Niat para pelajar SMKN 5 Padang melayat guru yang meninggal dunia menjadi terganggu, setelah kelompok siswa dari berbagai sekolah menyerang mereka di rumah duka di Kompleks Bariang Indah, Anduring, Kuranji, Padang, Kamis (20/9).
Asal muasal bentrokan yang sempat memicu kemacetan sepanjang dua kilometer. ini bermula ketika para pelajar SMKN 5 yang menggunakan dua bus kota melintas di depan SMA Kosgoro di Jalan Andalas, Padang Timur.
Saat itu diduga mereka ada yang melontarkan kata-kata yang tidak enak dari atas bus kota kepada para pelajar SMA Kosgoro yang sedang duduk di depan sekolahnya. Tidak senang dengan ejekan itu, sejumlaha pelajar SMA Kosgoro bersama pelajar SMK Professional yang kebetulan ada di sana langsung mengejar bus tersebut hingga ke rumah duka.
Baru saja para siswa SMK N 5 sampai di rumah duka, sekelompok siswa yang tergabung dari SMA Kosgoro, SMK Professional dan SMKN 1 Padang menyerang mereka tepat di depan rumah duka. Perang mulut dan lempar batu tidak dapat dihindari di antara dua kelompok siswa ini.
Masyarakat yang melihat tawuran tersebut langsung melerai bentrokan pelajar ini. Namun, ternyata kelompok dari siswa SMA Kosgoro menanti kelompok Siswa Negeri 5 Padang di depan Mesjid Kebenaran sehingga tawuran kembali pecah di depan masjid.
“Mereka berlarian dan saling lempar batu, kami yang gusar mengejar mereka dan lari ke arah Andales, tapi di depan masjid, ada lagi anak dari SMA Kosgoro yang sudah menunggu, dan mereka kembali perang batu,” ujar Ujang (48), salah seorang warga setempat.
Lurah Anduring, Anhal Mulia Perkasa menuturkan tawuran tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WIB setelah siswa dari kelompok SMA Kosgoro menyerang gerombolan siswa SMK Negeri 5 yang sedang melayat ke rumah guru yang meninggal dunia.
“Siswa ini begitu keterlaluan. Masa di saat orang meninggal dunia mereka tetap tawuran. Apalagi lokasinya berada tepat di depan rumah duka,” tutur Anhal.
Masyarakat kesal karena sudah dibubarkan, tawuran itu meletus lagi. Parahnya mereka tawuran di depan masjid. Dari situ dua pelajar berhasil diamankan warga, dan dibawa ke Mapolsekta Kuranji. Sementara beberapa pelajar lainnya kabur saat polisi, dan warga menghalau mereka.
Saat meninjau lokasi, Kepala Sekolah SMK Professional langsung dipanggil lurah, dan berjanji akan menindak siswanya yang memancing tawuran. “Kepala sekolahnya berjanji kepada saya untuk menindak siswa yang terlibat tawuran,” papar Anhal.
Sementara itu, Kapolsekta Kuranji AKP Masrial mengatakan, dua pelajar diserahkan warga ke Mapolsek Ruli Andika (16), dan Yoga Pratama (16). Keduanya pelajar SMK Professional.
“Keduanya memang diamankan di Mapolsekta Kuranji guna menunggu proses selanjutnya. Kami menunggu mereka dijemput pihak sekolah, atau pihak keluarga dengan membuat perjanjian,” ujar Masrial.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar