunakan pelaku mirip dengan SS1.
“Masyarakat diimbau untuk berhati-hati, karena kejahatan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja,” katanya.
Diduga Sindikat
Beberapa waktu lalu, Aksi perampokan bersenjata terjadi di Air Molek, Inhu, Riau, Minggu (10/9). Tak tanggung-tanggung lima toko emas digasak sekaligus oleh kawanan perampok.
Kerugian materi akibat peristiwa ini diperkirakan mencapai Rp2,4 miliar. Bahkan Heri (27) anak i pemilik toko emas Putri Ayu Air Molek meregang nyawa, setelah satu peluru menembus dada kanannya.
Heri tertembak setelah mencoba melakukan perlawanan terhadap kawanan perampok yang merampok tokonya sekira pukul 14.00 WIB. Korban tewas dalam perjalanan ke rumah sakit Indra Sari Pematang Reba karena kehabisan darah.
Menurut salah seorang saksi, Ibnu Sofyan, pemilik Toko Istana Arloji yang bersebelahan dengan Toko Emas Putri Ayu, kejadian berlangsung cepat. Heri berusaha melakukan perlawanan, namun salah seorang perampok yang menggunakan helm dengan kaca gelap langsung menembak Heri. Seketika Heri langsung berlari ke dalam ruko yang membuat darahnya berceceran di lantai.
Sementara itu, kasus serupa terjadi di Sungai Rumbai, Dharmasraya Jumat (20/4) siang. Empat kawanan perampok mengobrak-abrik dua toko emas dan membawa kabur sekitar 7 kg emas dan uang kontan Rp50 juta. Total kerugian sekitar Rp3 miliar.
Sehari sebelumnya, kawanan pencuri juga merampas uang Rp164 juta dari dalam mobil milik toke sawit yang baru saja mengambil uang di salah satu bank di Sungai Rumbai. Penjahat terlebih dulu memecahkan kaca mobil yang sedang diparkir pemiliknya.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar