Featured Video

Jumat, 21 Desember 2012

3 POLISI TEWAS DITEMBAK POSO


Tiga anggota Brimob tewas setelah terlibat aksi baku tembak dengan kelompok tak dikenal di Desa Tambarana, Poso Pesisir dan sekitar Gunung Kalora, Sulawesi Tengah, Kamis (20/12) sekitar pukul 11.00 WIB. Sedangkan 3 Brimob lainnya luka-luka.

Kabag Penerangan Umum (Penum) Mabes Polri Kombes Agus Rianto menyatakan, kon­tak tembak terjadi ketika polisi melakukan patroli. Di lokasi kejadian, ada sekelompok orang. Ketika didekati, ke­lompok terse­but tiba-tiba menembaki polisi.
“Tiga anggota Polri meninggal dan 3 lainnya terluka,” kata Agus di kantor Direktorat Tindak Pidana Narkoba Mabes Polri, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur. Tiga polisi yang meninggal adalah Briptu Wayan, Briptu Ruslam, dan Briptu Narto. Mereka dibawa ke RSUD Poso. Sementara ketiga korban luka adalah Briptu Eko, Briptu Sis­wandi, dan Briptu Lulu.
“Anggota yang terluka, kena tembakan di bagian perut, dada, dan dagu. Mereka dilarikan ke RS Parigi Poso,” jelasnya.
Kepala Biro Penerangan Ma­syarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan pada kejadian itu sebanyak 10 sampai 15 anggota Brimob yang sedang melakukan patroli diserang puluhan kelompok bersenjata. Dalam peris­tiwa baku tembak tersebut, pelaku juga berusaha merampas senjata polisi. Satu senjata SS1 berhasil dibawa pelaku.
“Penyelidikan di lapangan, pelaku melarikan diri dan sempat merampas senjata anggota. Satu senjata SS1 dicuri,” terang Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Akibat serangan itu, tiga anggota Brimob tewas yakni, Briptu Ruslan ditembak di bagian kepala, dan Briptu Wayan Putu dan Briptu Winarto, ditembak di bagian dada. Selain itu, dua anggota, yakni Briptu Eko dan Briptu Siswandi menderita luka berat akibat tembakan di bagian perut dan leher. Satu anggota lainnya, Briptu Lungguh, menderita luka ringan. Saat ini, ketiganya masih dirawat di Rumah Sakit Parigi.
Pelaku penyerangan diduga berjumlah sekitar 10 orang. Satu pelaku berhasil ditangkap dalam keadaan hidup yang diduga kelom­pok teroris di Poso. “Upaya penge­jaran terhadap pelaku masih dilakukan. Aktivitas di lapangan masih berjalan, “ lanjut Boy.
Tiga Pelaku Ditangkap
Polisi bergerak cepat. Lebih dari lima orang ditangkap dan diperiksa, karena terlibat dalam penyerangan tersebut. “Kelompok pelaku berhasil ditangkap dan saat ini dilakukan pengembangan,” kata Kabag Penum Mabes Polri Kombes Agus Rianto di kantor Direktorat Tindak Pidana Narkoba Mabes Polri.
“Lebih dari 5 orang ditangkap,” jawab Agus ketika ditanya soal jumlah pelaku. Agus belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut mengenai peristiwa tersebut, terutama mengenai identitas pe­laku, motif, dan senjata yang digunakan. “Kemungkinan senjata laras panjang, masih berusaha diungkap,” jelasnya.
Wakil Kepala Polri Komjen Nanan Sukarna menyebut, gugurnya tiga anggota Brimob merupakan risiko dari tugas anggota kepolisian. “Maaf saya buka-buka handphone, bukan apa-apa, ini ada kabar tiga anggota polisi meninggal di Poso. Itulah bagian risiko menjadi anggota polisi,” ucap Nanan tanpa mengu­capkan belasungkawa.
Pernyataan tersebut disam­paikan­nya saat menjadi pembicara di seminar ‘Relasi Negara dan Agama dalam Sistem Demokrasi, Problematika Ngara Dalam Mena­ngani Intoleransi Agama’, di Aula Universitas Paramadina, Jl Gatot Subroto, Jakarta, kemarin.
Penambahan personel Brimob dari Mabes Polri telah dilakukan sebelumnya, untuk membantu operasi teror yang selama ini kerap terjadi di wilayah Poso. Personel bantuan tersebut, kata Nanan, berada di Sulteng sampai batas waktu yang tidak ditentukan. “Mereka tetap standby di sana, ya harusnya sampai dengan selesai,” katanya.
Di Desa Kalora memang kerap terjadi baku tembak dan pelem­paran bom terhadap aparat saat akan menangkap kelompok teror, apa tidak dikepung saja kalau alat buktinya cukup? “Sudah, pasti sudah dikerjakan oleh mereka (personel Brimob). Tapi kan belum ketangkap semua. Mudah-mudahan ini bisa berhenti,” jawab Nanan.
Nanan menambahkan, pihaknya membutuhkan dukungan masya­rakat guna menyelesaikan konflik teror yang kerap membayangi Poso. “kita butuh dukungan dari masya­rakat, maksudnya bukan dukungan nangkapi, tapi dukungan informasi kemudian hal-hal yang bisa me­nyetop mereka berbuat,” kata Nanan. 


s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar