Tangani Timnas. Pelatih Semen Padang, Nil Maizar ditunjuk sebagai pelatih timnas senior.
Lagu Indonesia Raya berkumandang di udara Stadion gelora Bung Tomo. Saat itulah seorang pria asa Payakumbuh, Sumatera Barat, meneteskan air mata. Sembari terisak tangis, dia mencoba untuk terus melafalkan lagu
kebangsaan “....Indonesia kebangsaanku. Bangsa dan Tanah Airku. Marilah kita berseru, Indonesia bersatu.....”Begitulah episode yang terekam sebelum laga persahabatan antara Indonesia versus Vietnam yang berlangsung bulan lalu di kota pahlawan, Surabaya. Pemandangan mengharukan terjadi sebelum laga ketika pelatih kepala timnas Indonesia, Nil Maizar, berderai tangis demi membela kehormatan Merah Putih. Ironisnya kehormatan Merah Putih yang coba dia usung terkoyak oleh perpecahan yang melanda sepak bola Indonesia. Bukan apresiasi yang mengiringi perjuangan pemain nasional, melainkan perpecahan setelah KPSI membentuk timnas tandingan.
Sebaliknya, Nil Maizar justru menjadi sasaran kecaman. Dia dinilai oleh sejumlah pihak tidak pantas melatih timnas. “Nil Mazar tidak pantas melatih timnas. Dia bukan pelatih berkualitas, jauh dibandingkan Alfred Riedl,” begitu komentar yang meluncur dari Manajer Persib Bandung, Umuh Muhtar mengomentari kinerja Nil Maizar. Apa yang dikatakan Umuh tidak terlepas kebijakan Nil yang dinilai lebih banyak memanggil pemain asal Liga Prima Indonesia atau IPL.
KPSI tidak ketinggalan melontarkan sejurus kata yang memojokkan eks pelatih Semen Padang itu. Bagi KPSI, Nil Maizar dan anak asuhnya adalah sekumpulan tim ”abal-abal”, sedangkan tim asuhan Riedl dianggap sebagai “tim supernya” Indonesia.
Di tengah cacian yang dilontarkan kepada pemain timnas, Nil mencoba buka suara. Dia mempersilakan kalau ada pihak pihak yang ingin mencercanya sebagai pelatih yang tidak berkualitas. Tapi dia meminta, jangan ada pihak mana pun yang melecehkan pemain nasional Indonesia.
"Silakan menyebut saya pelatih yang tidak berkualitas, tapi jangan pernah menyebut pemain- pemain saya tidak berkualitas. Karena merekalah pejuang bangsa yang sebenarnya,” ungkap Nil seperti dikutip laman Liga Prima.
Nil menganggap, seluruh pemain sudah siap mengorbankan jiwa dan raganya untuk Merah Putih. Menurutnya, sangat disayangkan kalau ada pihak-pihak yang terus membawa pemain masuk dalam pusaran konflik sepak bola nasional.
“Merekalah (pemain) yang selalu menerima penghinaan kalian dengan lapang dada, dan tetap terus berjuang demi menjaga kehormatan bangsa."
Apa yang diungkapkan Nil, jadi cermin bagaimana jatuh bangunnya perjuangan timnas yang dia asuh. Awalnya, Nil Maizar memegang kendali timnas setelah Merah Putih menerima hasil memalukan, takluk 0-10 atas Bahrain. Namun selepas itu, Nil perlahan mampu mendongkrang performa Merah Putih.
Di turnamen, An Nakbah, timnas Indonesia mampu lolos ke babak semifinal sebelum takluk dari Palestina 1-2. Pemain timnas juga memperlihatkan semangat juang tinggi ketika berhasil menahan Filipina 2-2 di Manila. Inilah laga resmi perdana Nil menangani Indonesia di ajang resmi FIFA.
Seusai itu, Nil pun didaulat memegang kendali timnas saat menantang salah satu raksasa Asia, Korea Utara. Pada laga ini, timnas yang bermain di Stadion gelora Bung Karno yang sepi penonton, harus takluk 0-2. Di uji coba resminya yang terakhir, Nil Maizar jadi nahkoda saat timnas bermain 0-0 melawan Vietnam di Gelora Bung Tomo.
Ditambah laga non-resmi melawan Brunei Darussalam yang berkesudahan 5-0 untuk Indonesia, performa timnas asuhan Nil Maizar terus mendapat kritikan bahkan hinaan. KPSI pun menantang pemain timnas yang ada di bawah asuhan Nil maizar untuk "diadu" dengan tim asuhan Alfred Riedl.
“Suratnya (tantangan uji coba) akan kami layangkan ke PSSI hari Kamis (4/10). Ini demi mencari pemain-pemain Tanah Air yang memang layak mewakili Indonesia di ajang Piala AFF," ujar pelaksana Sekjen “PSSInya” KPSI, Tigor Shalom Boboy. Dengan enteng, Tigor pun berucap ; “Ke event itu tentu kami juga tidak mau Indonesia menjadi tim pesakitan atau tim yang selalu kalah saat Piala AFF nanti,"
Di tengah deru serangan yang diarahkan kubu KPSI ke timnas asuhannya, Nil Maizar coba untuk tetap tenang. Menurutnya yang terpenting kini bukan untuk terus berkubang dalam polemik atau adu kata. bagi Nil Maizar hal terpenting adalah bersatu demi menegakkan kehormatan Merah Putih di Piala AFF bulan depan.
Karena itulah Nil ngotot untuk menyertakan delapan pemain asal LSI untuk memperkuat timnas di Piala AFF. “Pada prinsipnya saya tidak mau masuk ke lingkaran sana (konflik). Saya ingin fokus melatih dan melatih, daripada malah memperkeruh keadaan,” tutup Nil Maizar.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar