Featured Video

Sabtu, 03 November 2012

Ahli Bedah Vaskuler 30 Persen Asal Minang


Ahli bedah vaskuler di Indonesia terbilang langka. Saat ini hanya ada 16 ahli bedah vaskuler. Hebatnya, 30 persen dari ahli bedah tersebut berasal dari Minang.

“Ahli bedah vaskuler memang masih sedikit di Indonesia, 5 dari 16 ahli itu berasal dari Minang. Sebanyak 4 dari 5 dokter ahli itu merupakan alumni Unand,” ujar Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Fakultas Kedokteran Unand Jabodetabek, Mulyadi Muchtiar.
Menurut dia, seorang ahli bedah vaskuler sangat dibutuhkan, karena bedah vaskuler dapat membantu pasien yang mengalami permasalahan dengan pembuluh darah, seperti pecah pembuluh darah akibat kecelakaan.
“Ahli vaskuler dapat membantu menyambungkan pembuluh darah yang pecah, sehingga darah dapat kembali mengalir ke seluruh tubuh,” jelas Mulyadi.
Bedah vaskuler juga dapat membantu mengurangi kemungkinan pasien yang harus amputasi karena pembuluh darahnya tidak berfungsi. Vaskuler tidak hanya sebatas operasi saja tapi juga penangganan pasca operasi, seperti obat yang dikonsumsi dan fisioterapi.
Seorang alumni Unand yang menjadi ahli bedah vaskuler, Ismon Kusasi. Menurut Ismon, dunia vaskuler penuh tantangan, karena harus menghilangkan kata kesalahan dalam bekerja.
“Sedikit saja kesalahan akan berakibat fatal untuk pasien. Mungkin ini berkaitan dengan jiwa gigih urang awak dalam mencapai sesuatu,” ujar Ismon Kusasi.
Sekretaris IKA FK Unand Jabodetabek ini mengatakan, banyaknya lulusan Unand yang menjadi ahli bedah vaskuler merupakan bukti dari kejayaan Unand.
Dijelaskannya, saat lulus dari Unand yang didapatkannya tidak saja kemampuan akademik tapi juga pemahaman tentang adat istiadat yang kuat denan pendidikan surau. Sehingga bisa jadi bekal dasar dalam menghadapi gelombang kehidupan.
Sedangkan tekait teknologi bedah vaskuker Indonesia dengan negara lain, Ismon mengakui Indonesia tertinggal 20 tahun dari negara lain. Tapi, menurutnya, itu tidak akan menyurutkan langkah untuk semakin maju dalam bidang vaskuler.
“Kita harus semakin terpacu untuk menambah ilmu, dengan rajin mengikuti pelatihan, seminar, simposium bahkan pendidikan endovaskuler di luar negeri,” pungkasnya.
Hal ini yang menjadi pertimbangan IKA FK Unand membuat acara reuni nasional dan simposium yang dilaksanakan 15-17 November di Lumire Hotel, Jakarta. 

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar