Rencana Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar mengerahkan para dubalang (keamanan adat) untuk mengantisipasi dan mengatasi maraknya aksi kejahatan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Di antaranya datang dari DPRD Sumbar dan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumbar.
Ketua Komisi I DPRD Sumbar, Muzli M Nur melihat reaksi yang ditunjukkan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar merupakan bentuk dukungan dari masyarakat kepada aparat penegak hukum.
“Ini sebagai cerminan bahwa masyarakat Sumbar ingin bersatu mengumpulkan kekuatan secara penuh untuk memberantas kriminalitas di Sumbar. Dengan kata lain, masyarakat ingin bersinergi dengan aparat,” kata Muzli, kemarin (5/10).
Namun demikian, dia mengingatkan aparat keamanan tidak lantas berleha-leha dengan sistem pengamanan melekat itu.
“Justru kita minta intensitas kinerja aparat lebih ditingkatkan lagi,” ajaknya.
Sebagai komisi yang bermitra dengan Polda Sumbar, Muzli menyadari rasio personel polisi dengan jumlah masyarakat tidak sebanding. “Tapi bukan ini menjadi indikatornya, melainkan bagaimana kinerja aparat itu ditingkatkan,” imbuh purnawirawan polisi itu.
Menurutnya, pelaku kejahatan kian canggih membaca situasi dan memanfaatkan kelengahan aparat saat melancarkan aksi. Inilah yang harus disikapi polisi agar tidak lengah dan waspada setiap saat. “Sikap intelegensi aparat harus ditingkatkan, agar lebih peka,” ujarnya.
Dia menilai, pengerahan dubalang sangat positif dan efektif. Dia mencontohkan sistem keamanan adat yang diterapkan di Bali dengan memaksimalkan keamanan adat yang dinamakan pecalang.
“Pecalang ini ditakuti dan dihormati oleh masyarakatnya. Mereka terdepan dalam antisipasi tindakan kejahatan. Dengan sendirinya tugas aparat terbantu,” paparnya.
Pecalang dibentuk di masing-masing desa untuk menjaga keamanan dan ketertiban terkait pelaksanaan adat dan upacara keagamaan. Keberadaan pecalang dalam penegakan hukum adat diatur dalam pasal 17 Perda 03/2001.
Kini, pecalang berkembang menjadi garis terdepan sebagai satuan pengaman di tingkat desa. Mereka sukses membuat nyaman wisatawan, acara-acara besar dan kenyamanan di lingkungan masing-masing.
Di sisi lain, Pengprov Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumbar menyatakan dukungannya terhadap upaya LKAAM mengerahkan para dubalang menjaga stabilitas daerah.
Menurut Sekretaris IPSI Sumbar, Adib Alfikri, sinergisitas dubalang dengan aparat keamanan bisa menutup celah kriminalitas yang sudah sangat meresahkan masyarakat. “Saya kira ini gagasan cemerlang. Sinergisitas dubalang dengan pihak keamanan, bisa memperkokoh sistem keamanan lingkungan (siskamling) kita,” kata Sekretaris Dispora Sumbar tersebut kepada Padang Ekspres di ruang kerjanya, kemarin.
Dia mengaku prihatin dengan maraknya aksi kejahatan di Sumbar. Kondisi itu tak lain akibat lemahnya sistem kemananan sehingga membuka celah pelaku tindakan kejahatan memainkan perannya.
Jika tidak segera dicarikan solusinya, masyarakat semakin dihantui keresahan. Karena itu, perlu gagasan memperkuat sistem keamanan dimulai dari tingkat RT hingga kecamatan.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, Ketum IPSI Padang tersebut, mengusulkan agar setiap dubalang perlu mendapatkan bekal. Salah satunya dengan olahraga beladiri pencak silat. Ini sekaligus untuk kembali menggairahkan beladiri pencak silat ke tengah-tengah masyarakat, terutama silat tuo.
“Kita siap memfasilitasi para dubalang tersebut. Namun bagaimana teknis pelaksanaannya, perlu koordinasi memberdayakan organisasi-organisasi yang ada di masyarakat untuk membantu tugas aparat kemanan. Karena menjaga keamanan tersebut, tidak hanya menjadi tugas kepolisian dan pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab bersama,” ungkap Adib Alfikri.
Diberitakan sebelumnya, LKAAM Sumbar siap membantu polisi dan pemerintah daerah mencegah kejahatan dengan mengerahkan para dubalang. Lembaga para pucuk adat itu menilai aksi kejahatan di Sumbar sudah masuk kategori kejadian luar biasa (KLB) yang mesti disikapi segera. (*)
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar